30.Canggung

314 23 2
                                    

MINAL AIDZIN WALFA IDZIN SEMUA😙🤗
.
Happy Reading👋
.
.
Qinan dan Kiara menghela nafasnya kasar karena sudah berjam-jam mereka mencari keberadaan Rafael namun tidak juga ditemukan. Sudah mengunjungi rumah Raka,sekolah nya Rafael, apartemennya apalagi. Namun nihil Rafael tidak ditemukan entah dimana anak itu berada.

Qinan sebenarnya ber-opini bahwa Rafael ada di tempat yang pada saat itu Rafael menelfonnya namun sayang Qinan tidak tahu dimana tempat itu. Hari juga sekarang sudah sore, akhirnya Qinan dan Kiara beristirahat sejenak di masjid pinggir jalan sambil melaksanakan sholat ashar karena jam sudah menunjukkan pukul setengah empat.

"Kita kemana lagi ya harus nyari si Rafael?" tanya Qinan masih dalam balutan mukenanya karena baru saja mereka selesai melaksanakan sholat dan bertadarus sebentar.

"Emang lo gak tau dimana tempat tongkrongan dia?"

"Ya enggak makanya. Kalo gue tau langsung aja kesana gak usah ke sekolahnya tadi,"

"Lo gak punya nomor nya juga?" tanya Kiara

"Enggak lah buat apa," jawab Qinan membuka mukenanya dan melipatnya kembali karena sepertinya ada beberapa pengendara lain yang akan melaksanakan sholat disini.

"Ya kali gitu kan calon adek sama kakak ipar," ujar Kiara langsung mendapat pukulan dilengannya.

"Dih kok malah mukul, emang iya kan?"

"Ya itu dulu,"

"Emang sekarang? Iya juga kan?"

"Tau ah, ayok lah langsung ke rumah sakit aja. Udah sore ini gue gak mau ya Ana lama-lama nungguin Kak Raka," ujar Qinan menarik Kiara keluar mesjid.Mereka-pun segera memasuki mobil yang dikendarai oleh Kiara langsung dan segera menuju ke rumah sakit.

***

Sesampainya di rumah sakit, Kiara tidak langsung pulang karena ingin menjenguk Raka mumpung sudah dipindahkan ke ruang rawat inap dimana orang yang menjenguk tidak dibatasi seperti di ruang ICU kemarin.

Qinan-pun membuka pintu kamar inap Raka dengan jantung yang berdetak tidak karuan dikarenakan ia akan bertemu dengan orang yang selama ini ia jauhi dan berusaha untuk melupakannya sehingga berdampak buruk pada orang itu.

"Ki, pas nanti di dalem terus misalkan Kak Raka lagi bangun gue harus apa?" tanya Qinan yang tiba-tiba tidak jadi membuka pintu.

"Ish lo ngagetin aja kirain ada apaan gak jadi buka pintunya,"

"Ya maaf."

"Gue harus gimana kii?" lanjut Qinan

"Ya lo sapa dialah,tanya keadaannya terus jangan lupa buat senyum sama dia. Urusan masalah lo jauhin dia kemaren-kemaren gak usah lo ungkit dulu takutnya Kak Raka malah down," jawab Kiara diangguki oleh Qinan.

Dan akhirnya Qinan membuka pintu kamar inap Raka yang langsung menyaksikan 2 orang yang sedang bercengkrama, tidak! Hanya satu orang yang berbicara karena yang diajak bicara hanya diam dengan tatapan kosongnya.

"Assalamu'alaikum," salam Qinan dan Kiara saat masuk membuyarkan lamunan Raka yang bosan mendengar ocehan Ana yang sama sekali tidak penting menurutnya. Begitupun Ana, dia langsung menoleh ke arah Qinan dan Kiara dengan tatapan tidak sukanya.

"Wa'alaikumussalam," jawab Raka antusias dan wajahnya seketika berbinar memancarkan kebahagiaan. Entah apa yang membuatnya seperti itu.

SKDT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang