Tidak terasa, hubungan Rafa dan Fara telah berjalan hampir sebulan. Dimana Rafa yang sepertinya sudah mulai menyukai Fara dan Fara yang masih menetap dengan sifat jutek dan santainya. Terkadang teman-temamnya kesal dengan sifatnya yang terlalu santai dan tidak pernah peka dengan perhatian yang sering dilakukan Rafa untuk dirinya.
Sama seperti hari ini, Rafa sedang berada di rumahnya untuk menjemputnya, seperti rutinitas yang sudah dilakukannya selama seminggu ini.
"Non Nissa, dibawah udah ada Den Rafa." Ucap salah satu pelayan yang disuruh Kenzie untuk memanggil Fara.
"Iya bi. Bilang tunggu bentar, Nissa beresin buku dulu." Jawab Fara sambil merapikan bukunya dan ditaruh kedalam tas sekolahnya.
"Iya Non." Setelah mengatakan hal tersebut, pelayan itu langsung keluar dari kamar Fara dan berjalan keruang tamu, tempat dimana Rafa duduk menunggu Fara sambil bercerita dengan dua abang kembar Fara yang juga adalah temannya.
"Den kata Non Nissa tunggu bentar, lagi beresin buku." Ucap Pelayan yang tadi memanggil Fara saat sampai di ruang tamu.
"Oh yaudah. Makasih bi" Ujar Rafa.
Pelayan tadi mengangguk pelan lalu berkata, "tidak apa-apa Den. Saya kebelakang dulu"
Setelah mendapatkan persetujuan dari Rafa dan sikembar, pelayan itu langsung pergi ke dapur.
Mereka bertiga asik bercerita tentang beberapa geng yang sering mencari masalah dengan mereka sampai tak sadar kalau sekarang sudah jam 7.
"Raf. Gue sama Kenzo duluan yah, bentar lagi dah mau mulai nih." Ucap Kenzie setelah melihat jam yang berada ditangannya dan baru menyadari keterlambatan mereka.
"Ya." balas Rafa singkat. Kenzo dan Kenzie langsung beranjak dari tempat duduk mereka.
"Jagain adek gue." Ucap Kenzo lalu berjalan keluar diikuti Kenzie.
Setelah terdengar suara motor milik Kenzo dan Kenzie menjauh, terlihat seorang perempuan yang masuk ke ruang tamu dengan rok lima centi diatas lutut dan baju yang tidak terlalu ketat tapi pas di tubuhnya dengan tas sekolah berwarna hitam di punggungnya.
"Maaf lama." ucap gadis itu yang tidak lain adalah Fara.
"Gak papa. Ayo bentar lagi masuk" Ujar Rafa lalu memasukkan HPnya kedalam saku celananya dan mengambil kunci motor serta jaketnya yang berada diatas meja.
"Nissa, Rafa kalian gak sarapan dulu?" Ucap seseorang yang baru saja muncul dari pintu dapur.
"Gak usah Bun, udah terlambat nih." Jawab Fara sambil melihat ke jam tangannya.
"Kalau begitu bawa bekal aja" Seru Zaidan yang baru saja keluar dari pintu lift.
"Ya udah deh." jawab Fara setelah sedikit berpikir.
Setelah mendengar jawaban dari Fara, Naya langsung pergi kedapur untuk menaruh bekal yang akan dibawa Fara. Anaknya itu gak boleh kalau gak makan, nanti dia bisa sakit. Kalau sakit, Ayahnya pasti marah-marah pada mereka semua.
"Nih." ujar Naya sambil memberikan dua kotak bekal pada Fara.
"Dua?" Tanya Fara
"Iya. Satu punya kamu, satunya lagi punya Rafa." Jawab Naya.
"Cepat gih nanti terlambat" tambahnya. Rafa dan Fara langsung menyalimi tangan Naya juga Zaidan.
"Berangkat dulu Bun, Yah" ucap mereka bersamaan dan langsung pergi keluar dengan cepat.
"Pake nih" ujar Rafa seraya memberikan jaketnya pada Fara. Dahi Fara berkerut, dia bingung apa yang dimaksud Fara? Kenapa dia memberikan jaketnya? Pikir Fara.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaFara | END
Teen FictionRafa, lelaki dingin dan seorang ketua geng dari geng besar yang bernama Adlerauge. Lelaki yang tiba-tiba membuat seorang perempuan menjadi pacar nya hanya dengan dasar "Pengancaman dan ingin melindungi nya." Fara, perempuan dengan beribu luka di mas...