"Dan?" Sekarang bukan Fara, melainkan Sean lah yang bertanya. Rafa menatap sean dengan datar kemudian berbalik menghadap Fara dan mulai memajukan wajahnya sambil sedikit ia miringkan. Semua yang ada disitu hanya melihat mereka berdua dengan tatapan bertanya. Apa yang akan di lakukan oleh Rafa? Apa dia akan mencium Fara??
Rafa mendekatkan wajahnya tepat di telinga Fara, lalu sedikit berbisik pada Fara tentang dare kedua nya.
"Untuk dare keduanya, lo harus ikut gue besok." Bisik Rafa tepat di telinga Fara. Fara berbalik menatap mata Rafa, begitupun sebaliknya. Posisi mereka saat ini sangatlah dekat, hingga jika orang tidak tahu, orang akan mengira bahwa Rafa tengah mencium Fara.
"Kemana?" Tanya Fara pelan seakan belum sadar dengan jarak mereka saat ini.
"Ikut aja. Gak usah banyak tanya" ucap Rafa yang membuat Fara menajamkan matanya. Apa katanya?? Tidak usah banyak tanya?? Hello dia akan membawa Fara dan dia bilang Fara tidak perlu bertanya?? Sepertinya otak Rafa sudah hilang ditelan kecoa.
"Kalo gitu gue gak ikut"
"Lo harus ikut. Ini dare dari gue"
"Dare apaan yang kayak gini?"
Rafa menggeram mendengar bantahan dari Fara. Dia sangat tidak suka di bantah. Matanya menatap Fara dengan tajam. Jika kalian pikir Fara akan takut berarti kalian salah, karena sekarang Fara juga sedang menatapnya tajam. anak itu memang tidak pernah takut pada Rafa.
"Gue cium lo disini kalo lo gak bilang iya" ancam Rafa masih berbisik.
"Ck dasar pemaksa. Jauh-jauh sana lo" kesal Fara sambil mendorong Rafa. Rafa hanya terkekeh pelan kemudian menjauhkan wajahnya.
"Lo berdua bicara apa sih? Pake bisik-bisik tetangga lagi" tanya Anna mewakili mereka semua yang dari tadi sangat penasaran dengan apa yang dibicarakan dua insan di depan mereka ini.
"Dare" jawab Rafa singkat.
"Dare apa??" Mereka semakin penasaran saat Rafa berkata dare.
"Harus gue jawab?" Ketus Rafa menatap semua teman-temannya.
"Yah harus lah. Kan kita main nya bareng. Masa hanya lo berdua doang" ucap Sean.
"Ini dare gue buat Fara. Kalian gak berhak tau." Balas Rafa, teman-temannya hanya menghembuskan nafas. Beginilah jika berdebat dengan Rafa, mereka tidak akan menang jadi mengalah saja.
"Udah-udah pusing gue lihat kalian debat. Kayak Capres aja." Ucap Kaila bermaksud menengahi, malah membuat mereka tertawa dengan perkataannya.
"Eh.. Btw kita kesini kan mau minta PJ. Mana PJ kita" tagih Sean. Semua teman-temannya mengangguk terkecuali Kenzo, Rafa dan Fara. Mereka bertiga hanya memutar bola mata malas.
"Ke Cafe Mami sekarang." Ucap Rafa lalu beranjak dari tempatnya sambil menarik pelan tangan Fara untuk berdiri.
"Lo mau traktir kita disana?" Tanya Rey pada Rafa yang sedang membantu Fara berdiri.
"Ya" balas Rafa lalu berjalan mendahului teman-temannya dengan tangannya yang masih menggandeng tangan Fara. Fara hanya berjalan saja, mengikuti kemana perginya laki-laki ini.
Mereka semua menghampiri motor yang terparkir di garasi. Rafa dengan Fara, Sean dengan Anna, Rey dengan Kaila, Alex dengan Icha, dan sisanya sendiri-sendiri.
***
Motor besar milik Rafa dan teman-temannya sekarang telah berhenti disebuah cafe ternama yang menjadi kesukaan setiap anak muda karena desain dan makanannya yang mengikuti Zaman. 'Auzenifa Cafe' namanya. Cafe milik auristella Danitazhafira Axelle atau maminya Rafa.

KAMU SEDANG MEMBACA
RaFara | END
Teen FictionRafa, lelaki dingin dan seorang ketua geng dari geng besar yang bernama Adlerauge. Lelaki yang tiba-tiba membuat seorang perempuan menjadi pacar nya hanya dengan dasar "Pengancaman dan ingin melindungi nya." Fara, perempuan dengan beribu luka di mas...