Perasaan apa ini ?

1.4K 183 21
                                    

"Taehyung, bisakah kau bantu ibu menyiapkan kimchi? Sambil kita menunggu Jimin datang."
pinta ibu pada Taehyung yang sedang membersihkan aquarium kesayangan ayahnya.

Taehyung bergegas membantu ibu.
Sedangkan ayah baru saja selesai mandi dan langsung duduk manis di depan televisi sembari meneguk teh yang telah ibu siapkan.

Ruangan besar itu memang mencakup semuanya.
Dapur yang terbuka dengan meja bar kecil,
Meja makan yang melintang di antara dapur dan tempat berkumpul di ruang televisi membuat suasana menjadi hangat tanpa sekat.

Sore itu memang sangat santai. Selain pekerjaan ayah lebih cepat selesai, Taehyung pun lebih cepat tiba dari biasanya.

"Taehyung, mengapa kau memakai baju formal hanya untuk makan bersama?" Tanya ibu heran karena melihat taehyung memakai kemeja putih dan celana setelan untuk bekerja.

"Ibu, sebenarnya pagi tadi aku baru saja melakukan wawancara. Dan aku putuskan untuk langsung kesini karna ku pikir akan lebih baik untuk segera bicara pada Ayah tentang ini" jawab Taehyung sambil mengangkat mangkuk penuh dengan kimchi.
Ibu pun segera memberi isyarat agar ia menghampiri ayahnya untuk bicara serius sebelum Jimin datang.

"Ayah, aku ingin membicarakan tentang sesuatu. Ini tentang pekerjaan" taehyung memulai pembicaraan tanpa basa basi sambil duduk di dekat sang ayah.

Ayah hanya sedikit melirik ke arah anaknya yang sedari tadi terlihat gelisah dengan memegang jam tangannya terus menerus.
"Hmmm .. bicaralah. Ayah akan mendengarkan." jawab ayah dengan tenang seperti biasanya.

Ayah memang pria yang demokratis. Selalu mendengarkan apa kata anak-anaknya, dan selalu senang berdiskusi tanpa harus berdebat panjang. Itu selalu di biasakan dalam keluarga ini sejak dulu.

"Pagi ini aku melakukan wawancara kerja di perusahaan media dan promotor. Aku tidak tau wawancara akan di lakukan secepat ini karena aku baru melamar seminggu yang lalu. Sebenarnya sebelum ini aku ingin bicara dan meminta pendapat ayah tentang pilihan pekerjaanku. Kali ini aku takut salah langkah, karena ayah pernah bilang bahwa memilih pekerjaan itu untuk jangka panjang."
jelas Taehyung dengan tenang dan tanpa celah cacat kata sedikitpun.

Ayah menghela nafas..
"Taehyung, kau tau kan jika kau bertanya tentang pekerjaan pasti ayah akan menyuruhmu untuk bekerja bersama ayah?
Tapi ayahpun tau itu tidak mungkin.
Karena kau memilih bidang yang berbeda.
Ayah yakin kau akan mendapatkan yang terbaik yang kau sukai. Hanya saja jangan sampai pilihan pekerjaanmu kelak menjadi salah satu faktor yang membuat harga diri ayah jatuh.
Karena kau tau sendiri ayah selalu membanggakan anak ayah tentang pendidikan dan kemandirian kalian. Jadi buatlah ayah bangga dengan pekerjaanmu nanti."
Jawab ayah sambil meneguk kembali tehnya.

Ayah memang sosok yang sangat menjunjung tinggi martabat dan harga diri, tanpa harus menekan dan membentuk anak anaknya menjadi yang ia inginkan.

Ayah hanya sedikit melirik ke arah taehyung, dilihatnya taehyung tersenyum tenang mendengar jawaban sang ayah.

"Kau sudah dewasa, Taehyung. Meskipun ayah ingin kau seperti ayah. Tapi ayah tau kau memiliki alurmu sendiri dengan semua kepercayaan dirimu."
Tambah ayah lagi.
Menutup pembicaraan itu ayah langsung berdiri dan menepuk pundak Taehyung.

"Terimakasih ayah."
Taehyung membungkuk dan tersenyum melihat wajah ayahnya.
Aku tidak akan mengecewakanmu Ayah..
~

"Aku datang..!!" Teriak Jimin menghampiri keluarga yang berkumpul di ruang yang elegan dan minimalis.

"Kau pulang saja Jiminaahh!! makanannya sudah habis!!" Teriak taehyung tanpa melihat ke arah Jimin.
Taehyung sibuk mengambil makanan karna ia sangat lapar sedari tadi menunggu Jimin.

"Aaa rupanya kau bersama Jisoo.. ayo makanlah bersama kami." Ajak ibu ramah sambil menyuruh Jimin dan Jisoo duduk di kursi yang telah di siapkan.

Taehyung dan ayah langsung menoleh ke arah keduanya. Karena mereka pikir Jimin datang sendirian.
Melihat kedua pria itu menatapnya. Jisoo langsung membungkuk menyapa.
"Maaf mengganggu waktu makan kalian ketika kami datang" kata jisoo malu dan sungkan.
"Duduklah nak.. kita makan bersama. Kau sering sekali kemari kan? Jangan sungkan." Ayah berkata dengan ramah dan menyuruh jisoo segera duduk.
Sebelum duduk, Jisoo berpandangan dengan Taehyung dan langsung mengangguk bermaksud menyapa.

Kontak mata terjadi lagi...

Setelah semua selesai makan, ayah dan Jimin ke ruang tengah untuk melihat pertunjukkan musik di televisi. Itu memang acara kesukaan mereka berdua.

Sedangkan Jisoo akan membantu Ibu untuk mencuci piring.
Jisoo memang sering kerumah itu bersama Jimin, kadang Jimin menitipkan laundry pakaiannya pada ibu.
Dan Jisoo sering membantu ibu di kedai ataupun dirimah.
Ibu sering memberi uang pada Jisoo, karena ia jauh dari keluarga.
Dan Jisoo kuliah hanya mengandalkan beasiswa saja. Kata ibu itu bukan upah. Tapi pemberian dari orangtua untuk sang anak.
Ibu empati melihat Jisoo dan sudah menganggap Jisoo sebagai anak perempuannya.

Jadi intensitas Jimin dan Jisoo datang lebih sering daripada kakaknya. Dan kebetulan pula Jimin dan Jisoo memiliki kelas yang sama. Ya, mereka memang teman baik, hingga seperti saudara.

Taehyung duduk sambil sesekali mengecek sosial
medianya di meja dekat dapur yang tampak seperti meja bar terbuka, memperlihatkan seisi dapur terutama tempat cuci piring dan memasak.

Dari sisi itu dilihatnya Ibu dan Jisoo yang sedang berdiri berdampingan membelakangi Taehyung untuk mencuci piring.

Dan kemudian Jisoo mengikat rambutnya ( lagi ) agar tidak menutupi wajahnya yang polos dan manis itu saat melakukan pekerjaan dapur.

Sungguh sangat indah jika di lihat dari belakang, pundak mungilnya terlihat saat ia mengikat rambut, dan helaian rambut kecil yang tak terbawa menghiasi tengkuknya yang putih dan terlihat anggun.

Taehyung melihat itu.. lagi..

Dan.. degg!! Kenapa aku jadi berdebar hanya dengan melihatnya mengikat rambut? Sial !!

Taehyung berusaha memalingkan pandangannya walaupun akhirnya ia menikmati hal sederhana nan indah itu.

Tanpa disadari ia tersenyum dan terdengar hembusan nafas lembut dari dirinya.
Dan lagi lagi ia mengelus bibirnya dengan ibu jari. Seolah ia selalu dan selalu ingin melihat kejadian itu berulang kali..
Indah..

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^_^ ~bersambung~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



^_^
~bersambung~

Aku selalu berusaha sebaik mungkin dalam mengartikan alur cerita ini
Mohon support dan sarannya ya..
💜

Im here, J ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang