32.Baru sadar

305 19 0
                                    

Happy reading!
.
Hari-hari sudah berlalu berganti menjadi bulan. Qinan dan Raka sudah bersikap biasa saja seperti layaknya adik dan kakak kelas meskipun dalam hati terdalam masing-masing masih menyimpan perasaan yang sama. Keduanya tidak mau memaksa satu sama lain. Qinan tidak mau memaksa melawan ego nya untuk mengulang semua dari awal karena setiap kali Qinan akan mengatakan 'iya' rasa trauma kembali menyelimuti. Begitu pun Raka, ia tidak mau memaksa Qinan untuk menerima nya kembali.

Siang hari yang sangat terik, tiba-tiba saja Raka menghubungi Kiara untuk menemuinya di sebuah kafe terdekat dari apartemennya. Namun Raka meminta Kiara untuk mengajak Qinan juga karena sebenarnya Raka ingin berbicara pada Qinan. Kenapa Raka tidak menghubungi Qinan langsung? Tidak! Karena Raka sengaja membeli nomor baru dan membuat akun sosial media baru agar Raka bisa cepat melupakan Qinan meski ia sendiri tidak yakin akan berhasil.

Untung saja Qinan mau diajak oleh Kiara namun Kiara tidak memberi tahu Qinan bahwa mereka akan bertemu Raka padahal Qinan sendiri tidak akan menolak jika ia mengetahuinya. Karena apa? Karena dalam hati kecil nya, Qinan merindukan Raka. Entah mengapa Qinan menjadi sangat egois kali ini,selain egois Qinan menjadi wanita yang plin-plan dengan perasaannya.

"Mau kemana?" tanya Edzard saat mendapati Qinan sudah rapih dengan sweater pink yang dipadukan dengan jeans berwarna putih kebiruan dan kets yang berwarna putih juga.

"Kafe," jawab Qinan sambil menguncir rambutnya menjadi kuncir kuda

"Ngapain?" tanya Edzard lagi

"Jualan gorengan,"

Edzard menatapnya tajam.

"Jawab yang bener"

"Kepo banget," ujar Qinan lalu menjulurkan lidahnya

"Yaudah gue berangkat bang, Assalamu'alaikum" pamit Qinan

"Lo mau ngapain?" gertak Edzard

"Ketemu sama Kiara elah,dah lah keburu sore" jawab Qinan lalu melengos begitu saja

"Cih ditanya baik-baik!"

***

Qinan-pun akhirnya sampai di kafe yang dikatakan oleh Kiara ditelfon kemarin malam. Saat masuk, pandangan Qinan langsung menangkap kearah meja Kiara karena Kiara duduk menghadapi pintu masuk sedangkan Raka, ia membelakangi jadi Qinan tidak tahu kalau itu adalah Raka.

"Sini," seru Kiara melambaikan tangannya. Qinan-pun berjalan menghampiri Kiara dan duduk disamping Kiara.

Qinan tidak menyangka ternyata yang ada dihadapan Kiara adalah Raka. Apa maksud Kiara tidak memberi tahu bahwa mereka akan bertemu dengan Raka? Tidak! Qinan tidak marah hanya saja ia bingung mengapa Kiara tidak memberi tahu sebelumnya,kalau tahu begini Qinan tak perlu berpakaian sedikit resmi seperti ini.

"Loh Kak Raka disini juga?" tanya Qinan basa-basi

Raka hanya mengangguk dengan tatapan dan wajah datarnya. Raka kembali menjadi savage guy seperti dulu karena Raka tidak mau perasaan itu semakin tumbuh pada Qinan.

Qinan-pun tersenyum manis untuk menanggapinya. Jujur saja, Qinan saat ini benar sangat merindukan Raka. Jika diingat kembali, dulu Qinan dan Raka benar-benar seperti pasangan yang harmonis. Raka yang penyabar dan Qinan yang manja. Tapi,sekarang mereka bukanlah yang dulu, Qinan baik Raka sudah punya dunia baru masing-masing.

"Mau pesen apa Qi?" tanya Kiara memecah keheningan

"Es cappucino," jawab Qinan

SKDT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang