13. Raka

390 24 0
                                    

HappyReading!
.
.
Qinan belum bertanya atau berbicara sepatah kata pun kepada Raka karena saat ini, diruangannya tengah didatangi oleh orang tua Raka, Fina, Algi, dan Satria. Jadi Qinan tetap sok jual mahal agar orang tua Raka dan kakak-nya mengira bahwa memang Qinan sangat tidak ingin perjodohan ini dilakukan karena memang itu juga kenyataannya.

"Gimana sayang keadaannya?" tanya Evellyn lembut dan penuh perhatian.

"Alhamdulillah tante sudah agak mendingan," jawab Qinan sopan sambil tersenyum sangat manis. Namun tatapannya seperti menutupi keganjalan.

Evellyn tersenyum tak kalah ramah dan manis dan tentunya tau arti dalam tatapan Qinan, karena juga sudah mendengarkan cerita dari Raka kemarin.

"Kamu tau Nak? Kenapa disini kami sangat lengkap?" tanya Evellyn langsung.

Qinan mengernyitkan dahinya dan menggeleng kecil.

"Kami semua menjemput Qinan untuk pulang kerumah," lanjut Evellyn tersenyum membuat senyuman manis Qinan tercetak disana, bukan pertama kalinya bagi orang tua Raka melihat senyuman seperti ini, karena Qinan pernah menunjukkannya saat makan malam waktu itu.

Bagi Raka? Raka baru melihat senyuman seperti itu lagi setelah sekian lama Raka mencari. Sampai-sampai tanpa sadar Raka ikut tersenyum melihat senyuman Qinan.

"Mih, Pih beneran?" tanya Qinan meyakinkan

"Iya sayang," jawab Fina berbarengan dengan anggukan Algi.

Senyum Qinan semakin merekah, dan kini menunjukkan rentetan gigi putih nya.

***

Qinan sampai dirumah pukul 08:12 WIB tadi, dan sekarang jam menunjukkan pukul 10:00 WIB. Evellyn dan Kamath sudah pamitan sejak beberapa menit setelah Qinan sampai. Dan kini, di Ruang keluarga terdapat Qinan, Raka, dan Satria. Algi kembali ke kantor karena saat ini Algi belum mendapatkan tugas lagi sebagai pilot. Dan Fina sedang membuat cup cake untuk pelengkap diperkumpulan anak-anaknya dan calon menantunya.

"Ka, udah mulai suka gak nih sama Qinan?" tanya Satria meledek keduanya.

Raka hanya tersenyum simpul.

"Kata Qinan, dia bisa aja cinta sama lo asal lo jangan nyebelin tapi kadang Qinan juga suka sama lo katanya pas lo bikin Qinan kesel apalagi-" ucap Satria mengada-ngada dan akhirnya terpotong oleh sang empunya.

"Berisik Bang Satria! Kebiasaan suka ngomongin orang yang enggak-enggak. Tampol juga nih," potong Qinan sambil mencubit perut Satria sampai meringis kesakitan.

"Emang iya sii, lo kira gue gak bisa masuk kamar lo terus buka buku diary lo?" Satria akhirnya keceplosan karena telah membaca buku diary Qinan tanpa sepengetahuan pemilik buku itu.Qinan melototkan matanya terkejut, dan langsung memukul bahu kanan Satria dengan keras.

"Ih Gak sopan! Itu kan privasi, kenapa Bang Satria buka tanpa sepengetahuan Qinan sih? Jadi cowok kok gak punya tata krama banget, malu-maluin aja! Kayak yang gak pernah diajarin buat minta izin kalo mau tau privasi orang lain!" omel Qinan sesekali menonjoki lengan kanan Satria.

"Aduh sakit, lagian bukan cuma gue yang baca buku diary lo" bela Satria membocorkan semuanya.

Qinan tambah membelakkakan matanya karena tidak percaya.

"Siapa lagi hah?" tanya Qinan dengan nada angkuh

"Edzard lah, kita kan kalo mau ledek lo pasti sekongkol" jawab Satria santai.

Kebetulan Satria duduk disebelah kanan Qinan, dan langsung mendapat pukulan dari Qinan yang menurut Satria ini adalah kekuatan terlemah apabila laki-laki yang melakukannya.

SKDT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang