"Benar kata orang,terkadang apa yang ada dalam hati tidak sesuai dengan apa yang diucapkan lisan"
."Seangkatan sama kita,"
"Hah?" Kiara jelas terkejut setelah mengetahui adik angkat Raka. Kenapa dia sangat berani melakukan hal seperti ini? Jika difikir lagi, anak itu baru 1 tahun menjadi bagian dari keluarga Raka tapi kenapa dia sudah berani mencampuri urusan kakak angkatnya?
"Pulang sekolah, lo harus temenin gue ketemu sama dia" ujar Qinan
"Berarti lo juga bakal ketemu sama Kak Raka?" tanya Kiara
"Enggak, soalnya ini tuh alamat Apartemen punya Kak Raka tapi ditinggalin dia soalnya Apartemen Kak Raka deket sama sekolah dia"
"Kok lo tau?"
"Jadi waktu itu Kak Raka pernah cerita sama gue kalo dia sempet dibeliin Apartemen sama Papah nya karena dia semangat buat sembuh waktu pengobatan di Luar Negeri tapi pas Kak Raka udah sembuh dan balik Ke Indonesia, Tante Evellyn adopsi anak dari panti asuhan buat nemenin Kak Raka" jawab Qinan
"Tapi, kok adiknya Kak Raka gak sekolah disini?"
"Iyakan tadinya juga Kak Raka sekolah disana tapii karena perjodohan itu Kak Raka pindah buat deketin gue lagi biar gue cepet inget katanya makanya Kak Raka pindah kesini," mata Qinan terlihat sudah berkaca-kaca saat menceritakan semuanya mungkin karena mengingat kejadian bersama Raka.
"Udahlah jangan sedih-sedih, kan udah kejadian juga. Sekarang tinggal lo nya aja mau maafin Kak Raka apa enggak,"
Qinan tiba-tiba menangis dengan menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.
"Loh, kok malah nangis? Jangan nangis dong," Kiara yang terkejut Qinan tiba-tiba menangis langsung memeluk Qinan dan untungnya pelajaran terakhir tidak ada alias jam kosong karena guru nya tiba-tiba ada urusan. Jadi tidak khawatir apabila tiba-tiba datang guru atau staff T.U untuk memberi tugas.
Untung saja sebagian anak laki-laki sedang bermain gitar dan bernyanyi tidak jelas jadi tangisan Qinan tidak terlalu terdengar. Setelah sepersekian menit akhirnya Qinan berhenti menangis dan Kiara melepaskan pelukannya.
"Lo kenapa kok malah nangis?" tanya Kiara lembut sambil menghapus air mata Qinan
"Ya lo bayangin aja Ki, gue sama Kak Raka deket udah lama banget terus tiba-tiba gue hilang ingatan dan itu cuma tentang Kak Raka. Kalo satu bulan dua bulan gue gak papa tapi ini bertahun-tahun dan ngebayangin perjuangan Kak Raka demi gue inget lagi itu sakit banget Ki, disaat kita udah ketemu gue malah nolak mentah-mentah Kak Raka padahal Kak Raka adalah orang yang selama ini gue cari. Dan setelah gue inget semuanya, Kak Raka malah bikin gue kecewa dengan kenyataan Ana. Gue kesel banget sama dia tapi hati gue gak bisa bohong kalo gue masih sayang sama dia dan sekarang gue tau dia sakit aja harus dari Bang Edzard itupun gue gak tau dia sakit apa. Rasanya gue pengen kayak dulu aja gak inget Kak Raka biar gak sesakit ini," air mata terus bercucuran membasahi pipi mulus Qinan tanpa ia seka. Kiara pun membiarkan Qinan mengeluarkan semua unek-unek nya selama ini yang mungkin disembunyikan dari Kiara.
"Iyaa gue ngertii. Gue seneng akhirnya lo ngakuin kalo lo masih sayang sama Kak Raka dan gue harap Ayah dari anak yang Ana kandung itu bukan Kak Raka biar kalian bisa flashback," ujar Kiara antusias agar Qinan tetap yakin dan berfikir positif.
"Udah jangan nangis lagi ah, jelek lo" Kiara mengahapus sisa-sia air mata Qinan.
Qinan menghela nafasnya lalu tersenyum. Rasanya sangat lega sekali ketika semua yang selama ini yang dipendam sudah dibicarakan. Ternyata benar, bahwa menyimpan masalah sendirian itu hanya akan membuat kita susah dan merasa terbebani. Qinan menyesal selama ini menyembunyikannya dari sahabatnya yang jelas-jelas sudah lama dekat dengannya. Bukan Qinan tidak percaya terhadap Kiara tapi kemarin Qinan hanya belum siap untuk menceritakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKDT [REVISI]
Fiksi Remaja"Mau menolak dengan cara apapun, jika kau adalah takdirku maka kau akan bersamaku." -Raka "Dan mau memaksa dengan cara apapun juga jika kau bukan takdirku, maka kau tidak akan pernah bersamaku." -Qinan Start : 11 Februari 2020📍 Finally : 22 Juli 20...