Hai semua
I'm back.
Bagaimana? Sudah bisa pecahkan apa yang dikatakan Rafa? Kalian pasti sudah mengerti bukan?
Jika sudah, sekarang bacalah part ini. Hope you like guys.Jangan lupa VOTE AND COMMENT nya sebelum maupun sesudah dibaca yah.
HAPPY READING!!
______________________________________Anna saat ini tengah duduk di ruangannya sambil melakukan Video Call dengan seseorang yang sekarang tengah berada di Amerika.
"Besok, Asu. Gue udah bilang sama tiga kunyuk juga." Ucap Anna pada perempuan di seberang sana.
Perempuan itu hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya. Anna hanya bisa menghembuskan nafas kasar. Memang, selalu saja begini. Kalau bukan wajah yang datar yah gitu senyum trus ngangguk-ngangguk aja.
"Sayang." Teriak seseorang membuat Anna gelagapan. Dia langsung mematikan sambungan VC itu tanpa pamit.
"I-iya. Kenapa?" Tanya Anna menyembunyikan kegugupannya. Sean mengerutkan kedua alisnya kemudian berjalan mendekati Anna.
"Aku mau ngomong sesuatu." Ucap Sean yang membuat Anna mengangguk kaku. Dia sedang takut saat ini. Sean mengambil tempat duduk di meja Anna.
"Aku mau ngomongin tentang tentang kematian Neng Fara."
Anna semakin mematung mendengar ucapan Sean. Dia harus melakukan sesuatu.
"Kamu masih ingat nggak waktu Bunda Naya sama Om Melvin anter si kembar ke bandara?" Tanya Sean yang dibalas anggukan kaku dari Anna.
"Nah. Jadi gini, aku curiga karena pada saat itu wajah Bunda seperti segar-segar aja. Memang, matanya sedikit sembab tapi itu sepertinya bukan karena kematian Fara. Tapi karena hal lain. Dan juga saat didalam pesawat, aku gak sengaja lihat ada seseorang yang tidur didalam kamar pribadi Kenzie." Lanjut Sean.
Anna mengangguk membenarkan ucapan Sean. Hal itu tidak mereka pikirkan sama sekali.
Anna meletakkan jari telunjuknya di dagu dan berlagak seperti orang yang sedang berpikir. Tak lama kemudian dia melingkarkan lengannya ke leher Sean. Sedangkan Sean membalas dengan melingkarkan lengannya di pinggang Anna.
"Iya juga yah. Kenapa kita tidak kepikiran sampai disitu?" Ujar Anna.
"Bagaimana kalau kita cari tau?"
"Huh. Ayolah Sean. Pertunangan kita seminggu lagi, apakah kita tidak akan melakukan persiapan?"
"Tapi kit-"
"Sean kita bisa melakukan pencarian itu setelah tunangan nanti, kan. Ayolah.. aku ingin fitting baju, dan melakukan persiapan dengan mu." Ucap Anna dengan nada yang manja membuat Sean terkekeh kecil.
"Ok. Ok. Kalau begitu kita akan melakukan persiapan buat tunangan dulu, setelah itu baru kita cari tau semuanya. Gimana?"
"Ok. Sekarang aku yang akan bertanya." Sahut Anna yang membuat Sean mengerutkan keningnya tapi tak urung dia menganggukkan kepalanya.
"Apa?"
"Bagaimana bisa kau mengingat kembali kenangan delapan tahun yang lalu setelah sekian lamanya tidak kita bicarakan, hm?" Tanya Anna.
Sean tersenyum tipis, "kau tau Bella?"
"Ya aku tau. Dia sekretarisnya Rafa dan aku tidak menyukainya. Bukan aku saja, ketiga sahabat ku juga tidak menyukainya." Jelas Anna.
"Tapi dia menyukai Rafa, sayang." Mata Anna membelalak saat mendengar pernyataan Sean. Bella menyukai Rafa? Oh, No. Itu tidak boleh terjadi.
"Kamu kenapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
RaFara | END
Teen FictionRafa, lelaki dingin dan seorang ketua geng dari geng besar yang bernama Adlerauge. Lelaki yang tiba-tiba membuat seorang perempuan menjadi pacar nya hanya dengan dasar "Pengancaman dan ingin melindungi nya." Fara, perempuan dengan beribu luka di mas...