Pagi ini, Qinan berangkat bersama kakak keduanya, Edzard. Sengaja, mereka berangkat lebih awal karena Qinan yang meminta. Qinan bilang, Qinan tak nyaman dengan pandangan siswi-siswi SMA Jaya Bangsa saat harus turun dari motor sang kakak yang merupakan incaran satu sekolah.
"Lo balik ama bang Satria 'kan nanti?" tanya Edzard sembari menggantungkan helm yang Qinan berikan tadi di motor nya.
"Gak ah," jawab Qinan merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan sambil bercermin dikaca spion motor Edzard.
Edzard menatap Qinan datar, namun Qinan dapat membacanya bahwa Edzard meminta penjelasan dari Qinan.
"Gue mau main dulu sama Kiara, jadi gue ikut Kiara naik angkutan umum nanti. Pulangnya gak bakal malem kok, beneran deh," jelas Qinan membuat huruf V dengan jari tangan kanannya dan nyengir kuda.
"Mau malem banget juga gak papa," ucap Edzard turun dari motornya.
"Seriusan bang?" tanya Qinan tak percaya matanya berbinar karena bahagia.
"Kalo lo udah gak punya malu ya silahkan," jawab Edzard enteng lalu meninggalkan Qinan
"Ish nyebelin banget sih!" teriak Qinan sambil mengepalkan kedua tangannya seperti siap menonjok.
Tanpa Qinan sadari, bahwa sebagian Murid SMA Jaya Bangsa yang ada diparkiran memperhatikan Qinan karena teriakannya.
***
Bel istirahat sudah berbunyi, dan kini Qinan berjalan menuju kantin bersama sahabatnya. Sejak Qinan keluar dari kelas, Qinan merasa aneh sendiri karena hampir seluruh siswi di sekolaha nya menatapnya tajam bahkan sebagian dari mereka ada yang berbisik-bisik.
"Ki, dimuka gue ada apaan sih? Kok mereka liatin gue kek gitu? Atau ada sesuatu di rambut gue?" tanya Qinan berbisik pada Kiara sambil meraba-raba rambut dan wajahnya.
"Gak ada apa apa kok," jawab Kiara sambil memperhatikan penampilan Qinan.
"Mungkin mereka nge-fans sama lo," lanjut Kiara masih berbisik bahkan lebih pelan dari sebelumnya.
"Sa ae lu markonah!" Qinan menyenggol lengan Kiara pelan dan keduanya pun tertawa kecil.
Sesampainya dikantin, mereka langsung memesan makanan yang akan mereka santap siang ini.
Saat sedang asik makan, tiba-tiba saja Qinan merasakan punggungnya dingin seperti terkena siraman es. Dan saat membalikkan badannya kebelakang lalu berdiri, benar saja seseorang sedang menumpahkan minuman Es Teh miliknya kepunggung Qinan dengan ekspresi pura-pura terkejut.
"Yaampun dek, sorry ya gue gak sengaja. Tadi gue keseleo jadi minuman gue tumpah deh ke punggung lo," ucap perempuan yang rupanya kakak kelas Qinan yang terkenal nakal.
Qinan menghela nafasnya sambil memejamkan matanya singkat. Lalu Qinan tersenyum menahan emosi.
"Lain kali, tali sepatunya diiket. Kalo enggak, selain pake kaki, matanya digunain buat liat jalan," ucap Qinan tersenyum menutupi emosi dan hendak meninggalkan kantin.
"Lo kok sewot sih? Gue bilang 'kan gak sengaja. Gue juga udah minta maaf sama lo," ucap perempuan itu nadanya meninggi hingga menarik seluruh atensk warga kantin.
Qinan membalikkan badannya kembali. Dan mengerutkan kedua halisnya.
"Sewot? Siapa yang sewot? Gue kan bilang baik-baik tadi. Kenapa lo malah ngegas?!" balas Qinan tak mau kalah.
"Lo kok ngelunjak sih?" Perempuan yang bernama Dewi itu meninggikan suaranya dan mendekatkan tubuhnya kearah Qinan.
"Sorry kak, gue kesini buat jajan. Bukan buat debat gak jelas sama orang gak penting kayak lo," lawan Qinan masih dalam batas sabarnya dan tersenyum sinis
KAMU SEDANG MEMBACA
SKDT [REVISI]
Teen Fiction"Mau menolak dengan cara apapun, jika kau adalah takdirku maka kau akan bersamaku." -Raka "Dan mau memaksa dengan cara apapun juga jika kau bukan takdirku, maka kau tidak akan pernah bersamaku." -Qinan Start : 11 Februari 2020📍 Finally : 22 Juli 20...