Sesudah Qinan memberikan keputusannya, baik Raka maupun Afrizal keduanya sama-sama terkejut apalagi Afrizal. Sebesar itu rasa sayang Qinan terhadap Raka? Atau ini hanya settingan Qinan agar Qinan tak bersama nya lagi? Sebesar itu kesalahan Afrizal pada Qinan saat itu sampai-sampai Qinan tak mau menerimanya lagi?
"Kok keputusannya itu sih?" tanya Raka sewot
"Ya emangnya kenapa? Kan kalian minta keputusan aku ya udah ini keputusan aku," jawab Qinan sama-sama tidak santai
Raka berdecak lalu memalingkan pandangannya kearah pintu keluar. Lalu, tangannya mengambil sesuatu dari jaket yang sedari tadi tidak ia lepas dan menunjukkannya pada Qinan.
Qinan menerima barang itu yang ternyata itu adalah tiket pesawat dengan waktu penerbangan 1jam lagi. Wajahnya menjadi wajah antara terkejut dan bingung lalu meminta penjelasan pada Raka.
"Hari ini gue mau balik lagi ke Inggris untuk lanjutin pendidikan gue karena tugas gue untuk jagain lo udah selesai. Dan nanti jam setengah enam gue berangkat kesana dan tinggal disana sampai gue jadi sarjana nanti," jelas Raka
Qinan benar-benar terkejut dan sedikit kecewa karena Raka tidak memberi tahunya dari jauh-jauh hari. Setidak penting itukah Qinan sekarang dihidup Raka?
"Sama Ana juga?" Qinan refleks bertanya seperti itu, entahlah saat Raka mengatakan ia akan pindah ke Inggris nama Ana langsung terbesit difikirannya.
"Ngapain? Toh gue udah udah jelasin pelakunya Rafael, dan Rafael udah mau bertanggung jawab sama apa yang dia lakuin. Otomatis,urusan gue sama Ana selesai kita cuma sebatas mantan," jawab Raka
Kemudian cairan bening dari matanya keluar secara perlahan dan tanpa seizin pemilik mata.
"Kakak udah bener-bener lupain Qinan ternyata?" tanya Qinan dalam tangisnya
Raka langsung menoleh kearah Qinan. Jujur hatinya sangat sakit melihat Qinan menangis apalagi itu dikarenakan olehnya. Ingin rasanya ia mengusap air mata Qinan namun jika begitu,pertahanannya selama ini untuk tidak perhatian pada Qinan akan runtuh begitu saja dan Raka tidak ingin itu terjadi.
Begitu pun dengan Afrizal,namun alasan Afrizak tidak ingin menghapus air mata Qinan adalah karena Afrizal takut Qinan akan marah karena berani menyentuhnya.
"Gak usah cengeng,kan lo sendiri yang bilang gak ada kesempatan kedua buat gue. Dan sekarang gue berhasil buat ulangin harapan itu," seru Raka tegas
Tiba-tiba Qinan menggeser kursi duduknya menjadi lebih dekat dengan Raka dan langsung memeluk Raka begitu saja sambil menangis di dada bidang Raka.
Gila gak tuh Qinan main nyosor aja sore-sore mana di warung Ramen tapi untungnya warung belum terlalu ramai karena akan ramai pada saat malam tiba.
"Tapi aku gagal kak, aku masih sayang sama kakak. Aku gak bisa lupain kakak,aku gagal" ujar Qinan dengan suara yang terbenam karena wajahnya ia hadapkan di dada milik Raka.
Raka maupun Afrizal tambah terkejut karena tingkah Qinan. Bahkan Alexa dan Dhira-pun ikut mengalihkan perhatiannya pada meja Qinan.
"Aku gak mau kehilangan kakak untuk kesekian kalinya, cukup setelah kita kecelakaan dan skandal itu. Jangan untuk sekarang dan kedepannya," lanjut Qinan masih menangis.
Jujur saja saat ini Raka ingin sekali membalas pelukan Qinan namun sekuat tenaga Raka menahannya. Ia harus tetap kuat dengan pendiriannya. Dengan tekad yang yakin, Raka menjauhkan tubuh Qinan dan memaksa Qinan untuk melepaskan pelukannya.
"Tapi gue gak bisa," ujar Raka langsung berdiri setelah melepas pelukan Qinan
"Gue duluan, gue pamit semoga lo bisa buka hati buat Afrizal. Gue yakin lo bisa," lanjut Raka lalu berjalan kearah pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKDT [REVISI]
Teen Fiction"Mau menolak dengan cara apapun, jika kau adalah takdirku maka kau akan bersamaku." -Raka "Dan mau memaksa dengan cara apapun juga jika kau bukan takdirku, maka kau tidak akan pernah bersamaku." -Qinan Start : 11 Februari 2020📍 Finally : 22 Juli 20...