Evil wear high heels

674 92 13
                                    

"Jisoo...."
Taehyung tersenyum haru melihat kekasihnya membuka mata dan melihat ke arahnya untuk pertama kali.
Tak ada pipa dan selang di wajahnya lagi yang terlihat menyiksa.
Hanya pendeteksi detak yang menempel dan akan di lepas hari ini jika kondisi Jisoo membaik.

Jisoo sudah dipindahkan ke ruang inap, setelah beberapa hari ia harus terbaring di ruang ICU.

"Oppa........"
itulah kata pertama Jisoo yang terucap dari mulut keringnya.
Membuat pertahanan Taehyung pecah bak karang di dera ombak dahsyat.
Menyakitkan mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.
Tapi kebahagiaan yang hadir seakan melenyapkan semuanya.
Begitulah siklus kehidupan.

"Ya, sayang..... oppa disini..."
Sebisa mungkin Taehyung menahan air matanya dengan suara lirihnya.
Dari kejauhan Jimin hanya memandang mereka dengan senyuman khasnya.
Jimin telah memberi kabar pada ayah dan ibu tentang Jisoo.
Tapi hari ini ayah harus istirahat total karena tekanan darahnya rendah akibat kelelahan.

"Oppa.... kenapa aku merasa sangat lelah.."
Jisoo meraba-raba tangan Taehyung yang terselip di jemarinya.
"Kenapa jariku terasa kebas?"
Jisoo masih kebingungan dengan kondisinya yang baru terbangun dari koma.

"Tidak apa-apa sayang...
Kau hanya terlalu lama tidur. Sekarang kau sudah bangun..
Aku rindu.."
Taehyung mencium jemari Jisoo, dan mengangkatnya perlahan agar Jisoo bisa melihat sesuatu yang Taehyung ingin tunjukkan.

Tersungging senyuman manis Jisoo disana.
Jisoo paham arti dari terlalu lama tidur adalah koma.
Tapi ia sangat bersyukur semua telah berlalu.

ia tak menyangka dengan apa yang dilihatnya di jari manisnya.
Jisoo meminta bantuan Taehyung untuk mendudukannya perlahan. Agar bisa melihat jelas benda cantik yang ada di jarinya.

"Apakah dokter bilang tidak apa jika Jisoo duduk?"
Taehyung bertanya pada Jimin yang tadi berkonsultasi dengan dokter.

"Tidak apa-apa. Hyung.. luka jahitannya mungkin sudah mulai mengering.
Hanya saja Jisoo pasti merasa nyeri di bagian perut dan sekitar pinggang. Itu normal."
Jimin menjelaskan dari sofa.

"Oppa.... ini cantik sekali."
Jisoo memandang jarinya yang terpatri indah oleh hiasan si mata biru.

"Kau suka?"
Taehyung memberikan senyum khasnya pada kekasihnya yang begitu di rindukannya.
Jisoo mengangguk pelan dan sibuk memandangi cincin itu.

"Maukah kau menikah denganku?"
Taehyung akhirnya mengeluarkan pertanyaan sesungguhnya dengan penuh keyakinan. Karena ia tau ini saatnya.
Ia sudah mendapatkan restu ayah.
Apalagi yang ia tunggu??

"Oppa... bagaimana dengan..."
Belum sempat Jisoo melanjutkan kalimatnya, Jimin memotong.

"Ayah sudah merestui kalian.. jangan khawatir.."
Jimin menghampiri mereka berdua.

Jisoo menunjukkan raut wajah bingung pada Taehyung.
"Ya, benar. Ayah merestui kita.
Saat kau koma. Banyak hal terjadi.
Termasuk saat ayah memberi restu pada kita.
Itu adalah suatu keajaiban.."
Taehyung tak bisan menciumi tangan Jisoo.

Jisoo merentangkan tangannya pada Taehyung untuk memeluk.
Taehyung pun menghampiri Jisoo perlahan.
Dan memeluknya dengan mata terpejam.
Taehyung sangat merindukan Jisoo.

Jisoo memanggil Jimin dengan memberi tanda dengan membuka tangan yang lain agar Jimin masuk dalam pelukannya dan Taehyung.
Jiminpun tersenyum dan masuk dalam pelukan hangat itu.

Menyadari Jimin ikut serta, Taehyung memeluk Jimin dengan tangan yang lain.
Pelukan itu terasa nyaman.
Pelukan cinta.
Pelukan kasih sayang persaudaraan diantara mereka bertiga.

Im here, J ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang