1.About Qinan

2.4K 77 14
                                    

Seorang gadis remaja masih terlelap di bawah selimut besar berwarna pink kesukaannya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB.

Qinanta Larez Aurumida, yang ia lakukan di masa mudanya kini sama dengan remaja lainnya, yaitu  hanya tidur, terkadang belajar, makan, jalan-jalan, dan sedikit waktu untuk mengaji.

Wanita paruh baya yang baru saja menyelesaikan aksi masaknya di dapur, mempunyai firasat tidak enak tentang putri bungsunya. Tanpa fikir panjang, wanita itu langsung memasuki kamar putri nya dan benar dugaan nya.

"Qinan, sayang.. Bangun! Sudah pukul berapa ini? Bangun nak," ucap nya lembut sambil membuka gorden yang masih tertutup.

Yang menjadi target malah menarik selimutnya hingga menutupi tubuh mungilnya karena merasa terusik.

"Maa syaa Allah, anak gadis susah banget dibangunin. Hey, bangun liat tuh Papih udah pulang. Mau dibangunin sama Mamih atau sama Papih?" tanya Fina -Mama Qinan- mengancam sambil menarik selimut yang Qinan pakai dan sedikit mengguncang tubuhnya.

Lantas, Qinan langsung terlonjat kaget mendengar Papih nya sudah pulang. Bagaimana tidak? Algi Yatama, papih Qinan adalah seorang pilot yang mempunyai sikap sangat tegas dan disiplin. Jadi bagaimana bisa Qinan bersantai bangun siang?

Fina malah menahan tawa nya saat Qinan yang langsung bangun begitu saja dan berlari kearah kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

"Qinan.. Qinan.. Kamu takutnya cuma sama Papih aja, padahal yang lahirin kamu itu Mamih. Gak papa deh, masih untung Qinan takut sama orang tuanya," gumam Fina menggeleng gelengkan kepalanya dan langsung memebereskan tempat tidur Qinan.

Kurang lebih 40 menit Qinan siap-siap untuk pergi ke sekolah. Dan kini, Qinan turun dari kamarnya menuju meja makan yang sudah terdapat Mamih, Kakak, dan wait mengapa tidak ada serigalanya? Yaa Qinan sering meng-inisialkan Papih nya dengan serigala karena kekejaman seorang Algi Yatama. Sebenarnya bukan kejam, tapi tegas. Hanya saja Qinan yang menanggapinya berlebihan.

"Loh Mih, Bang? Papih mana? Kata Mamih tadi Papih udah pulang?" tanya Qinan beruntun dan langsung duduk ditempatnya.

"Pulang? Kan Papih masih tugas, mana ada pulang hari ini?" tanya balik kakak kedua Qinanta.

Qinan pun mengerutkan dahinya bingung. Ia menyipitkan kedua matanya dan  menatap ke arah Mamih nya yang sedang terkikik dan menaikkan jari telunjuk dan tengah milik Fina, menunjukkan peace kearah Qinan.

"Ih Mamih mah bohongin Qinan terus, katanya kita gak boleh bohong. Bohong itu dosa! Tapi Mamih malah bohongin Qinan," protes Qinan.

"Ya habisnya kamu susah banget dibangunin, yaudah Mamih ancem aja Papih pulang," jawab Fina santai lalu mengoleskan selai ke roti nya.

"Makanya dek, kalo dibangunin itu jangan kayak kebo! Susah banget. Sekali teriak itu langsung bangun. Lagian anak perempuan itu harusnya bisa bangun sebelum adzan subuh. Ini satu jam setelah adzan masih juga belum bangun," kini Qinan dapat ceramah pagi dari Kakak pertamanya.

"Kayak yang sendiri nya aja enggak!" Balas Qinan tak mau kalah

Saat Satria akan membalas Qinan, Edzard selaku anak kedua dan paling waras diantara keduanya langsung menengahi.

"Udah sih, sama-sama kebo jangan pada ngatain!"

Baru saja Qinan akan melemparkan roti bagian pinggirnya ke arah Edzard, namun Fina berhasil menggagalkannya dan berkata "Udah dek, masih pagi anak-anak Mamih udah ribut aja. Pusing nih Mamih dengernya."

Qinan pun memilih mempercepat sarapannya.

Baru 10 menit, acara sarapan pagi sudah selesai. Dan sekarang waktunya melakukan aktivitas masing masing.

"Qinan naik ojol aja. Gak mau dianter sama Bang Edzard ataupun Bang Satria," ucap Qinan sambil menyalami tangan Mamih nya.

"Kok gitu? Gak bisa! Kamu harus pilih salah satu Abang kamu buat bareng sama kamu," tolak Fina menggenggam tangan Qinan yang sedang menyalaminya.

"Mamihnya Qinan yang paling cantik, Qinan bisa naik ojol. Qinan bukan anak kecil lagi Mih yang harus dianter jemput abang nya," tolak Qinan menarik tangannya yang digenggam pelan oleh Fina.

"Bukan anak kecil lagi, tapi kalo bangun harus dibangunin. Malu tuh sama ayam jago yang udah berkokok dari jam setengah 4 pagi," sindir Satria masih mengungkit masalah tadi.

"Terserah dong, liat aja besok gue bangun lebih awal daripada ayam jago itu!" ucap Qinan menantang.

Satria tidak menggubris perkataan Qinan, tapi malah memajukan giginya yang atas keluar, meledek Qinan.

"Udah, sekarang lo mau berangkat sama siapa?" tanya Edzard.

"Sama abang ojol. Babay!!" jawab Qinan melenggang pergi keluar rumahnya.

"Yaudah mih, kita berangkat dulu," pamit Satria mewakili Edzard.

Keduanya pun menyalami tangan Fina dan berucap Salam.

"Bujuk Qinan biar gak naik ojol, kalo enggak ATM kalian Mamih blokir," ucap Fina sedikit berteriak.

"Lo yang bikin Qinan ngambek,jadi lo yang bujuk," ucap Edzard.

"Kalo gue gak bisa, berarti harus sama lo. Soalnya cuma lo yang bisa bujuk Qinan." Satria sudah menyerah terlebih dahulu.

Edzard hanya mengedikkan bahunya menandakan 'OKE'.

"Weh! Lo gak boleh naik ojol. Kalo dilarang orang tua itu nurut jangan ngebangkang. Dosa loh gak nurut sama orang tua. Lo mau sama siapa berangkatnya? Ini udah agak siang,nanti kesiangan," bujuk Satria yang lebih tepat nya seperti memaksa sembari mengomel.

"Gue bilang mau naik ojol aja, jadi kalo Bang Satria mau berangkat ya berangkat duluan aja silahkan," sahut Qinan sambil menggeser tubuhnya menjadi disamping badan mobil milik Satria.

"Oh lo berarti berangkat sama Edzard, yaudah gue duluan. Pulangnya gue yang jemput." Keputusan sepihak dari Satria hanya membuat Qinan mendumel, dan Satria hanya embunyikan klakson mobilnya ke Qinan menandakan pamit berangkat lebih dulu.

"Apa apaan tuh? Bodo, gue pokoknya mau naik ojol," gumam Qinan tetap dengan pendiriannya kemudian membuka aplikasi untuk memesan ojek online.

Tiba tiba, ada tangan kekar memakaikan helm ke arah kepalanya, memaksanya untuk segera naik ke atas motor yang ia bawa.

"Eh eh apa apaan ini?" Tubuhnya terpaksa mengikuti paksaan dari orang itu.

"Diem. Udah nurut aja, gak mau di hukum kan?" ucap Edzard dingin lalu melajukan motor ninja berwarna merah nya.

Mau tidak mau, karena sudah berada diatas motor. Qinan pun memeluk erat pinggang kakak-nya yang dingin dan pemaksa itu.

***

11.02.20


Jangan lupa vote komen nya dong ^^

SKDT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang