12. 5 Hari itu

395 24 3
                                        

HappyReading!
.
.
Sudah 2 hari Qinan berada di ruang inap itu. Dan kemarin sore, Kiara baru menjenguk Qinan karena Fina baru memberitahu Kiara siang hari.

Dan hari senin ini, Qinan ditinggal kakak-kakaknya sekolah. Berbeda dengan Raka, Raka memilih untuk mengambil izin daripada harus meninggalkan Qinan disini padahal Fina bisa menemani Qinan tapi Raka melarangnya. Dan Algi tiba-tiba harus pergi ke Bandara untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang terjadi disana.

"Mau apel?" tawar Raka karena sedari tadi Qinan tidak memakan apapun setelah sarapan pagi.

Qinan menggeleng.

"Minum?"

Qinan menggeleng lagi.

"Shandwich coklat?" tawar Raka lagi

Qinan tidak memberi respon apapun karena sebenarnya Qinan sangat merindukan Shandwich coklat kesukaannya itu. Tapi bukan itu yang sedang Qinan inginkan sekarang. Maka Qinan pun memberi gelengan lagi.

"Cari udara seger?" tawar Raka yang Raka yakini ini keinginan Qinan.

Namun nihil, Qinan menggelengkan kepalanya lagi.

"Lo tatap mata gue sini," ucap Raka karena jengkel tidak mengetahui apa yang Qinan inginkan saat ini.

"Mau apa?" tanya Qinan masih meluruskan tatapannya kearah sofa yang berada disebelah kirinya.

Raka berdecih,"Banyak tanya!" Raka langsung menarik halus kepala Qinan agar bisa bertemu dengan mata hitam milik Qinan.

Qinan sempat memebrontak saat Raka menarik kepalanya agar mengarah ke Raka, namun Raka tiba-tiba mendekatkan wajahnya dengan wajah Qinan dari arah kanan. Kebayang gimana? Banyangin aja pokoknya:v. Kedua tangan yang ia pakai untuk menopang badannya ia simpan disisi kanan dan kiri badan Qinan.

Raka tersenyum miring ketika melihat ekspresi terkejut Qinan yang langsung Qinan luruskan kepalanya sejajar dengan posisi tubuhnya yang terlentang.

Sumpah demi apapun, Qinan baru kali ini lagi merasakan ada sesuatu yang janggal didalam hatinya, jantungnya selalu berdetak 2x bahkan 3x lebih cepat dari biasanya saat Raka melakukan sesuatu hal kecil yang menurutnya romantis.

Deruan nafas Qinan dan Raka saling beradu. Qinan sudah tidak tau lagi harus berbuat apa, tangannya seakan akan ada yang menahan untuk menyingkirkan wajah Raka dari hadapannya.

"Kalo ada yang lo mau, bilang ke gue! Jangan buat gue bingung, lo belum makan apa-apa lagi setelah sarapan tadi jam enam!" ucap Raka masih dalam posisinya dengan suara bass nya yang dipelankan.

Qinan hanya menatap Raka, tidak berani menjawab karena Qinan merasa mulutnya seperti ada yang mengunci untuk menjawab ucapan Raka.

"Jangan bikin orang khawatir sama sikap lo!" lanjut Raka lalu meniup wajah Qinan dengan satu kali pengambilan nafas dan membuangnya kasar diwajah Qinan, membuat Qinan langsung memejamkan matanya karena terkejut dan kembali terbuka sambil mengerutkan keningnya.

Raka pun kembali ke posisi semula. Menunggu respon dari Qinan.

"Lo mah suka banget niupin wajah gue," ucap Qinan tak terima wajahnya ditiup seenaknya oleh Raka.

"Cepetan lo mau apa?" lanjut Raka melipat kedua tangannya yang disimpan diatas kasur Qinan dan memajukan badannya agar dadanya dapat berada diatas tangannya yang dilipat.

Raka menatap Qinan tajam. Sengaja dengan tatapan tajam karena Raka ingin mendesak Qinan agar mengutarakan keinginannya.

Qinan malah membalas menatap Raka dengan tatapan sinis lalu berkata "Lo mau tau apa yang gue pengen sekarang?"

SKDT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang