Bad surprise

583 76 20
                                    

Sudah lebih dari 1 jam Taehyung datang kerumah sakit sore itu. Tapi ia benar-benar tidak mengeluarkan sepatah katapun.
Jisoo sempat bertanya apakah Taehyung sudah makan.
Ia hanya menjawab seadanya. Lalu kembali lagi duduk di sofa dan berkutat dengan ponselnya.

Sesekali Taehyung bertanya pada Jisoo, apakah ia memerlukan sesuatu. Tapi Jisoo terlalu segan untuk mengatakannya, karena ia sadar ada sesuatu yang di sembunyikan Taehyung.
Sampai sekarang Jimin belum kembali setelah tadi berpamitan sebentar tepat sebelum Taehyung datang.

"Oppa..."
Jisoo memberanikan diri memanggil kekasihnya yang duduk dengan kedua siku tangan bertopang di kedua kakinya sambil memegang ponselnya.
Mendengar Jisoo memanggilnya, Taehyung hanya melihatnya dari kejauhan.

"Oppa.. mianhe...
aku rindu.."
Jisoo merengek layaknya anak kecil sambil meremas pakaian tidur khas rumah sakit.
Ia benar-benar takut melihat raut wajah Taehyung.

Taehyung menghela nafas panjang seolah menahan sesuatu.
Ya, dia menahan rindu dan amarah sekaligus.
Rindu semenjak tadi pagi karena awalnya ia berniat datang ketika jam makan siang. Tapi kenyataannya ia harus bertemu dengan Ara.

Amarah karena ia ingat yang dilakukan Jisoo dan Jimin di masa lalu. Sakit walau hanya sekedar membayangkannya.
Tapi Taehyung berusaha menyampingkan semua itu,
Dia terlalu mencintai Jisoo dengan ketulusan.
Bagaimanapun Jisoo di masa lalu, ia hanya ingin bahagia bersama di masa depan.
Ia tau semua ini takdir.
Taehyung terlalu yakin bahwa sakit yang ia rasakan sekarang akan berbalik menjadi hadiah yang membahagiakan di masa yang akan datang.

Perlahan Taehyung menghampiri Jisoo sambil memasukan lengan ke salah satu sakunya.
Dan ia pun duduk di kursi andalan bagian sisi tempat tidur.

"Akupun rindu..."
Taehyung mengecup lembut kening Jisoo, dan otomatis membuat Jisoo mendongak melihat kekasih tampannya sedang tersenyum.

"Oppa.... jangan diamkan aku.. aku tidak bisa.."
Jisoo mulai menitikkan air mata.
Perasaan Jisoo memang sehalus itu, dia terlalu cepat menangis karena memang dia sangat sensitif.
Dan dia sadar Taehyung mendiamkannya karena apa.

"Jika ada yang belum kau katakan padaku, katakanlah sekarang.. aku tidak ingin mengetahuinya dari orang lain selain dirimu.."
Taehyung menatap dalam mata Jisoo.
Jisoo tak bisa berkata apa-apa selain berdiam diri meremas pakaiannya, karena merasa bersalah, sangat..

"Jisoo.. aku tempatmu berbagi, mengeluh, dan tempatmu berlindung.. jika kau tidak menceritakannya padaku, apakah pantas aku mengetahui dari adikku sendiri?
Itu terasa lebih sakit.."
Suara Taehyung mulai bergetar.
Terlalu banyak yang ia alami hari ini dan membuat suasana hatinya hancur.

"Aku sudah berjanji padamu aku tidak akan marah.
Apapun itu...
Kau tau ?
Aku tidak bisa merubah masa lalumu..
Tapi aku berusaha mengubah masa depanmu..
Bersamaku..
Tolong Jisoo..
jangan ada rahasia apapun lagi..
Aku takut jika aku tak sanggup menanggungnya.."
Taehyung tertunduk, merasakan sedikit tetes air mata yang ia tahan keluar dalam rembesan di sudut matanya yang ia tahan sejak tadi.
Mungkin juga tertahan setelah ia bertemu dengan kakek..

Jisoo mengangkat wajah Taehyung.
Kejadian ini terulang lagi kala Taehyung pertama kali mengungkapkan perasaannya di apartemen.
Jisoo tak ingin membuat Taehyung sedih lagi.

"Oppa.. maafkan aku..
aku berjanji tidak akan ada rahasia lagi.
Aku mencintaimu, Park Taehyung..."
Jisoo mengecup lembut bibir Taehyung yang kini sedikit basah karena rembesan air matanya.
Taehyung membalas ciuman lembut itu dengan sedikit menikmati bibir mungil Jisoo dan melumatnya perlahan.
Ia begitu merindukan segala sesuatunya dari Jisoo.
Taehyung melepaskan ciuman kilat nan lembut itu secara perlahan pula, sehingga nafas mereka sempat beradu dalam satu frekuensi.

Im here, J ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang