10.Hanya waktu

410 25 5
                                    

Malam minggu ini, Keluarga Algi diundang untuk makan malam bersama keluarga besar Melviano sekaligus membahas perjodohan Qinan dan Raka. Selain itu akan memperkenalkan Qinan pada keluarga besar Kamath -Papah Raka, Sahabat Algi-

Malam ini, Qinan terlihat sangat berbeda dengan gaun polos berwarna biru navy yang panjangnya dibawah lutut Qinan. Rambutnya ia biarkan tetap tergurai rapih hanya sedikit rambutnya yang bagian samping depan ia kepang kecil dan dijepitkan kebelakang. Qinan memakai heels yang senada dengan tas selempang kecilnya yang berwarna hitam.Semua yang berada di ruang tamu sangat kagum melihat Qinan malam ini.

"Ya Ampun... Anak mamih cantik nya nambah banget malem ini," Fina langsung merangkul sayang putrinya.

"Kan turunan dari Mamihnya," ucap Qinan memeluk pinggang Fina

"Bisa aja putri Mamih," Fina mencium pipi kiri Qinan singkat.

"Baru nih adek gue," sahut Satria menarik hidung Qinan

"Ih sakit!" rintih Qinan memukul tangan Satria.

"Lagian abang Qinan cuma satu! Bang Edzard aja" ucap Qinan merangkul lengan Edzard yang dimasukkan kedalam saku celana setelah terlepas dari rangkulan Fina.

"Dih kok gitu?" Satria sewot

"Soalnya bang Edzard jarang bikin Qinan kesel. Bang Satria mah nyebelinnya hampir mirip Kak Raka!" jawab Qinan

Ketika mendengar kata terakhir dari Qinan semua berdehem sambil menahan senyum. Qinan merasa bahwa dia keceplosan, Qinan pun melepas rangkulan tangannya dari lengan Edzard.

"Emm maksud Qinan, euh itu" Qinan akhirnya gelagapan dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Udah kenal Raka lumayan jauh ternyata ya, hebat Putri Papih, gak sia-sia Papih kasih waktu satu minggu buat kalian saling kenal" ucap Algi mengacak pelan rambut Qinan

"Ih enggak gitu Papih, Kak Raka itu dari awal juga udah nyebelin. Ya kan bang sat? Bang Edzard?" elak Qinan sambil meminta pembelaan dari kedua kakak-nya

"Bang Sat, Bang Sat. Lo kira gue tukang maling hah?" Satria tak terima dirinya dipanggil hanya nama awalnya oleh Qinan

Semuanya tertawa karena baru sadar dengan panggilan Qinan saat meminta pembelaan tadi.

"Sudah sudah jangan mulai ribut, ayok berangkat gak baik buat orang nunggu" lerai Algi menghentikan tawaannya.

Semuanya pun keluar rumah menuju halaman rumah. Edzard merangkul bahu Qinan sambil terus tertawa kecil mengingat ekspresi Satria saat protes Qinan memanggilnya Bang Sat.

"Ih masih ketawa aja, Papih nih Bang Edzard ketawanya lama" adu Qinan

"Aduan lo!"

Qinan hanya menjulurkan lidahnya sambil tersenyum meledek. Keduanya pun masuk kedalam mobil yang akan Satria bawa. Edzard duduk disamping kemudi dan Qinan duduk dibelakang.

"Masa putri duduk dibelakang sih" protes Qinan tidak ingin sendiri duduk dibelakang.

"Ya resiko gak mau dijemput calon suami," ledek Satria mulai memarkirkan mobilnya untuk keluar halaman rumah.Qinan mendengus keras dan memilih untuk memainkan ponselnya.

***

Akhirnya, Keluarga Qinan sampai dirumah besar milik Kamath. Saat mobil Algi dan Satria sampai didepan gerbang rumahnya, satpam yang berjaga disana sangat menyambut hangat kedatangan keluarga Algi.

Edzard membukakan pintu Qinan dan memberi Qinan kesempatan untuk merangkul lengannya.

Lalu Satria berjalan disamping Qinan dan menggandeng tangan Qinan.

SKDT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang