Here we go !

613 76 15
                                    

Bunyi klik pintu Taehyung terbuka..
ternyata Jimin sudah disana..
Taehyung memang menghubunginya untuk datang dan diam disana sampai Ara bangun.

Semalaman Taehyung tidur di sofa.
Harusnya Jimin segera datang kala itu.
Tapi sepertinya Jimin tertidur dirumah sakit.

"Cepatlah kerumah sakit..
Jisoo akan menjalani transplantasi satu jam lagi.
Apa kau sudah menemukannya??"
Jimin sedikit berbisik pada Taehyung yang sedang bersiap-siap.
Beruntung dia diberi izin oleh atasannya untuk meliburkan diri selama tiga hari.

"Nanti kita bicarakan. Terlalu banyak yang membuat mataku terbelalak melihatnya. Aku pergi dulu.
Sekarang giliranmu.. ku tunggu kau di rumah sakit."
Taehyung bergegas mengambil kunci mobil dan beberapa pakaian Jisoo dan juga dirinya.

~~

Ara terbangun dengan kepala yang luar biasa terasa sakit, seperti di hantam benda keras.
Ara memang tidak bisa tersentuh bir, dia mudah mabuk.
Maka dari itu ia lebih menyukai minum wine.

Ara sadar tengah berada di kamar Taehyung, sesekali ia menggeliat dan sedikit tersenyum.
Ia pikir sudah terjadi sesuatu tadi malam antara dirinya dan Taehyung.
Ia menengok kiri kanan tapi tak jua menemukan sosok Taehyung.
Padahal ia berharap mendapat kecupan selamat pagi atau mungkin melihat pemandangan Taehyung yang sudah mandi dengan handuk yang menggantung di leher.
Tapi nihil...

Ara membalikkan tubuhnya ke arah lampu tidur yang akan ia matikan, ia menyipitkan mata. Melihat ada sesuatu disana.
Ara terduduk, melihat ponselnya disana dengan sebuah catatan kecil menempel di sampingnya.

Kena kau! Jangan berharap banyak padaku..
Sekalipun aku mabuk, aku tau mana yang akan aku tiduri dan tidak.
Dan terimakasih atas semua informasi yang berada di ponselmu.
Sangat membantu sekali..

Taehyung

Sontak membuat Ara hendak meloncat dari tempat tidur itu.
Ia meremas catatan kecil itu dan membuangnya serampangan.
Ia turun dari tempat tidur seraya mengancingkan sebagian bajunya, dan merampas kasar ponselnya dari nakas.
Ara bergerak keluar kamar.

Betapa terkejutnya ia, ketika melihat sosok Jimin tengah duduk santai di sofa. Sambil memakan Mie instan cup dan sesekali memencet tombol remote tv.
Ara bingung sekaligus marah dengan kejadian ini.
Ia baru sadar bahwa ia tengah di kerjai oleh Park bersuadara ini.
Nafasnya cepat membuat bahunya bergerak naik turun dengan kentara.

"Sejak kapan kau disini?"
Ara melipat kedua tangannya di depan dada dan menyandarkan bobot tubuhnya di dinding dan menghadap Jimin di sofa.

"Mwo?? Sejak tadi malam... kenapa?"
Jimin santai menjawab dan melanjutkan kegiatan makannya tanpa terusik dengan Ara yang tengah kusut.

"Jadi kalian sengaja merencanakan ini huh?
Tunggu saja.. aku akan lebih kejam dari sebelumnya.
Kalian belum tau siapa aku!!!!
Dasar bedebah kalian berdua !!!"
Ara berteriak sambil menangis marah.
Dan segera mengambil tasnya di sofa dengan kasar, membuat Jimin yang sedikit mendudukinya bergeser beberapa centimeter.

Ara menatap tajam ke arah Jimin.
Tatapan marah yang di kolaborasikan dengan kekecewaan yang berlebihan.

"Tunggu saja... kita lihat siapa yang akan jadi pemenangnya nanti !!!"
Ara kembali mengeluarkan seringainya sebelum benar-benar pergi dari apartemen itu.

Sedikit terdengar isakan tangis sebelum ia membuka pintu apartemen. Dan Jimin mendengarnya.

Hmmmm Ara... jika saja kau tidak mengenal kakek.
Mungkin kau akan menjadi wanita yang baik...
Kasihan....

Im here, J ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang