Jungkook
"I want you" Jennie menghampiriku dan duduk di atas kasurku. Karena aku merasa tak enak melihatnya duduk bersandar dengan kondisi seperti ini, aku memutuskan untuk meletakkan laptopku dan menyuruhnya tidur di sampingku.
"Come here, Mandeuk-ah"
Aku menggeser tubuhku dan membuatnya terlentang di sampingku. Kasur ini cukup besar karena double bed.
Aku ingin menaruh laptop di meja sampingku namun Jennie menolak. Dia menggelengkan kepalanya dengan isyarat agar aku tetap belajar.
"manh-i apa (sakit banget) ?"
Dia mengangguk anggukan kepalanya. Aigoo... Aku kasihan padanya.
Aku melanjutkan belajar untuk ujian besok. Tanganku satunya dipeluk oleh Jennie. How cute she is~
"Chagiya.. look at this-" aku menoleh dan mendapati Jennie yang sudah masuk di alam mimpinya.
Aku tersenyum dan menoleh, "yaa... When did you fall asleep?"
Aku mematikan laptopku dan terlentang disampingnya yang masih memegangi tanganku. Aku tak bisa menyembunyikan apa yang ingin kukatakan sekarang.
"You look so pretty, Jennie-ya..." Bisikku. Wajahnya ini benar benar terngiang-ngiang di kepalaku.
I Adore her when she's sleeping. Melihatnya secara dekat seperti ini membuatku ingin waktu berhenti.
"But why you're so pretty, chagiya?" Aku menyeka rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya
"Kupikir hidungmu makin cantik, chagiya" aku bicara seolah-olah dia mendengarkannya
Aku melihat setiap inci dari wajahnya
"Aigoo... Kamu memiliki hari yang buruk tapi kini.... Kamu tidur seperti malaikat" aku tersenyum melihat setiap detail wajahnya yang benar benar indah
"Kamu nggak mendengarkanku kan, Jen?" Aku memastikan dia benar-benar tidur
"Ya... Paboya... Chagiya... Mandeuk-ah..." Bisikku mencoba benar benar memastikan dia tak mendengar pembicaraan anehku
"Uhmm you really sleep right"
"I will sleep too but-" sebelum aku selesai bergumam, tiba tiba Jennie mengeluarkan suara.
"Mmmmm hug" Sepertinya Jennie mengingau lagi
Bagaimana aku tidak tersenyum, caranya dia mengingat benar benar polos seperti ini, "A hug? You want a hug, Jennie-ya.."
Aku menariknya ke dalam pelukanku. Jennie tetap bicara dalam tidurnya. Dia berkata namun terdengar samar-samar.
"Sleep Jennie-ya..." Aku mengelus elus rambutnya.
Aku bingung dengannya. Bagaimana bisa ia menyukai pria sepertiku
"Huh... Apa yang kamu suka dari ku, Jennie-ya? I'm just your possesive boyfriend. Aku selalu membuatmu tak nyaman. Aku bahkan jarang melakukan hal yang romantis dalam hubungan ini" Aku berkata seolah-olah dia mendengarkanku. Hingga kini aku masih bingung apa yang dia sukai dariku.
Aku memandang wajahnya yang begitu polos ini, "But.... Gomawo... You're mine & i'm yours"
"I have an angel in my life. And the angel is by my side now" aku memegang halus wajahnya yang bak malaikat ini.
Jennie membuka matanya perlahan. Sepertinya dia mendengar pembicaraanku
"I..."
Jennie menutup kembali matanya. Sepertinya ia mengingau lagi
"I Never tell you that i love you from the first sight" bisikku. Aku merasa meluapkan isi hatiku yang belum pernah kubicarakan padanya sebelumnya
"But..." Aku menghela nafas panjang
Dia benar benar tak mendengarkanku kan? Dia sekarang hanya seorang malaikat yang tertidur pulas, "Aku hanya diam saja selama 3 bulan tanpa membuat kode apapun"
"Tapi sekarang.... My dream come true. I have you in my life. Aku memiliki malaikat kecil yang Tuhan berikan padaku untuk kujaga"
Aku baru mengenalnya selama kurang lebih setahun. Namun aku merasakan lebih lama dari itu.
Aku kembali berbicara seolah-olah dia sedang mendengarkan.
"Yang dulu pernah eomma tanya.."
Aku menghela napas "Tentang marriage..."
Marriage... Hal yang memulai pertengkaran pertama kita di hadapan kedua orang tua ku.
Aku memeluk tubuhnya yang sangat hangat ini.
"Mianhe.. maafkan aku telah membuatmu sedih. Dan karena itu, aku selalu berpikir tentang hal itu..." Aku benar benar merasa bersalah waktu itu. Aku bahkan membentaknya hingga dia menangis
"Sebenarnya... Aku juga berpikir jika kamu akan menolaknya. Aku tak ingin membuat harapan yang terlalu tinggi untuk kita. Aku akan menikmati apapun yang kita lakukan sekarang hingga nanti"
Tubuh mungilnya ini tiba tiba bergerak memelukku balik.
"Jadi aku hanya ingin bilang, marriage will come when the time is coming"
Aku menarik nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan. Aku tak pernah membicarakan ini sebelumnya. Aku mencoba berkata sesuai kata hatiku ini.
"Meskipun begitu, i'm sure i'll marry you someday"
Aku mulai berkata sejujur jujurnya. Bukan mulutku yang berbicara, namun hatiku yang berkata
"Dari awal aku mengajakmu untuk menjadi pacarku, i have decided my heart"
Sejak saat itu, aku berjanji pada diriku untuk membuatmu bahagia dan tak bersedih lagi
"Aku akan menjadi seseorang yang sangat berharga di dunia ini untukmu"
Dia adalah alasan mengapa aku sangat bahagia sekarang
"Walaupun aku masih muda. I'm still 19 years old. I Will always think about my future with you"
Aku terkejut melihatnya tiba tiba tersenyum tipis. Apa dia mendengarkanku? Atau dia hanya sedang bermimpi? Aish Molla...
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Together {END} | Jenkook 🥀
Roman pour AdolescentsJungkook menerima tawaran Jennie untuk tinggal bersamanya. Apa yang membuat Jungkook menerima tawaran itu? Mereka berusaha menutupi hal itu karena mereka masih SMA! Akankah semua itu berhasil? Tinggal dalam 1 rumah dengan status pelajar tidaklah mud...