Tidak ada yang pernah bisa menolak indahnya matahari senja di pantai beserta hembusan anginnya, seolah memanjakan lelahnya raga yang seharian berkutat dengan duaniawi.
Pantai kecil di pinggiran kota Seoul adalah tempat kesukaanya semenjak masa sekolah. Sore itu Taehyung duduk sambil memeluk kedua lututnya diatas pasir yang masih hangat karena matahari siang hari. Sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah lulus kuliah nanti.
Sebenarnya dia bisa saja langsung bekerja di perusahaan keluarga milik kakeknya, tapi Taehyung memilih hidup mandiri mulai dari dia lulus SMA. Bahkan dia bekerja paruh waktu untuk membiayai kuliahnya. Untungnya hal itu tidak di tentang sama sekali oleh kedua orangtuanya. Karena mereka tau taehyung melakukan hal baik. Orangtuanya hanya membantu dengan memberikan kendaraan transportasi yang tidak bisa di tolak. Baru kali ini dia bingung menentukan pilihan. Biasanya dia tidak pernah ragu untuk sesuatu.
Adik Taehyung pun, Jimin, selalu mengikuti jejak sang kakak untuk hidup mandiri setelah lulus sekolah. Dan mereka mempunyai tempat tinggal sendiri walapun orang tua mereka tinggal di kota yang sama. Sisi indahnya, selalu ada jadwal untuk bertemu di rumah orangtua dalam waktu 1 minggu. Itu membuat mereka bisa selalu dekat dan selalu harmonis, tidak canggung untuk saling menceritakan semua yang mereka alami.
Sang ayah yang menjabat sebagai kepala bidang bagian produksi di perusahaan pabrik tekstil milik kakeknya, selalu menceritakan tentang semua yang ia jalani. Sedangkan sang ibu lebih suka menceritakan segerombolan Ibu muda dan mahasiswa/i yang tiap hari meminum kopi dan membeli kue di kedainya. Dan hampir tiap hari pula ibu menerima tawaran dari gadis-gadis yang ingin menjadi menantunya. Ya, karena sang ibu memajang foto anak kesayangannya, Taehyung dan Jimin yang sangat besar di dinding kedai tersebut. Bukan hanya 1 foto saja, Tapi beberapa foto terpajang yang membuat kedai tersebut seperti kedai selebriti.
~~~"Kenapa ibu tidak memajang foto ayah saat masih muda? Bukannya ayah juga tampan seperti Tae hyung?" Ujar jimin sambil mengambil udang kesukaannya dengan sumpit.
Siang itu mereka makan bersama, seperti jadwal yang sudah sering dilakukan setiap minggu.
"Foto ayah sudah terlalu usang, bahkan wajah ayah tertutup noda kusam dan debu" jawab ibu sembari menuangkan nasi ke piring Taehyung.
"Tapi jika saja ibumu menaruh foto ayah disana, mungkin orang mengira ayah telah meninggal, karena fotonya terlalu usang" timpal ayah dengan nada sedikit menggoda ibu.
"Maka dari itu ayah harus punya foto terbaru. Aku sudah mengajak ayah untuk foto bersama berkali-kali. Tapi ayah selalu menolak dengan alasan mitos aneh itu", taehyung pun akhirnya bicara dengan makanan penuh di mulutnya. Sontak saja ibu langsung memukul punggungnya "telan dulu jika ingin bicara Taehyung !" Jiminpun tertawa melihat hyungnya mengeluarkan semburan nasi dari dalam mulutnya karena pukulan ibu.
Tidak ada yang berubah dari dulu, pikir Jimin. Keluarga adalah tempat terbaik dibandingkan apapun.Setelah makan siang bersama, biasanya Taehyung akan mengantar sang ibu kembali ke kedai dan membantunya untuk melayani beberapa pelanggan, setelah setengah hari seorang anak kerja paruh waktu yang menggantikan sang ibu.
Sambil menyusun rak dan toples kue kering beserta cake yang ibu buat sendiri, taehyung pun mulai membuka pembicaraan serius dengan sang ibu, sebelum ada banyak orang yang datang.
"Ibu, sebentar lagi aku akan wisuda. Menurut ibu apa yang harus aku lakukan tentang pekerjaan?" Tanya taehyung sambil melihat ke arah sang ibu yang berada di balik meja kasir.
Ibupun menengok ke arah anaknya yang ia lihat semakin dewasa dan lucu karena menggunakan apron pink milik ibunya, di lapisi dengan kemeja lengan panjang di balik apron lucu itu. karena pagi tadi Taehyung baru pulang dari kampus untuk mengurus wisudanya nanti, jadi ia tak sempat mengganti bajunya.
"Kamu pasti tau jawaban ibu nak, ibu tidak akan pernah kecewa dengan pilihanmu tentang apapun. Apa kau sudah bicara dengan ayahmu tentang ini?" Tanya ibu sembari menyuruh pekerja untuk istirahat makan siang."Aku ingin bicarakan ini lebih dulu dengan ibu, karena aku pikir ibu akan memberiku saran. Karena jujur saja ini pertama kalinya aku merasa bingung tentang pekerjaan" jawab taehyung. Iapun menaruh toples terakhir di rak kayu antik yang Jimin buat. Jimin memang suka membuat sesuatu dikala waktu senggangnya.
Lalu taehyung duduk berdampingan dengan sang ibu.
"Ibu, aku tidak ingin salah langkah mengambil pekerjaan, aku tau ayah pasti ingin sekali aku bekerja dengannya. Tapi aku tidak ingin menjadi bebannya di kemudian hari. Aku ingin bekerja dengan hatiku, agar aku bisa menjalaninya dengan baik. Ibu tau sendiri aku tidak terlalu suka bekerja di tempat yang seperti ayah inginkan.
Saat aku memilih jurusan seni pun, ayah masih berharap aku bekerja di perusahaan itu. Aku pikir itu tidak akan mudah bu" jelas taehyung dan menyandarkan kepalanya di bahu ibu, persis seperti anak kecil yang mengadu. Tanpa melihat taehyung, ibu menepuk lembut pipi taehyung dari samping. "Nak, ayahmu akan mengerti tentang itu. Kau tau sendiri ayah tidak pernah memaksa apapun kepada kau maupun jimin. Jadi tentukanlah pilihan untuk pekerjaanmu, ibu tau kau akan melakukannya dengan baik. Tapi kau harus bicara juga dengan ayahmu."Jawaban ibu memang yang terbaik, walaupun akhirnya dia tetap harus bicara pada ayahnya tentang pekerjaan. Pasti akan sedikit sulit dan tidak seperti biasanya, pikir taehyung. Ini tentang pekerjaan, jangka panjang. Bukan seperti senja yang singkat dan di nantikan. ~
^_^
Ini karya pertamaku
Mohon maaf kalo msh banyak perbendaharaan kata yang terlalu kaku ya..
Hope u like it
💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Im here, J !
Romancemencintai seseorang dengan cara yang sulit memang membuat seorang Taehyung terpuruk. Lebih lagi ia harus menghadapi berbagai konflik keluarga dan rahasia yang tidak ia ketahui sepanjang hidupnya. Dia pikir percintaannya akan semudah jalan karierny...