22. Menyerah

468 20 5
                                    

"Jadi sebenarnya... anak yang saya kandung ini adalah..." Ana menggantung ucapannya karena melihat perempuan yang menangis tersedu memakai baju pengantin

"Oh jadi dia calonnya Raka, cantik sih. Tapi cengeng"

"Anak siapaa?" gertak Kamath

"Sabar pah," lerai Evellyn mengusap tangan Kamath agar tidak terlalu tersulut emosi

"Anak yang saya kandung adalah anak  dari Raka Rafisqy Melviano. Kami pernah tidur bareng saat kepulangan Raka dari Inggris tiga bulan yang lalu. Dan sekarang kandungan saya sudah berumur dua bulan lebih, selama itu pula saya mencari keberadaan Raka yang tiba-tiba hilang. Saat saya menemukan keberadaan Raka, saya juga mendapat informasi kalau Raka akan menikah, dan berhubung sekarang saya sudah bertemu dengan Raka, gak ada salah nya dong saya minta pertanggung jawaban dari ayah anak ini" lanjut Ana mengarang-ngarang cerita.

Semua sangat terkejut atas penuturan Ana. Apalagi Kamath, Kamath tidak menyangka anak yang selama ini ia banggakan dan di didik dengan penuh perhatian justru sekarang malah berani-beraninya merusak anak gadis orang.

"Raka! Kamu benar-benar mempermalukan keluarga Melviano! Sejak kapan papah ajarkan kamu menjadi laki-laki brengsek?!" Kamath sudah benar-benar emosi

"Enggak pah! Yang dia omongin tadi itu bohong! Papah kan tau sendiri selama-" ucapan Raka terpotong

"Sudahlah! Kita batalkan perjodohan dan pernikahan ini, cukup tali persahabatan saja yang ada antara keluarga Larez dan Melviano" potong Algi lalu meninggalkan ruang rengah diikuti oleh Fina, dan Qinan sekarang berada dipelukan Kiara.

"Kamu benar-benar buat Keluarga kamu malu Raka! Papah kecewa sama Kamu!"

"Ayo mah," lanjut Kamath mengajak Evellyn

Semua keluarga pun meninggalkan rumah Qinan. Dan sekarang di ruang tengah hanya tersisa Satria,Edzard,Raka,Qinan,dan Kiara.

"Qinan, kamu percaya kan sama aku? Sumpah Qi, aku gak pernah ngapa-ngapain sama dia. Dia emang mantan aku tapi aku sama sekali gak pernah nyentuh dia. Qinan, kamu percaya kan sama aku?"

Qinan tidak melepaskan pelukannya dari Kiara. Qinan pun tidak ada niatan untuk menyahuti perkataan Raka. Qinan benar-benar kecewa meskipun dalam hati kecilnya Qinan tidak percaya dengan ucapan Anggriana.

"Qinan aku mohon, percaya sama aku" Raka menundukkan kepalanya dan tiba-tiba

Bugh

Satu tinjuan dari Satria berhasil mendarat di sudut bibir kanan Raka dan membuat Raka tersungkur.

"Egois banget lo jadi cowok! Lo udah hamilin perempuan lain, dan lo gak mau kalo Qinan percaya sama ucapan cewek itu? Brengsek!" Satria meninju lagi permukaan wajah Raka dan kini kedua sudut bibir Raka mengeluarkan darah.

Raka tak membalas karena Raka tak ingin membuat keributan, biarlah sekarang Raka habis ditangan Satria daripada Raka harus hidup tapi Qinan tidak mempercayainya dan malah akan meninggalkannya.Satria sudah mengangkat tangannya yabg mengepal, siap melayangkan tinjuan ke 3 nya kearah Raka. Namun Edzard langsung menahannya.

"Ngapain lo tahan gue? Hah?"

"Percuma lo selesai-in masalah dengan otot bukan otak! Yang ada malah nambah banyak masalah, bukan selesai"

"Ini bukan masalah otot atau otak! Ini masalah adek kita, Qinan. Lo rela adek lo satu-satu nya hidup sama cowok brengsek dan egois kayak dia? Hah?"

Edzard menghela nafasnya, "emosian banget gue punya abang"

"Bukan gitu maksud gue! Kita bicarain baik-baik sekarang, kasih kesempatan buat Raka jelasin semuanya, nanti kita cari solusi, dan keputusan kedepannya buat Qinan sama Raka gimana" ucap Edzard

SKDT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang