Hari demi hari, minggu ke minggu, hingga tak terasa kurang lebih hampir 2 bulan Taehyung dan Jisoo sudah bersama tanpa ada yang mengetahui kecuali Jimin dan ibu.
Hari-hari dilalui dengan bahagia karena mereka tinggal bersama.
Dan juga studio mini untuk Jisoo di apartemen Taehyung akan segera selesai. Membuat hari-hari mereka penuh warna hanya dengan mendekorasi ruangan itu bersama. Begitu juga dengan perasaan mereka yang kian mendalam.Hari itu entah mengapa Taehyung menghubungi Jimin yang sedang sibuk mempromosikan lagunya untuk tugas kuliah.
Sudah lama mereka tak bertemu.
Terakhir seminggu yang lalu saat makan siang bersama dirumah ibu untuk merayakan pensiun dini ayah. Dengan Jisoo juga tentunya.Kini ayah sedang sibuk merenovasi perpustakaannya. Dia terlihat sangat senang ketika pergi di pagi hari bersama ibu.
~~
"Jimin, bisakah kita bertemu sebentar saja ? Ada yang ingin aku bicarakan."
Taehyung menghubungi Jimin disaat jam makan siang."Baiklah, kirim aku lokasinya. Aku akan segera datang setelah mampir ke toko musik sebentar."
Jimin rupanya tidak terlalu sibuk hari itu.Taehyung pun keluar gedung perkantoran besar itu bersama teman-teman satu pekerjaannya.
"Hey Taehyung.. jangan lupa kau harus kirimkan design'mu sore ini. Semoga berhasil.. aku yakin karyamu akan di setujui oleh atasan kita."
Teman satu kantor Taehyung, Yuta, pria berkebangsaan Jepang, sangat menyukai hasil design Taehyung. Bahkan hampir setiap hari dia selalu belajar hal baru pada Taehyung."Kenapa kau seyakin itu?
aku berusaha semampuku, semoga saja perkataanmu bear.
Baiklah, sampai bertemu setelah makan siang Yuta.."
Mereka berpisah di parkiran mobil.~
"Taehyung, kita bertemu lagi.. hahahaa..
Ini benar-benar aneh.."
ternyata Ara sudah berdiri disana dengan map dan berkasnya. Seperti biasa, sedang menuju ke arah mobilnya, ketika Taehyung akan membuka pintu mobilnya pula."Ara? Wah kebetulan sekali. Bagaimana hasil penawaranmu dengan kantor ini? Apakah berhasil?"
Taehyung langsung sigap mengambil barang bawaan Ara sambil berjalan mengikuti wanita yang menjadi pusat perhatian di parkiran mobil karena keelokan wajahnya.
"Hmmm ya. Aku baru saja mendapatkan persetujuan kerjasama. Hari ini benar-benar hari keberuntunganku." Ara menjawab sembari membuka pintu ketika tiba di mobilnya."Ya. Kau beruntung juga bertemu denganku hari ini.. hahaha.." candaan Taehyung membuat Ara berpikir ke arah lain.
"Hmmm Taehyung. Bagaimana jika besok kita sarapan bersama. Anggap saja kau membayar hutangmu, sekaligus merayakan keberhasilanku mendapat kontrak kerjasama?"
Ara berharap Taehyung akan menerima tawarannya."Hmmmm baiklah. Berikan aku nomermu, kita akan sarapan besok pagi.." Taehyung memberikan ponselnya pada Ara untuk menyimpan kontaknya.
"Baiklah, sampai bertemu besok. Berhati-hatilah mengemudi. Aku harus kembali ke mobilku. Daahh.." Taehyung melambai pada Ara yang tak berhenti menatap sosok tampan itu.
~~~
"Wahhh hyung.. lama sekali kita tidak ketempat ini. Terakhir kali saat kita masih sekolah. Benar-benar tak ada yang berubah kecuali ahjumma yang sudah menua.."
Jimin dan Taehyung makan siang bersama di kedai favorite mereka pada masa sekolah."Akan ku adukan kau pada ahjumma itu karena kau bilang dia menua.. hahaha.."
Taehyung memukul pelan kepala Jimin dengan sumpit."Tumben sekali kau mengajakku makan siang. Apa yang akan kau bicarakan, hyung?"
Jimin asik menyuap makanannya."Hmmmm Apa kau tau ibu sudah mengetahui tentang hubunganku dan Jisoo?" Taehyung mulai berhati-hati dalam mengeluarkan kata-kata.
Jimin terhenti sejenak dari makannya.
Di lihatnya sang kakak.
"Hmmm ya, aku sudah tau. Sudah lama ibu memberitahuku tentang hal ini. Dan ibu terlihat sangat sedih ketika membicarakan ini. Tapi dia selalu ingin melihat kalian bahagia.."
pandangan Jimin tiba-tiba kosong dan menerawang. Ia ingat akan raut wajah ibu yang sedih."Maafkan aku, Jimin.. aku tak ada maksud sedikitpun untuk menyakiti ibu. Apalagi ayah.
Tapi seiring waktu berjalan, hubunganku dan Jisoo semakin serius.
Aku akan memberanikan diri untuk bicara pada ayah. Karena ku pikir, sampai kapan aku akan bersembunyi?"
Taehyung mulai bicara serius tentang ini. Walaupun berkali-kali ia mengajak Jisoo untuk bicara pada ayah, berkali-kali pula Jisoo menolaknya.Jimin tak kalah terkejut dengan pernyataan kakaknya itu.
"Kau jangan gila, hyung! Cobalah untuk mengerti perasaan ayah. Cukup ibu saja yang sedih. Apakah kau tidak berpikir dengan mengatakan itu pada ayah sama saja kau menjadi orang yang egois?
Jangan, hyung.. saat ini bukan waktu yang tepat. Bersabarlah.."
Jimin berusaha tenang walaupun awalnya ia merasa emosi dengan keinginan Taehyung."Jika bukan sekarang, kapan lagi aku akan terbuka? Ini pertama kalinya aku ingin ungkapkan apa mauku, Jimin! Setelah sekian lama aku selalu menjadi anak baik bagi ayah dan ibu. Dan selalu menuruti apa kata mereka, Kali ini aku ingin ikuti kata hatiku untuk terus bersama Jisoo dengan restu mereka. Aku yakin ayah akan mengerti walaupun pada awalnya ia akan sulit menerima ini.."
Taehyung menggebu membicarakan ini."Jelaskan padaku bagian mana yang ayah akan mengerti hah??? Bagian ketika kau mencintai anak seorang pelacur yang menjadi selingkuhan Ayah?? Begitu maumu, hyung??!!!"
Jimin gemetar menahan emosi dan genggamannya yang kuat. Beruntung suaranya tak terlalu keras, sehingga pengunjung lain tak terlalu mendengarkan mereka.Taehyung memuncak mendengar kata-kata Jimin.
Ia menggebrak meja.
"Ya!!! Aku mencintai anak pelacur dan akan melamarnya !!! Apakah itu salah??? Katakan padaku dimana letak kesalahan itu !!!! Kupikir kau akan mengerti, ternyata tak ada yang mengerti keadaanku!!!"
Taehyung berdiri dan langsung pergi meninggalkan Jimin sendiri dengan emosi yang sama.Ini kali pertama mereka bertengkar hebat.
Sangat hebat hingga keduanya berpisah dengan emosi yang tak stabil dan menahan sesak karena ingin menangis.Maafkan aku, hyung...
aku mengerti perasaanmu.. sungguh..
Tapi aku tak ingin kau merasa sakit hati di kemudian hari. Aku tak ingin melihatmu sedih.
Kesedihanmu akan membuatku hancur.
Maafkan aku, hyung ....Jimin tertunduk meneteskan air mata yang sedari tadi ditahan olehnya. Di genggamnya tangannya sekuat tenaga, berusaha agar air matanya tak begitu mengalir.
Aku tak siap jika melihatmu sedih, hyung ...
Itu bukan tujuanku.. bahkan tidak pula masuk dalam daftar mimpi burukku. Karena itu lebih dari mimpi buruk..
maafkan aku, hyung...~💜~
Bersambung
^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Im here, J !
Romancemencintai seseorang dengan cara yang sulit memang membuat seorang Taehyung terpuruk. Lebih lagi ia harus menghadapi berbagai konflik keluarga dan rahasia yang tidak ia ketahui sepanjang hidupnya. Dia pikir percintaannya akan semudah jalan karierny...