40. Maaf dan Terima kasih

395 21 0
                                    

Vote dulu sayang!♡
.
HappyReading!
.
Proses pengurusan kedua jenazah hampir selesai. Sekarang tinggal proses terakhir yaitu pemakaman. Qinan masih tidak percaya dengan kenyataan ini,bahkan tadi ia sempat beberapa kali pingsan dan menangis histeris namun beruntung ada Afrizal disisinya yang mampu menangani Qinan.

Dari awal sampai akhir,Qinan tidak berhenti meneteskan air matanya. Lagi pula anak remaja perempuan mana yang kuat apabila ditinggalkan selama-lamanya oleh dua orang yang sangat berpengaruh dalam hidupnya secara bersamaan? Kalau pun ada Qinan tidak termasuk kedalam salah satunya atau satu-satunya.

Dipemakaman kini tinggal ketiga anak dari Algi dan Fina beserta menantu dan calon menantunya. Qinan dan Satria benar-benar masih terpuruk. Meskipun Satria adalah anak laki-laki dan ia adalah anak pertama,namun mentalnya sangat lemah dibandingkan dengan Edzard karena ia yang lebih lama merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya,ia yang mengenal kedua orang tuanya terlebih dahulu,ia yang pertama mendapat ASI mamih nya dan uang dari Papih nya. Dan saat kecil, Satria memang nakal karena sifatnya yang hiperaktif namun meskipun begitu kedua orang tuanya tidak pernah memarahinya sampai ia sudah menikah sekarang. Satria hanya mendapat teguran dan nasihat yang akan selalu ia ingat.

Apalagi Qinan,Qinan adalah anak perempuan satu-satunya dan sangat diperlakukan istimewa oleh kedua orang tuanya apalagi oleh Papih nya. Ia adalah Ratu kedua dikeluarganya setelah Mamih nya dan sekarang impian nya saat kecil yaitu menjadi satu-satunya Ratu akhirnya terwujud namun itu bukanlah untuk dibanggakan justru hal itu dijadikan penyesalan oleh Qinan.

Karena kondisi Alexa yang sedang mengandung,akhirnya Satria memutuskan untuk pulang terlebih dahulu dan beberapa lama kemudian diikuti oleh Edzard. Namun Qinan masih setia dipemakaman,Qinan masih menangis hanya saja ia tidak mengeluarkan suara hanya air mata yang mengalir bebas dari pelupuk matanya. Qinan hanya menyangga kepalanya diatas batu nisan Papihnya dan tangan kirinya memegang batu nisan Mamihnya yang memang letaknya didekatkan dengan makam Algi.

Afrizal masih setia menunggu Qinan,ia memayungi Qinan dan sesekali mengelap keringat Qinan yang meluncur bebas di dahinya dan air mata Qinan sambil merangkul Qinan.

"Kalo mau pulang, pulang aja. Aku mau disini," ujar Qinan tanpa menatap kearah Afrizal

"Kalo kamu mau disini,aku tetep disini sampe kamu bilang kita pulang," sahut Afrizal

"Tapi ini udah siang Zal,nanti kamu kepanasan terus kamu sakit. Gimana?"

"Apa bedanya sama kamu kalo kamu tetep disini?" tanya Afrizal membalikkan

Qinan terdiam hingga akhirnya sebuah suara mengejutkan Qinan dan Afrizal.

"Turut berduka cita," ujar orang itu sambil menyimpan dua bunga diatas makam Algi.

Lantas Qianan dan Afrizal-pun mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang datang . Qinan maupun Afrizal sangat terkejut setelah mengetahui orang itu. Air mata Qinan menetes lagi dan tanpa menunggu lama Qinan langsung menghampiri orang itu dengan air mata yang mengalir deras.

"Mamih sama papih Qinan kak," adu Qinan

Orang itupun langsung memeluk Qinan,berusaha menyalurkan ketenangan dan membayar semua rasa rindu yang ia simpan selama ini terhadap Qinan.

Qinan-pun membalas pelukannya dan menangis sejadi-jadinya. Jangan tanya bagaimana reaksi Afrizal,jelas sekali ia sangat terkejut dan sakit melihatnya. Qinan,tunangannya berpelukan dengan orang yang menjadi masa lalu nya didepan Afrizal langsung. Tapi Afrizal sadar, ini bukan saatnya untuk egois. Afrizal tau bahwa Qinan merindukan Raka begitupun sebaliknya dan Afrizal juga mengerti jika keduanya seperti itu karena ia mendapat Qinan bukan dengan caranya sendiri tapi karena Raka menyerahkan Qinan saat itu.

SKDT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang