11.Sakit

399 21 1
                                    

Semua orang yang ada didepan ruangan UGD sangat khawatir dengan keadaan Qinan. Fina menangis dipelukan Algi yang berusaha menenangkannya. Begitupun dengan Evellyn, Evellyn benar-benar khawatir dengan keadaan Qinan. Evellyn sudah terlanjur menyayangi Qinan dan menganggap Qinan seperti putrinya sendiri.

Satria dari tadi tidak diam. Terus mondar-mandir seperti setrikaan yang sedang dipakai terburu-buru membuat Edzard pusing melihat Satria yang bertingkah sangat berlebihan menurutnya.

"Diem Bang, pusing gue liatnya," tegur Edzard

"Gue tuh khawatir sama adek gue, ya meskipun dia nyebelin tapi dia adek cewek gue satu satunya. Lo gak khawatir apa sama Qinan?"

"Ya tapi jangan sampe mondar mandir kek gitu. Yang ada lo bikin pusing tau gak! Gue juga sama khawatirnya kek lo, tapi gue milih nunggu kabar dari dokter aja," jawab Edzard masih merendahkan suaranya

Satria pun duduk didekat Edzard dan berniat akan membalasnya nanti. Seperti biasa, Satria tipikal orang yang suka memperpanjang hal sepele untuk dijadikan kejahilannya. Tapi Satria pilih-pilih masalah untuk ia jadikan kejahilan.

Tak lama kemudian, dokter pun keluar dari ruang UGD. Algi,Fina, Edzard, Satria, Raka, Evellyn dan Kamath langsung menghampiri dokter namun tak sedekat Fina dan Algi.

"Bagaimana keadaan putri saya dok?" tanya Fina dalam tangisnya

"Apa Bapak dan Ibu ini orang tua dari pasien?"

Fina dan Algi mengangguk, masih menahan sabarnya.

"Bisa ikut ke Ruangan saya sebentar untuk membicarakan keaadan putri anda?" kata dokter itu

"Kenapa gak disini aja sih dok, kita juga keluarganya Qinan" ucap Satria merasa kesal.

Namun sebelum dokter menjawab Satria, Algi langsung berbicara "Baik dok, kami akan ke Ruangan Dokter"

Dokter pun berjalan menuju Ruangannya yang diikuti oleh Fina dan Algi.

"Gue bilang apa bang, jangan bawa Qinan kesini. Gue udah tau dokter disini kalo ngomongin keadaan pasiennya yang masuk UGD atau ICU pasti dibawa ke Ruangannya," omel Edzard berfikiran pendek

"Ya tapi ini Rumah sakit yang deket dari rumahnya Om Kamath, daripada kita bawa Qinan ke RS.Bhakti Asih? Lo mau kita telat bawa Qinan?"

Edzard bergeming.

"Lagian lo cakep tapi pikirannya tolol! Kalo dokter bawa salah satu keluarga pasien ke ruangannya berarti ada hal penting yang harus disampaikan secara privasi untuk keadaan kek gini bego!" lanjut Satria menepuk bahu Edzard agak keras

"Tapi gue kesel! Mau di privasi gimana pun toh nanti anggota kelurganya bakal tau juga kan?"

"Au! Serah lu dah Zard. Otak lo lagi geser kek nya jadi bego banget!"

Ketika Edzard akan membalas ucapan Satria, Edzard melihat beberapa suster keluar dari Ruangan UGD dan langsung saja menghampiri suster suster itu.

"Saya kakaknya, apa pasien sudah bisa dijenguk?" tanya Edzard

"Untuk saat ini, biarkan pasien istirahat dengan cukup dan tenang dulu. Nanti setelah pasien sadar, baru boleh dijenguk" jawab Suster

Edzard memelas mendengar jawaban Suster itu.Edzardpun kembali duduk dan suster itupun lalu pergi dari sana.

"Pah, Qinan gimana keadaanya?" tanya Evellyn yang masih menangis.

"Qinan pasti baik-baik aja Mah, Qinan perempuan yang kuat dan tangguh. Papah yakin, Qinan bakal bertahan dan gak kenapa-kenapa" jawab Kamath menenangkan istrinya.

SKDT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang