29.Cemburu

354 20 0
                                    

Happy Reading👋
.
Hari ini, Qinan terpaksa harus meninggalkan Raka karena harus masuk sekolah. Dan sejujurnya Qinan tadinya ingin mengambil izin karena Raka juga baru saja dipindahkan ke ruang rawat inap. Secepat itu ya,padahal kemarin Raka dalam keadaan kritis tapi begitu Qinan yang menjaga hanya waktu semalam,kondisi Raka langsung meningkat baik. Mungkin ini yang dinamakan the power of love.

"Tapi nanti pulang sekolah Qinan jagain Kak Raka lagi ya," tawar Qinan pada Evellyn dengan pupple eyes nya.

"Iya sayang,kamu tinggal kesini aja. Gak akan ada yang larang kok" jawab Evellyn dengan senang hati.

"Yaudah,Qinan berangkat dulu ya Tante,Om" Qinan menyalami kedua orang tua Raka dengan sopan. Begitupun dengan Edzard yang menjemput Qinan untuk berangkat sekolah bersama.

Disepanjang koridor Rumah sakit Qinan terus saja berbicara seperti anak kecil. Padahal di rumah sakit sudah jelas tidak boleh berisik tapii ada saja cara Qinan untuk tetap berbicara pada Edzard. Seakan tidak akan ada hari lagi untuk mereka berbicara. Cerita tentang Raka semalam, dan ya malam tadi saat Qinan pulang dari kantin rumah sakit tiba-tiba salah satu perawat melarang Qinan untuk masuk karena dokter dan beberapa perawat lain sedang memeriksa kondisi Raka.

"Maaf Mbak Qinan, Mbak gak bisa masuk dulu untuk saat ini dikarenakan dokter sedang menangani pasien di dalam," ucap perawat itu

"Loh sus, Kak Raka kenapa lagi? Kak Raka down lagi? Atau bagaimana?" serang Qinan langsung khawatir

"Bukan Mbak, Mas Raka baik-baik saja malah tadi Mas Raka ada pergerakan dan menggumamkan nama Mbak Qinan jadi dokter memutuskan untuk menangani lebih lanjut bagaimana keadaan beliau," jelas perawat itu dengan sangat halus

"apa-apaan pake manggil mas segala emang Kak Raka suami nya dia, ganjen banget jadi perawat" batin Qinan bernada seperti anak kecil

"Oh gitu, yasudah terima kasih" ucap Qinan singkat dan datar lalu duduk dikursi tunggu. Setelah menjelaskan pada Qinan perawat itu pun langsung masuk kedalam ruangan ICU untuk membantu yang lain.

Tak lama kemudian, dokter diikuti para perawat keluar dengan wajah berbinar dan mengatakan bahwa Raka sudah melalui masa kritisnya dan Raka tadi sudah sadar namun dokter memberikan cairan suntikan agar Raka kembali beristirahat karena Raka harus lebih banyak istirahat untuk masa pemulihan. Dan Raka pun rencananya akan dipindahkan ke ruang rawat inap apabila besok shubuh kondisinya semakin membaik. Qinan-pun sangat bersyukur dengan perkembangan kondisi Raka padahal sebelum ia ke kantin Rumah sakit untuk makan, Raka masih dalam kondisi kritis sudah seperti tidak ada harapan untuk kembali hidup. Namun, Allah maha baik. Allah mengetahui segala isi hati manusia, dan Allah mengetahui ketulusan setiap manusia dalam mengerjakan sesuatu hal.

Qinan-pun segera masuk kedalam dengan air mata yang sudah mengalir. Kali ini air mata yang keluar dari kelopak mata Qinan merupakan air mata kebahagiaan karena sebentar lagi ia akan mendengar suara orang yang selama ini ia rindukan secara diam.

Tiba-tiba Qinan menghentikan langkahnya setelah menceritakan keadaan Raka semalam "Kenapa Bang Edzard gak bilang kemaren ke Qinan kalo Kak Raka loncat dari rooftop rumahnya? Kan kalo Bang Edzard bilang mungkin Kak Raka gak akan jatuh terus mungkin sekarang Kak Raka sekolah bareng sama kita bukan tiduran diatas ranjang rumah sakit. Bang Edzard sengaja ya gak bilang Qinan karena biar Kak Raka masuk rumah sakit terus Qinan jadi care lagi sama Kak Raka. Iya kan? Jahat banget ih jadi orang. Kejam tau gak! Heh! Bang Edzard kenapa diem hah?"

Edzard bukannya tidak menanggapi ocehan adiknya. Hanya saja, lihat bagaimana Qinan berbicara,ia tidak memberi celah untuk Edzard berbicara.
Hingga akhirnya mereka pun sampai ke parkiran dan memakai helm masing-masing.

SKDT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang