17. Orang baru?

356 23 10
                                    

Happy reading!
.
.
Suara nyaring yang berasal dari jam backer berbentuk rumah yang berwarna pink muda berhasil mengisi keheningan kamar Qinan yang saat ini keadaannya gelap dan hanya lampu tidur saja yang meneranginya.

Setelah kurang lebih 1 menit jam backer itu berbunyi, Qinan berhasil bangun dan langsung mematikan bunyi jam tersebut lalu mengucek matanya pelan, memulihkan padangannya yang sedikit buram akibat bangun tidur.

Jam baru menunjukkan pukul 04:35 WIB. Qinan langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan Sholat Shubuh.

Setelah selesai melaksanakan sholat, Qinan menengadahkan kedua tangannya dan kepalanya melihat keatas pertanda sedang berdoa. Qinan berdo'a kepada Allah agar keputusan Qinan yang Qinan berikan kemarin malam tidak berakibat buruk kedepannya. Qinan juga meminta kepada Allah agar Raka yang dijadikan sebagai jodoh Qinan yang baik, faham agama, dan menerima keadaan Qinan.

Entahlah, Qinan tiba-tiba mengeluarkan air matanya dadanya sesak dan Qinan ingin menangis tersedu-sedu sekarang. Bagi Qinan selain buku untuk dijadikannya tempat curahan hati, Allah adalah tempat curahan hati yang paling terbaik dari yang baik. Buktinya, setelah Qinan ataupun setiap hamba-Nya selesai mengutarakan permasalahannya kepada sang pencipta, hati terasa lebih tenang, tentram, dan lega. Apalagi jika ditambah membaca Kitab suci Al-Qur'an.

Tok tok tok

Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dan dengan segera Qinan menyudahi aktivitasnya lalu menghapus bekas air matanya yang masih tersisa.Qinan pun berjalan menuju pintu dan membukanya. Ketika berhasil dibuka, diluar kamar Qinan sudah terdapat Raka dengan baju kaos hitam polos disertai celana training jogger warna abu-abu dan sneakers warna hitam.

Qinan benar-benar terkejut dengan kedatangan Raka yang tiba-tiba namun Qinan mencoba bersikap biasa saja dengan wajah jutek nya.

"Mau apa?" tanya Qinan datar

"Lo gak liat penampilan gue?" tanya balik Raka

Qinan pun memperhatikan penampilan Raka dari mulai ujung kaki sampai rambut.

"Astaghfirullah inikah nikmat-Mu Ya Allah untukku dipagi buta seperti ini?" batin Qinan kagum.

"Terus?" tanya Qinan pura-pura tak mengerti dan menutupi kegugupannya.

"Gue tunggu dibawah" ucap Raka langsung meninggalkan Qinan.

Qinan pun hanya memandangi punggung Raka yang semakin lama semakin menghilang karena menuruni tangga.

Entahlah, mengapa Qinan sangat kagum dengan penampilan Raka yang barusan. Jantungnya terasa berdetak sangat cepat dan ada sedikit rasa sakit didalamnya. Qinan sendiri pun bingung dengan perasaanya.

Bukankah ia menerima perjodohan ini karena takut ancaman Papihnya? Lantas kenapa Qinan merasa bahwa Qinan sudah jatuh hati pada seorang Raka? Ah sudahlah, Qinan tidak ingin mengambil pusing tentang itu. Toh, kalaupun ia jatuh cinta pada Raka? Rasanya tidak mungkin, setiap hari saja Raka membuatnya kesal bukan membuatnya jatuh cinta!

Qinan pun menutup pintu kamarnya dan segera membereskan kamarnya.

Setelah kurang lebih 45 menit, Qinan turun dengan baju santai nya. Ketika sampai di Ruang keluarga, Raka masih ada disana dan sekarang sedang berbincang dengan Fina.

"Loh, kok kamu malah pake baju gitu sih?" tanya Fina saat mendapati Qinan memakai baju santai dan berjalan menuju dapur yang kebetulan melewati ruang keluarga.

"Emangnya kenapa mih? Kak Raka kan cuma mau main disini, yaudah Qinan pake baju ini aja. Harusnya Qinan pake baju apa dong? Dress gitu? Atau-" ocehan Qinan terpotong karena Fina.

SKDT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang