Who ( 2 )

661 91 5
                                    

"Saudara pasien bisa datang ke bagian administrasi untuk mengurus asuransi??
Ct scan dan tes lab akan di lakukan 1 jam lagi. Diharap pasien tidak memakan apapun ya.
Terimakasih.."
Seorang perawat datang ke ruangan Jisoo pagi itu.
Jisoo masih tertidur rupanya karena pengaruh obat semalam.
Dan Taehyung sudah bangun sedari tadi menyiapkan beberapa pakaian ganti untuk Jisoo.

Taehyung berjalan keluar untuk mengurus beberapa berkas asuransi yang di berikan oleh ayah kemarin.
Dia berpapasan dengan Jimin yang baru datang dan membawa makanan dari Ibu.
Rupanya Jimin menginap di rumah ibu semalam.
"Jagalah Jisoo sebentar, aku akan ke bawah.
Dia tak boleh makan apapun sebelum tes selesai."
Taehyung berbicara pada Jimin dan langsung bergegas ke bawah.

Jimin masuk dan dilihatnya Jisoo baru saja bangun.
"Kau baru bangun? Sebentar lagi kau akan melalukan tes lab. Bersiaplah dan jangan makan apapun dulu."
Jimin menaruh makanan dari ibu di meja.

"Ssttt.. kau ini.. pelankan suaramu, nanti Taehyung mendengarnya.."
Jisoo melihat ke sekitar mencari Taehyung, ia takut jika Taehyung mendengar tentang tes lab itu.

Jimin duduk di kursi samping tempat tidur Jisoo.
"Aku sudah mengatakannya pada Taehyung, maaf..
Ku pikir jika aku merahasiakannya, dia akan membenciku. Sekali lagi maafkan aku.."
Jimin menunduk di samping Jisoo.

Jisoo kesal mendengar perkataan Jimin.
Tapi ia berusaha tenang. Padahal Jisoo tak ingin Jika Taehyung tau mengenai penyakitnya.
Ia takut Taehyung akan semakin khawatir padanya.
"Apa reaksinya ketika mendengar itu?"
Jisoo bertanya dengan nada yang datar dan tanpa menoleh ke Jimin.

"Taehyung bilang ia akan mendonorkan ginjalnya padamu jika memang di perlukan.."
Jimin menjawab pelan.

"Astagaaa !!! Aku sudah mengatakannya padamu untuk tidak memberitahu Taehyung. Aku tidak mau hal seperti ini terjadi, Jimin !!
Jika hal itu terjadi, aku akan menjadi orang yang paling di benci ayah..."
Jisoo menahan sakitnya karena ia sedikit berteriak.

"Maaf.. maafkan aku.."
Jimin hanya bisa meminta maaf pada Jisoo yang kini sedang menangis karena ia merasa menjadi orang yang tak pantas berada di tengah keluar baik itu.

Tiba-tiba Taehyung masuk.
Melihat Jisoo menangis dan Jimin terduduk di kursi samping tempat tidur.
Taehyung menghampiri mereka berdua.
Jisoo menatap Taehyung dengan tetesan air matanya.

"Oppa......"
Jisoo hanya bisa memanggil Taehyung dan tak bisa berkata apa-apa.

Taehyung hanya tersenyum.
Ia mengerti dengan keadaan yang dilihatnya.
Pasti mengenai rahasia transplantasi ginjal itu.
"Hey... sudahlah.. kalian kenapa?
Jisoo.. aku sudah mengetahui semuanya.
Jimin melakukan hal yang benar.
Jika tidak bercerita padaku, kau akan bercerita pada siapa lagi? Semuanya akan baik-baik saja kan seperti kau bilang?"
Taehyung dengan senyumnya mengelus kepala Jisoo.
Dan menepuk bahu Jimin.

"Bersiaplah, satu jam lagi kau akan melakukan tes. Jangan takut. Aku dan Jimin akan selalu menjagamu.."
Taehyung mengecup kening Jisoo.
Baru kali ini Jimin melihat Taehyung dan Jisoo seperti itu di depan matanya.
Setulus itu sang kakak menyayangi Jisoo, pikirnya.

~~

Saat Jisoo melakukan CT scan dan tes laboratorium, Jimin dan Taehyung menunggu di teras semalam mereka bicara.
"Semalam aku bicara pada ayah dan ibu.
Mereka kaget pastinya.
Ibu sangat terpukul mendengar ini. Kau tau sendiri Ibu sangat menyayangi Jisoo.
Ayah bilang jika transplantasi sudah pasti di lakukan, ia akan mencarikan pendonor ginjal terbaik di kota ini. Jadi kau tidak usah khawatir mengenai itu, hyung.."
Jimin mengelus punggung kakaknya itu yang sebenarnya masih panik dan khawatir mengenai Jisoo.

Im here, J ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang