Malam ini Taehyung dan Jimin berada di rumah sakit untuk menunggu Jisoo.
Ibu dan ayah sudah pulang sedari tadi dan mempercayakan mereka berdua untuk menginap.
Jisoo masih saja banyak diam semenjak ia melihat pesan dari ara."Aku akan pulang dulu sebentar lagi. Kau saja yang menginap disini,hyung..
aku tak akan bilang pada ibu. Lagipula besok kau libur kerja kan? Nanti malam aku akan kembali membawa barang-barang dari apartemenmu."
Jimin merapikan barang-barangnya bersiap akan pulang.
"Aku akan mengantarmu keluar."
Taehyung berdiri berniat mengantar adiknya.
"Tidak usah.. mmm.. jagalah Jisoo disini."
Jimin hampir mengatakan pada Taehyung bahwa ia melihat Jisoo menangis. Tapi ia tak mau terlalu ikut campur masalah itu. Jimin menghargai Taehyung.Jimin berpamitan pada Jisoo yang duduk sambio membaca buku novel dari ayah yang berjudul
"you are my hero"~~
"Jisoo.. kau mau makan lagi? Aku akan menyuapimu ya.. atau mau makan buah?"
Taehyung duduk di samping tempat tidur Jisoo.
"Tidak usah oppa.. nanti aku akan ambil sendiri jika aku ingin. Kau sudah makan?" Jisoo berusaha biasa saja seolah tidak ada apa-apa yang terjadi, walaupun tadinya ia merasa sangat kesal dan marah."Aku belum lapar. Nanti aku akan titip makanan
Saat Jimin kembali kesini. Aku menyuruhnya membawa beberapa barangku dan barangmu yang di perlukan disini. Termasuk ponselmu."Taehyung mengambil ponselnya yang tergeletak di meja.
Dia ingin mengirim pesan pada Jimin agar memberi Coco makan, tapi ia melihat pesan lain yang sudah terbaca.
Pesan dari Ara..Dilihatnya wajah Jisoo setelah ia membaca pesan itu.
"Kau sudah membacanya?"
Tanya Taehyung sedikit canggung.
Jisoo hanya menengok dan memberikan ekspresi tanya, seolah tak tau apa-apa.
"Ahh iyaa .. aku tak sengaja membukanya ketika melihat-lihat foto. Tapi aku tidak membaca semua pesannya."
Jisoo berusaha menutupi kecemburuannya.Taehyung terdiam, bingung harus bagaimana. Karena ia belum mengatakan pada Jisoo bahwa dirinya dan Ara sarapan bersama pagi ini.
"Maaf aku belum bilang padamu, dia salah satu staff ayah yang pernah datang pagi-pagi ke apartemen. Apa kau masih ingat? Dan aku bertemu dengannya di kantor pada saat itu karena ia bekerja sama dengan perusahaan tempatku bekerja.
Kemudian dia mengajakku sarapan, sebatas itu saja."
Taehyung berusaha menjelaskan dengan sederhana."Oppa.. kau tak perlu minta maaf.. kau boleh berteman dengan siapa saja. Aku tak berhak melarangmu karena aku bukan istrimu.
Tugasku hanya menjagamu agar selalu sehat dan memastikan kau selalu nyaman denganku."
Jisoo tersenyum sambil mengelus pipi Taehyung yang tertunduk."Maafkan aku karena aku tak bilang padamu tentang Ara..
Maafkan aku karena aku kesal padamu malam itu..
Maafkan aku karena aku tak memakan masakanmu..
Maafkan aku sudah membuatmu seperti ini.."
Taehyung tertunduk menciumi tangan Jisoo berkali-kali. Ia benar-benar merasa bersalah.
Taehyung begitu menyayangi wanitanya.Jisoo yang sedang duduk sambil menahan sakit berusaha menaikkan wajah Taehyung dengan menyentuh dagunya.
"Oppa.. lihatlah aku.. aku baik-baik saja sekarang. Dan akan selalu baik-baik saja jika kau selalu bersamaku. Sudah, jangan di bahas lagi.. "
Jisoo mengelus-elus kepala Taehyung.
Membuat Taehyung tenang dan berani kembali menatap Jisoo.
"Aku bukan pria yang pandai berbohong, aku juga bukan pria yang bisa merayumu setiap hari.
Aku hanya bisa memperlakukanmu dengan cara istimewaku. Dan aku selalu ingin membahagiakanmu Jisoo.."
Taehyung mengecup kening Jisoo yang tersenyum karena memiliki pria sebaik Taehyung.~~
Malam semakin larut, Jimin akhirnya datang membawa barang Taehyung dan Jisoo.
"Makanlah dulu.. pasti kau belum makan."
Jimin menyodorkan makanan yang ia beli untuk Taehyung.
"Bagaimana denganmu? Apa kau sudah makan?"
Taehyung bertanya pada Jimin yang membantunya merapikan pakaian Jisoo di lemari kecil di ruangan itu. Jimin hanya menjawab dengan anggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Im here, J !
Romancemencintai seseorang dengan cara yang sulit memang membuat seorang Taehyung terpuruk. Lebih lagi ia harus menghadapi berbagai konflik keluarga dan rahasia yang tidak ia ketahui sepanjang hidupnya. Dia pikir percintaannya akan semudah jalan karierny...