SHUT UP, FUCKER!

222 27 2
                                    

Jungkook

"Jungkook Samchon tampan dengan model rambut seperti itu" kata Naeun malu malu. Aigoo.. baru kali ini aku bisa akrab dengan anak kecil

"Untung appa ngga ada disini" kata Jenneth noona

"Appa, aku harus pergi sekolah sekarang" kata Jaechi ke Appa nya

"Haruskah appa antar?" Tanya Appa balik

"Aniya. We go with Jungkook hyung" jawab Junho

"Boleh kan oppa?" Pinta Jaechi. Tidak masalah karena mereka adalah adik iparku

"Boleh"

"I- i want Jungkook Samchon hug" kata Naeun dengan suara pelan

Kita tertawa mendengar ocehan polos seorang balita itu.

"Arraseo, illuwa"

Naeun senang setelah aku memeluknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Naeun senang setelah aku memeluknya. Naeun sangatlah imut. Dia sangat mengingatkanku dengan Jennie. Apa kabar Jennie disana?

"You officially being our family, kook" kata Jenneth noona

Aku memberikan Naeun kepada Jenneth noona. Aku sangat bahagia bertemu dengan mereka. Walau aku bukan keluarganya, tapi kehangatan yang mereka berikan padaku membuatku menjadi salah satu orang beruntung.

"Suatu saat, Noona"

"Suatu saat?" Noona mengulang perkataanku dengan smirk

"Hyung let's go!"

"Okay. Noona, appa, Naeun Gunhoo kami berangkat dulu. Gamsahamnida"

Sesampai di sekolah mereka,

"Oppa gomawo!" Kata Jaechi

"Nde.. Nanti sore pulang mau dijemput?"

"Aniya tidak usah. Jaehyun Hyung yang akan menjemput"

"Okay!! See u soon"

Perjalanan kesekolah kali ini terasa lambat karena tidak ada Jennie disini. Semoga Jennie lekas sembuh dan kita bisa kembali bahagia seperti dulu..

Otakku benar benar kemana mana setelah aku ingat tentang uang. Ya, uang sakuku tingga sedikit. Apa aku harus mencari pekerjaan sampingan?

Pekerjaan sampingan apa yang harus kulakukan? Menyanyi di cafe? Aniya, aku tidak sepede itu menyanyi didepan umum. Lagian suaraku pas pasan.

10.00

Istirahat kali ini sangatlah sepi karena hanya ada aku dan Jaehyun. Jaehyun pun fokus pada game nya. Tidak ada yang bisa diajak bicara.

"Ya, Jeon Jungkook, Wae? Jennie is fine. Makanlah sedikit. Jika tidak aku akan menghabiskannya" Jaehyun menawarkan sandwichnya padaku

"Mulutmu kemaren"

"Ha mulut gw?" Dia berlagak lupa dengan apa yang terjadi kemaren

"Ngapain lu ngomong kalo menantu menantu segala"

Jaehyun akhirnya mengangkat wajahnya setelah sekian menit terfokus pada layar hpnya, "Apa itu salah?"

"A-aniya. A-aku hanya-"

"Eiii tenanglah... Jennie eomma dan appa sangatlah fleksibel orangnya. Mereka tidak akan teringgung dengan-" kata Jaehyun

"JENNIE YANG TERSINGGUNG"

"Jennie? Hahaha aigo... She's fine. Dia pasti berbunga bunga"

"Ah tidak ada gunanya bicara denganmu"

Tiba tiba Jaehyun bertanya yang engga engga, "Ngomong ngomong, apa kamu sudah bicara dengan Jieun?"

Aku menelan ludahku, "Dia? Huh dia bahkan tidak akan meminta maaf dengan apa yang dia lakukan"

"Jadi apa yang ia lakukan?"

Aku terkejut karena hampir mengingkari janji Jennie. Aku berjanji tidak akan menyebar kejadian ini, "Tidak tahu pasti. Yang pasti adalah dialah pelakunya"

"Cih si brengsek itu mentang mentang punya koneksi sama kepala sekolah, dengan enaknya memainkan derajatnya"

"Aku tidak akan membiarkannya mengulangi kejadian serupa. Aku bersumpah akan menghabisinya jika dia melakukan tindakan keji itu kepada Jennie"

"U look different than before"

Di kelas, tidak ada angin tidak ada hujan tiba tiba Jieun menghampiriku. Aku tau dia pasti mengajakku bicara. Dengan kesal, aku menaikkan volume headsetku.

"Jungkook mianhe"

Sebenarnya aku mendengar apa yang dia bicarakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya aku mendengar apa yang dia bicarakan. Tapi aku rasa itu tidak penting buatku. Jika dia ingin minta maaf, seharusnya dia lakukan pada orang yang bersangkutan. Bukan kepadaku.

"Can u please SHUT UP?!"

"Jungkook-ah, aku hanya tidak sengaja melakukannya" kata Jieun. Dia mengakui kesalahannya?

Dia benar benar brengsek yang hanya berani di belakang, "Jadi kamu melakukannya huh?!!"

"A-aniya. It was an accident" dia berusaha menjelaskan

"Tidak peduli"

[2] Together {END} | Jenkook 🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang