25. problem

44.9K 2.7K 220
                                    

Setelah selesai Adzan Maghrib, Fara langsung bersiap karena akan pergi bersama teman-temannya. Sebenarnya, dia sedikit kecapekan karena latihan tadi. Tapi mau gimana lagi, dia harus pergi karena sudah terlanjur berjanji.

"Nissa, sayang. Teman kamu udah ada tuh dibawah," Ucap Naya pada Fara. Fara mengangguk kemudian mengambil tas punggung kecilnya yang berisi peralatan tulis dan juga kertas, lalu berjalan menuju lift untuk turun.

Saat sampai didepan, dia melihat Fahryan yang sudah menunggunya dengan pakaian yang santai.

"Di cafe mana kalian buat tugas?" Tanya Kenzo pada Fahryan.

Fahryan menatap Kenzo kemudian menjawab, "Di Cafe Indira."

Kenzo mengangguk pelan kemudian membiarkan mereka pergi. Fara menaiki motor besar itu dengan bantuan tangan Fahryan. Setelah Fara naik, barulah Fahryan melajukan motornya ke tempat tujuan mereka.

Saat sampai di Cafe, ternyata teman-teman mereka belum datang. Fahryan maupun Fara sudah mengirim pesan dan ada yang bilang kalau mereka sudah otw. Jadi Fara dan Fahryan memilih masuk, menunggu mereka didalam.

Mereka berdua menunggu sambil meminum kopi yang sudah mereka pesan duluan, dan bercerita tentang masalah tugas maupun teman-teman dalam kelas. Tanpa mereka sadari, ternyata ada yang memotret mereka berdua dan mengirimkannya pada seorang lelaki yang sekarang tengah duduk bersama teman-temannya. Laki-laki itu terlihat begitu marah dan pergi ke Cafe dimana Fara berada. Teman-teman lelaki itu bingung, tapi mereka mengikuti lelaki itu takut terjadi sesuatu.

Saat Fara sedang asik bercerita, tiba-tiba ada yang datang dan memukul kuat meja yang berada dihadapannya membuat dia maupun Fahryan kaget.

"Main belakang, hm?" Tanya orang itu, tapi lebih seperti pernyataan ditelinga Fara. Fara mendongak, menatap pria didepannya dengan kesal. "Lo ngapain sih Raf. Bikin kaget aja." Kesal Fara pada orang itu yang tak lain adalah Rafa.

"Kenapa? Enak berduanya?" Fara mengerutkan keningnya. "Maksudnya?"

"Lo ngapain malam-malam begini sama cowok? Dicafe. Lo selingkuh dibelakang gue?" Bentak Rafa membuat mereka sekarang menjadi pusat perhatian. Teman-temannya pun bahkan sudah ada disitu, mereka sedikit kaget melihat Rafa membentak Fara seperti itu.

"Rafa. Gue mau buat tugas, jangan childish deh." Ucap Fara berusaha tenang.

Rafa tersenyum miring, "apa? Buat tugas? Buat tugas berdua? Tertawa-tertawa begitu. Malam-malam begini. Itu buat tugas?" Bentak Rafa lagi. Fara menutup matanya kemudian menarik napas pelan, guna mengontrol emosinya.

"Gak gitu Raf, gue sama dia udah ada janji sama teman-teman sekelas. Tapi kita kesini duluan gara-gara tadi gue jemput Fara." Jelas Fahryan. Rafa menatap tajam kearahnya.

"Ngapain lo jemput pacar gue? Lo suka sama dia?"

Fahryan menggeleng pelan, "gak. Gue juga tau dia udah ada cowok. Lagian gue sama dia cuma teman doang kok." Ucap Fahryan mencoba menjelaskan lagi. Tapi, sepertinya Rafa sudah dibutakan oleh rasa cemburunya. Hampir saja dia memukul Fahryan, untung saja Fara menahan tangannya dan menariknya keluar.

"Rafi lo ngapain sih kek gitu?" Tanya Fara dengan kekesalannya.

"Kenapa? Lo gak senang?" Fara memutar bola matanya malas kemudian melipat tangannya didepan dada.

"Jangan kek anak kecil Rafi. Gue sama dia cuma temenan. Kita disini janjian sama teman-teman sekelas." Ucap Fara mengulangi perkataan Fahryan tadi.

"Belajar sekelas trus kenapa cuma lo berdua disana? Gue gak sebodoh itu Ra. Lo pikir gue gak tau? Lo itu sering banget sama dia. Lo pergi ke perpus sambil dirangkul sama dia, gue lihat itu. Tapi gue diam. Gue lihat lo jalan sama dia kesini kesitu. Trus lo masih bilang hanya temenan saja? Apa teman itu harus seperti itu?"

RaFara | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang