19. Bujukan Rafa

57.7K 3.1K 94
                                    

HAPPY READING
💜💜🌻💜💜
______________________________________

Fara kini tengah duduk di balkon kamarnya menikmati rembulan yang terang dan bintang yang selalu menemaninya.

"Non Nissa, ini buahnya" ucap salah satu pelayan yang baru saja masuk kedalam kamarnya sambil membawa sepiring mangga dan sepiring apel.

"Makasih bi" pelayan itu mengangguk lalu pamit dan berjalan keluar dari kamar Fara.

Fara memakan buahnya sambil menikmati angin malam yang mengusap pelan wajahnya.

Ting

Notifikasi line dari HP nya berbunyi. Alisnya berkerut bingung saat mendapati banyak sekali yang mengirimkan pesan padanya.

Fara terkekeh kecil saat membaca pesan dari grup kelasnya. Di kelasnya itu mereka sangat mengutamakan solidaritas, kadang mereka sebut itu dengan korsa. Selalu berbagi, dan selalu menjaga satu sama lain. Di kelas itulah Fara bisa merasakan pertemanan yang mengikat seperti sebuah keluarga. Semuanya ada dalam kelas itu, ada yang pendiam tapi selalu terbuka, ada yang humoris, ada yang jutek tapi peduli, ada pula yang pikirannya selalu ke bagian +.

Kelas yang awalnya dia pikir akan sangat membosankan, karena mengingat kelas itu adalah kelas terfavorit kedua setelah IPA 1. Tapi ternyata, dia salah besar. Kelas itu tidak terlalu memusingkan berapa nilai yang mereka dapat, yang penting mereka sudah belajar bekerja sama dan selalu menjadi kebanggan disemua bidang itulah yang mereka pegang.

Fara kadang berpikir-pikir, kelas mereka itu bisa disebut sebagai kelas paling sempurna. Karena disitu terdapat Ketua Osis, Sekertaris Osis, anggota Osis pun banyak, bahkan bantara juga ada di kelas mereka, ada juga ketua dan seperempat anggota PMI. Ooh iya bahkan purna paskibraka pun ada di kelas mereka. Jadi, kelas mereka tidak bisa diremehkan.

Alis Fara berkerut saat melihat salah satu dari banyaknya orang yang menge-chat nya.

Rafa?

Melihat nama itu membuat Fara mengingat kejadian tadi pagi dan menjadikannya kembali kesal. Tidak mau terlalu berlarut dalam kekesalannya, Fara langsung mematikan HP nya dan kembali menikmati angin malam yang tenang.

"Adek" Fara menoleh saat seorang lelaki memasuki kamarnya dan memanggilnya dengan sebutan adek. Pasti salah satu abangnya. Tebakan nya tidak salah, karena lelaki yang masuk tadi adalah Kenzie, abang ke enam nya.

"Kenapa?" Tanya Fara, Kenzie tersenyum tipis dan duduk disamping adik kesayangannya itu.

"Tadi kamu kesekolah bareng bunda?" Fara memutar bola matanya saat mendengar pertanyaan dari Kenzie. Dia tau kemana arah pembicaraannya. "Tadi abang udah tanya itu disekolah. Dan Fara juga udah jawab."

Kenzie terkekeh geli lalu mengacak pelan rambut Fara yang membuat Fara kesal.

"Katanya tadi kamu lagi marah sama Rafa yah?" Tanya Kenzie, Fara menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat.

"Kata siapa?" Kebiasaan yang sering sekali dilakukan Fara, bertanya balik pada orang yang sedang bertanya padanya.

"Kata teman-teman abang" Ucap Kenzie yang tidak ditanggapi sama sekali oleh Fara.

"Hoamm.. Nissa ngantuk bang." Ujar Fara tiba-tiba yang membuat Kenzo melihatnya dengan tatapan tak percaya. Apa ini? Dari tadi adiknya ini  terlihat segar-segar saja, dan sekarang dengan tiba-tibanya mengatakan bahwa dia mengantuk?? Bahkan cemilan buahnya juga belum habis. Wah pengalihan yang sangat kuno.

"Masa sih?" Fara menatap kearah abangnya dengan raut wajah yang bertanya-tanya, "maksudnya?"

"Gak deh. Udah sana tidur, abang balik dulu yah." Seru Kenzie lalu mengecup puncuk kepala Fara sebelum beranjak dari kamar adiknya.

RaFara | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang