Jungkook
Tidak mungkin jika tidak ada yang membicarakan kami dibelakang. Semua pada berbisik setelah aku dan Jennie berjalan menuju kelas. Aku tidak tahu arti dari bisikan itu, namun yang jelas, Jennie merasa tak aman.
"Hei, Kook! Wah! Jennie-ya.. mengapa masuk sekolah disaat kondisi seperti ini?"
Jennie tertawa mendengar sapaan Jaehyun. Dia berusaha membantuku dengan mendorong kursi roda Jennie.
"Ya! Biar aku saja yang dorong!" Aku merasa tidak ingin seorangpun mendorong kursi roda yang dinaiki Jennie
"Anii.. You too tired. Jadi biar aku saja" kata Jaehyun bersikeras
"Siapa bilang gw cape?!"
Kami berebutan untuk mendorong kursi roda Jennie hingga Jennie berkata, "Jika tidak ada yang mendorong, aku akan mendorong sendiri" kata Jennie mencoba mendorong kursi roda itu sendiri
"ANDWE"
Aku sudah berbicara pada wali kelas, Mrs Anne tentang kondisi Jennie. Mrs Anne mengijinkan Jennie untuk libur, tapi Jennie lah yang bersikeras ingin masuk.
"Tumben hari ini si Jalang itu nggak mampir ke Jennie" kataku
"Jalang siapa?" Tanya Jaehyun
"Aish! Dia yang membuatmu menjadi tim inti basket" kataku kesal
"Aaa Jieun..." Gumam Jaehyun
Tiba tiba mungkin kupingnya lagi kepanasan, Jieun datang dan menepuk pundak Jennie, "Wae? Ada masalah denganku?"
"A-aniya. Aku tidak-" Jennie berusaha menjawab tapi sepertinya ia masih trauma dengan wajah keji Jieun
"Apa yang lu bicarain tentang gw huh?!" Kata Jieun pada Jennie. Sepertinya Jennie tidak bisa menjawab.
Tanpa pikir panjang, aku yang menjawab, "ASTAGA JALANG INI TIDAK BISA MEMBEDAKAN MANA SUARA PEREMPUAN DAN LAKI LAKI YA"
"JELAS JELAS ITU SUARA KU DAN JUNGKOOK" sambung Jaehyun
"Oh gitu, Jaehyun?" Jieun Smirk
"Ah, Mianhe"
"MWO?! LU MINTA MAAF SAMA JALANG INI?! Gila ya lu" Aku benar benar kesal pada Jaehyun yang labil
"Jen, sudah kubilang, lu tetep deketin cowo gw, lu bakal dapet sanksi dari gw" bisik Jieun pada Jennie. Meskipun begitu aku tetap bisa mendengarnya
Aku tertegun dan tertawa mendengar hal itu, "Gw cowo lu?! Kaga salah denger gue hahahaha"
"Emang. Lu pernah pacaran sama gw" jawab Jieun dengan cepat
"Gw pacaran sama lu karena waktu itu gw gaberani nolak, bangsat!"
"Kook, kamu kok bicara gitu sih sama Jieun?" Kata Seulgi ikut campur
Jalang satu ini juga ikut bicara. Aku benar benar muak dengan mereka, "What's your problem, Seulgi?!"
Jennie benar benar tak tahan dan ia berkata, "Guys, can you please not shut ?"
Jieun mendorong pundak Jennie pelan. Sepelan pelannya yang ia lakukan, itu tetap kekerasan!
"YA! GARA GARA LU, KEHIDUPAN ASMARA GW SAMA JUNGKOOK-"
Jennie
Sebelum Jieun melanjutkan kalimatnya, Jungkook memukul pipi Jieun dengan cepat.
"J-Jungkook?" Jieun memegang pipinya sambil terisak
"Remember? Ketika hyung ku, Jungwoo Hyung bilang, Kalian akan bersangkutan denganku dan dia jika kalian terus terusan melakukan hal seperti ini?!" Kata Jungkook dengan tatapan mematikan
"Kalian bertiga tidak tahu kan seperti apa Jungwoo Hyung itu" Jaehyun tertawa kepada Jieun, Seulgi, dan Yeri
Jieun smirk, "Cih... we ever see him, fuck"
"Aniya bukan itu maksud gw. Jungwoo Hyung punya jabatan tinggi"
"Lebih tinggi mana sama kakek gw huh?"
Tentu, kakeknya. Beliau memiliki jabatan tinggi. Ia pemilik sekolah ini. Sedangkan Jungwoo oppa hanyalah seorang mahasiswa jurusan Psikologi.
"Tinggi dia lah bangsat. Dia adalah-" kata Jaehyun dengan bangga
"LU NGAPAIN BAHAS BAHAS HYUNG GW SIH?!" Emosi Jungkook benar benar tak terkendali
Untunglah beberapa saat kemudian Mrs Anne masuk kelas kembali. Aku sangat beruntung memiliki Jungkook dan Jaehyun. Jungkook orangnya cuek, keras kepala, namun dia memiliki sisi tersendiri yang membuatku mencintainya. Jaehyun memiliki sifat cerewet seperti imo, meskipun begitu, kadang ocehannya sangat bermanfaat.
"Guys, kita kedatangan murid baru pindahan dari Australia"
Murid baru?
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Together {END} | Jenkook 🥀
Teen FictionJungkook menerima tawaran Jennie untuk tinggal bersamanya. Apa yang membuat Jungkook menerima tawaran itu? Mereka berusaha menutupi hal itu karena mereka masih SMA! Akankah semua itu berhasil? Tinggal dalam 1 rumah dengan status pelajar tidaklah mud...