Jungkook
"Tidak apa apa, kook. Its okay. We still can calling" katanya dengan senyuman yang meragukan
Aku membentak appa seperti waktu itu ketika Appa menjodohkanku, "Appa, aku tidak ingin kembali ke Korea! Aku sudah bahagia disini appa!"
"Meskipun begitu, kita tetap harus kembali ke Korea" Rajuknya
"ANIYA! JUNGKOOK AKAN TINGGAL DISINI SENDIRI" Aku berbicara lebih memaksa
Appa masih bisa beralasan, "Biaya hidup disini mahal jika kmu tinggal sendiri, kook. Ayah juga sebenarnya tidak ingin pindah. Tapi kamu tau, kita disini jauh dari keluarga, kook"
Aku mulai menitikkan air mataku. Bagaimana mungkin, hubunganku dengan Jennie masih berada di masa awal. Aku tidak ingin meninggalkannya sendiri. Di adalah tanggung jawabku. Aku tidak bisa membayangkan jika dia hidup sendiri dengan berbagai macam musibah yang menimpanya.
"Kalian bicara dulu ya. Appa keluar dulu" kata ayah sambil keluar.
"Jennie-ya...." Aku berusaha membuat situasi ini menjadi lebih rileks. Kulihat Jennie yang sedang menahan air matanya keluar. Sedari tadi pembicaraan dengan appa, dia hanya menundukkan kepalanya.
"Jennie-ya, mianhe...."
Sejenak, air matanya Jennie mengalir deras di pipinya.
"Why?!!"
Jennie mulai emosional setelah appa keluar ruangan. Dia pasti menahannya ketika ada appa.
"Jennie-ya... Mianhe, keputusan appa tidak semudah itu untuk digugat"
"PLEASE.... DONT LEAVE ME ALONE" Dia menangis dengan air mata yang mengalir. Ia memegang tanganku
"Aku tidak ingin meninggalkanmu, Chagi. Tapi... Jika aku tidak kembali ke Korea, dimana aku akan tinggal, Jennie?"
Tangisannya makin pecah, "HIKS.. TINGGALAH BERSAMAKU, KOOK. I DONT WANT TO LOSE YOU"
Aku terkaget! Dia menyuruhku untuk tinggal bersamanya. Aku tahu dia tidak ingin aku pergi, tapi kata kata itu.... Bagaimana mungkin, kita masih SMA. Bagaimana bisa kita tinggal serumah
"Please.... Don't go back to Korea" dia mencoba meyakinkanku
Aku benar benar percaya bahwa cinta sejati itu benar benar ada! Dialah yang membuat traumaku hilang! Trauma jatuh cintaku hilang setelah bertemu malaikat ini, "I love you and i dont letting go"
Jennie menggenggam tanganku dengan erat seolah olah aku akan pergi meninggalkannya selama lamanya.
"Jungkook...."
Aku mengelus elus kepalanya, "Arraseo. Aku akan meyakinkan appa kalau aku akan menetap disini"
Dia membulatkan matanya, "Jinjja?"
"Kalau kamu berhenti menangis, aku akan bilang ke appa"
Jennie mengusap matanya dan tersenyum, "I love you"
Kata kata itu! Sangat langka keluar dari mulutnya! Mungkin ini pertama? Atau kedua kalinya ia berkata seperti itu padaku. Benar benar aku menjadi salah tingkah!
Beberapa saat kemudian, appa, eomma, dan hyung memasuki ruangan.
"Jennie-ya... Kenapa matamu sembap?" Tanya Hyung
Jennie menggelengkan kepalanya, "Tidak apa apa, oppa"
"Bagaimana Jungkook?" Tanya appa
Sebelum Aku menjawab pertanyaan appa, Hyung tiba tiba mengajak Jennie keluar.
"Jen, ayo cari makan"
"Oh? Okay"
Jennie dan hyung meninggalkan aku, eomma, dan appa.
"Mianhe, Jungkook. Tapi ini untuk kepentingan kita bersama" kata Eomma mencoba meyakinkanku
"Kalian bisa berhubungan jarak jauh dengan video call" sambung appa. Aku tetap terdiam mendengar ocehan eomma dan appa
"Aku tahu, ini berat. Tapi kook, siapa yang akan merawatmu disini?"
Hanya ada satu kata-kata yg inginku ucapkan, "Jennie"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Together {END} | Jenkook 🥀
Teen FictionJungkook menerima tawaran Jennie untuk tinggal bersamanya. Apa yang membuat Jungkook menerima tawaran itu? Mereka berusaha menutupi hal itu karena mereka masih SMA! Akankah semua itu berhasil? Tinggal dalam 1 rumah dengan status pelajar tidaklah mud...