33. school

44.6K 2.6K 173
                                    

Hari ini Fara sudah bisa kembali sekolah seperti biasa setelah ijin selama empat hari. Rafa pun kembali ke kegiatan hariannya, menjemput sang kekasih tercinta.

Seperti sekarang Rafa yang sedang menemani Fara sarapan.

"Fi lo gak makan? Ini enak loh." Ucap Fara lalu memasukkan sesendok nasi goreng kedalam mulutnya. Rafa hanya menggelang pelan. Sedari tadi dia hanya menatap wajah Fara yang katanya terlihat lucu kalau lagi makan.

Fara mencebik kesal. Dia tersenyum kemudian menyendokkan sesendok nasi goreng dan diarahkan ke mulut Rafa. "Aaaa," ujar Fara agar Rafa membuka mulutnya.

Rafa menggeleng pelan, "lo makan aja. Gue udah kenyang, tadi juga mami buat nasgor." Jawab Rafa yang membuat Fara cemberut.

Dia meletakkan kembali sendok yang berisi nasi goreng itu diatas piring. "Yaudah kalau begitu gue juga udahan aja. Kuy kesekolah."

Rafa mengerutkan keningnya, "tapi ini belum selesai loh Ra. Makan dulu," ucap Rafa sambil menarik tangan Fara agar duduk kembali.

"Gak. Lo aja gak makan masa gue makan sih, kasian lo kek kucing kelaparan yang hanya liatin majikannya makan."

Rafa menghembuskan nafas kasar kemudian mengangguk, "ok gue makan." Ucap Rafa pada akhirnya. Fara tersenyum dan duduk kembali. Dia menyendokkan nasi goreng ke piring Rafa.

Mereka berdua memakan nasi goreng mereka dengan diam. Setelah selesai makan, barulah mereka berdua berangkat kesekolah.

***

Sekarang mereka tengah berada dalam mobil. Rafa memilih menggunakan mobil karena tak ingin Fara terlalu terkena angin pagi.

"Ra tutup aja jendelanya. Jangan kek gitu, nanti lo kedinginan." Ucap Rafa pada Fara yang sedari tadi melihat keluar dan sesekali menghirup udara dipagi hari.

Fara menggeleng pelan, dia masih mau menghirup udara segar ini. "Gak papa. Lagian kan kalo hirup udara pagi hari itu lebih baik. Sekarang juga kan masih jam 6." Balas Fara.

"Kan nanti disekolah juga bisa Ara." Ucap Rafa sekali lagi sambil menutup jendela mobil yang membuat Fara cemberut.

"Ish. Beda lagi ceritanya Rafi. Kalo disini itu masih seger. Kalo udah disekolah biasanya udah kecambur sama nafas nafas orang munafik." Ucap Fara lalu menatap kearah Rafa saat mengucapkan kata 'munafik.'

"Udah jadi busuk berarti. Paham tuan Rafi ku SAYANG." Lanjut Fara yang berhasil membuat Rafa menoleh padanya.

"Apa? Bilang apa tadi? Coba diulang." Pinta Rafa. Fara memutar bola matanya malas.

"Gak. Gak ada apa-apa."

Rafa hanya tertawa kecil melihat wajah Fara yang memerah. Dia kembali mengalihkan pandangannya kedepan. Sebenarnya, dia merasa sedikit aneh saat Fara membicarakan soal udara tadi. Penekanan kata munafik itu seperti terarah untuknya.

Apa Ara tau? Batin Rafa. Dia kemudian menggeleng pelan.

Gak. Gak mungkin. Batinnya lagi.

Dia terkejut saat Fara memukul tangannya. "Kenapa Ra?" Tanya nya dengan alis berkerut karena saat ini Fara sedang menatapnya garang.

"Kenapa, kenapa palamu botak. Ngelamun apa coba dari tadi sampe sekolah aja lo lewatin, heh? Orang panggil-panggil juga dari tadi." Omel Fara.

Rafa terperangah sebentar. "Heh? Kelewatan?" Tanya Rafa tanpa dosa.

Fara kembali memukul tangannya dengan sangat kuat membuat dirinya meringis kesakitan. "Balik sekarang." Titah Fara dengan wajah garang.

RaFara | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang