47. THE END¿

72.2K 3K 215
                                    

Hai guys.
Untuk part kali ini aku sengaja buat pendek karena alasan dibalik sesuatu.

Terima kasih buat yang selalu baca cerita aku.🤗love you guys💜

Jangan lupa Vote + comment setelah/sebelum membaca yah.

HAPPY READING
______________________________________

Semua orang tau, setiap yang bernyawa pasti akan kembali lagi pada sang pencipta saat waktunya tiba. Sekarang, tinggal kita yang memikirkan cara untuk mengikhlaskan nya agar bisa selalu tenang disana.
💫💫💫💫

Perjalanan panjang yang mereka lewati akhirnya selesai juga. Mereka sampai di salah satu rumah sakit dan langsung meneriaki beberapa suster dan dokter untuk mengurus Fara.

"Ada apa ini?" Tanya seorang dokter.

"Dia tadi ditusuk dok." Jawab Anna mewakili mereka semua yang sekarang tidak dapat berbicara lagi.

"Dok, vulnus punctum diperut bagian kiri, tekanan darah menurun drastis. 90/40 mm Hg." Lapor salah satu perawat, dia terus menekan perut Fara agar pendarahan tidak keluar lebih banyak lagi.

Dokter yang tadi tengah bertanya pada Anna pun langsung menghampiri mereka dengan wajah panik.

"Masukkan ke UGD sekarang." Ucap dokter itu. Dia berbalik dan kembali berhadapan dengan Anna dan para anggota serta Inti Adlerauge.

"Saya ingin berbicara dengan keluarganya, apa salah satu dari kalian keluarga pasien?" Tanya dokter itu.

Kenzo dan Kenzie langsung maju. Wajah mereka nampak begitu gusar. Saat dokter akan berbicara, tiba-tiba Ayah, Bunda dan keempat abang Fara yang lain datang.

Tadi saat sebelum ke rumah sakit, Anna sudah menelepon Bunda Fara dan memberitahukan keadaan Fara membuag sang Bunda panik dan labgsung memanggil semua menuju rumah sakit yang diberitahukan Anna.

"Kenzo, dimana adik kamu?" Tanya Bunda dengan begitu panik. Jantungnya serasa akan berhenti berdetak saat mendengar bahwa putrinya itu ditusuk.

"Maaf. Apa kalian orang tua dari pasien?" Tanya Dokter didepan mereka. Naya dan Melviano langsung mengangguk dengan serempak.

"Putri bapak mengalami luka tusuk yang menurut kami sangat dalam. Jadi, kami akan meminta ijin pada kalian untuk melakukan operasi melihat seberapa dalam luka tusuk itu dan apakah ada organ bagian dalam yang terkena atau tidak." Jelas Dokter itu.

Melviano masih tetap dengan wajah datarnya. Dia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya dan ketakutannya. Karena jika dia lemah, maka keluarganya pun akan ikut lemah.

"Lakukan apapun itu. Selamatkan putriku, berapapun bayarannya akan kubayar. Tapi kumohon, selamatkan putriku." Jawab Naya. Air mata sudah membasahi pipinya, sang putri tercinta sekarang tengah berada diambang maut. Semoga saja tidak terjadi sesuatu yang lebih buruk lagi.

"Baiklah, tolong tanda tangani ini." Ucap Dokter itu lalu memberikan sebuah kertas dan juga pulpen yang baru saja dibawakan seorang perawat.

Setelah mendapatkan tanda tangan Naya dan Melviano, dokter tadi langsung berbalik dan masuk ke UGD untuk melakukan tugasnya.

Semua menunggu diluar. Ayah memeluk bunda untuk menenangkannya, Keempat sahabat Fara + Umbriel yang duduk disamping bunda dan para inti Adlerauge yang duduk melantai sambil menyesalkan keterlambatan mereka.

Sedangkan didalam sana, para dokter tengah berusaha untuk melakukan yang terbaik pada Fara. Luka tusuk itu begitu dalam, sampai terkena usus kecilnya membuat para dokter harus menjahit luka tersebut.

Sudah hampir 2 jam setengah, mereka diluar menunggu para dokter keluar dan memberikan kabar untuk mereka. Tapi, sampai sekarang para dokter itu belum juga keluar membuat ketakutan mereka semakin mendalam.

Rafa sedari tadi hanya bisa menunduk dan sesekali menghapus air mata yang keluar dari pipinya. Semua adalah salah nya. Apa yang harus dia lakukan sekarang?
Pertanyaan itu akan terus terngiang dikepalanya. Rasa bersalah akan terus menyelimuti hidupnya. Orang yang dia sayang terluka karena dia.

"Dokter detak jantung pasien menurun drastis." Lapor salah satu perawat setelah para dokter melakukan jahitan pada perut Fara.

"Lakukan RJP. Siapkan defib." Perintah dokter yang memimpin operasi kali ini. Mereka terus melakukan RJP sampai defibrilator disiapkan.

Saat defibrilator disiapkan, beberapa dokter memerintahkan agar para perawat yang ada disitu tidak menyentuh brangka dan juga tidak menyentuh Fara.

"200 joule. Defib siap, hentikan RJP. Semua siap, lakukan. Shock." Tekanan pertama langsung dilakukan. Tapi, jantung Fara belum merespon, akhirnya para dokter kembali menaikkan tekanan.

"Sekali lagi." Pinta dokter yang melakukan

"300 joule. Semua siap, lakukan. Shock." Lagi, jantung Fara belum merespon sampai akhirnya mereka memutuskan untuk melakukannya sekali lagi.

"Sekali lagi."

"400 joule. Semua siap, lakukan. Shock."

Tittttt......



























THE END
~~~☆~~~

"this story will not end if the two hearts have not been put together." Gumam Rafa sambil menutup matanya dan membiarkan air matanya membasahi pipinya.

________

I'm speechless..

Artikan kata Rafa dengan baik yah semua🤗🤗..

Makasih semua sudah mau dukung dan baca ceritaku.

Jangan lupa VOTE + COMMENT nya

Love you
💜💜💜💜

RaFara | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang