27. Lomba

44K 2.4K 202
                                    

Pagi ini, semua orang tengah berada di gedung tempat terlaksananya lomba basket yang mana diikuti dari beberapa sekolah.

Fara, Anna, Kaila, Icha dan Deva juga sudah berada di gedung itu. Mereka ditemani beberapa guru dan keluarga mereka tentunya yang juga ingin melihat bagaimana permainan dari anak mereka.

Fara duduk di bench area mereka, bersama teman-temannya.

"Far. Diam aja dari tadi. Kenapa?" Tanya Eva, karena memang sejak tadi Fara hanya diam saja sambil menatap lurus kedepan, dan tidak mendengarkan pembicaraan mereka.

Fara menengok kearah Eva, dia sedikit terkejut saat keempat temannya dan beberapa murid yang dipilih sebagai tim cadangan sedang menatapnya.

"Kalian kenapa?" Tanya nya dengan tampang yang begitu polos membuat Dela, yang juga datang untuk menonton pertandingan itu memukul pelan lengannya.

"Harusnya kita yang nanya sama lo bego. Dari tadi diam aja, udah kek mayat hidup tau gak." Sarkas Dela membuat Fara mengerutkan kedua alisnya.

"Gue? Diam? Masa sih?" Tanyanya lagi dengan nada yang sedikit tidak percaya, karena sedari tadi yang dia rasakan itu dia hanya duduk saja. Tidak diam atau apapun.

Anna menatap keFara dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, "memang nih anak ngajak gelut." Ucap Anna sambil mengambil ancang-ancang akan memukul Fara, tapi setelah itu dia duduk kembali karena yah begitulah. "Lo dari tadi, duduk diam aja, melamun udah kek orang yang gak dikasih makan sebulan tau gak. Untung lo cantik." Lanjutnya dengan sangat kesal.

"Ooh. Jadi bener ya." Balasnya singkat membuat teman-temannya menahan kekesalan mereka yang sebentar lagi akan meledak. Sedangkan guru beberapa guru yang mendampingi mereka tertawa kecil melihat bagaimana sifat Fara.

"Ok. Anak-anak sebentar lagi lomba akan dimulai. Kalian sudah siap?" Kata Pak Rafli yang entah baru datang dari mana.

Fara serta kelima temannya dan tim cadangan mengangguk pasti. Mereka sudah siap melawan sekolah-sekolah yang lain. Walaupun tidak pernah ikut dalam lomba-lomba seperti ini, tapi mereka sudah begitu yakin jika akan membawa piala untuk IAS nanti.

Fara dan keempat temannya langsung memasuki lapangan saat nama mereka dipanggil. Mereka berhadapan langsung dengan lawan mereka yang menatap meraka dengan tatapan meremehkan. Anna, Eva, Icha, dan Kaila menatap sinis kelawannya, sedangkan Fara tetap pada tatapan biasanya. Datar.

Peluit berbunyi, pertanda lomba dimulai. Fara dan keempat temannya terus berlari sambil membawa bola dengan sesekali memasukkannya kedalam keranjang, membuat poin mereka jauh lebih banyak dibandingkan lawan mereka.

Waktu untuk babak pertama telah selesai, Fara dan keempat temannya kembali ke Bench area mereka untuk beristirahat sejenak, dan mendengar beberapa arahan dari pelatih mereka.

Fara sebenarnya sedang menantikan seseorang, tapi orang yang dia nantikan tidak datang sampai waktu lomba selesai membuat dia sedikit kecewa. Bukan hanya dia, ketujuh pria yang sedang duduk di kursi penonton pun ikut kecewa serta sedih melihat wajah Fara yang menunjukkan raut kecewanya.

***

Ditempat lain, orang yang tengah dinantikan oleh Fara sekarang sedang bersama seorang perempuan di Mall. Mereka berbelanja baju dan aksesoris lainnya dengan begitu banyak. Si perempuan yang berjalan dengan senyum diwajahnya sambil terus memeluk lengan si lelaki. Dan si lelaki yang berjalan dengan wajah datarnya.

"Raf, makan dulu yuk. Gue laper," Ucap perempuan itu dengan wajah memelas. Rafa, lelaki yang berada di Mall bersama perempuan lain sedangkan dirinya sedang dinantikan oleh pacarnya itu hanya mengangguk sekilas.

RaFara | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang