She's back

689 91 5
                                    

Sudah hampir tiga hari Jisoo benar-benar tak sadarkan diri.
Wajahnya membengkak karena berbagai cairan yang masuk ke dalam tubuhnya.
Cincinnya menjadi sedikit sesak karena tubuhnya terlalu penuh cairan.

Dengan terpaksa Taehyung bekerja secara online dan mengejar deadline.
Konsentrasinya hancur saat bekerja dengan laptopnya dirumah sakit.

~

Di pandanginya wajah Jisoo yang membengkak.
Ia menyeka wajah Jisoo perlahan.
Membasahi sedikit rambut kekasihnya itu.
Menyeka lengannya yang membengkak pula.
Taehyung justru mulai terbiasa dengan hal ini.
Walaupun ia selalu membatin ingin kekasihnya sadar dan melihat dunianya yang kini sudah lebih baik.

Ya, benar...
Ayah memang sudah memberikan restu pada mereka berdua.
Taehyung pun memberitahu ayah tentang pernikahan mereka.
Ayah menyetujuinya.
Karena ayah pikir hanya itulah yang bisa membuat Taehyung bahagia.
Saat ini..
Ayah menyampingkan semuanya yang berbau dengan kesakitan. Ataupun niat Ara yang ia ketahui untuk menghancurkan segalanya. Ia simpan rapat-rapat

Ayah dan Jimin sudah mengobrol banyak tentang itu.
Dan mereka sepakat untuk melindungi Taehyung dan Jisoo dari serangan Ara ataupun kakek.

"Jisoo.. kau bermimpi apa semalam?
Apa kau mimpi tentangku??
Karena aku memimpikanmu..
Kau memakai gaun putih di pinggir pantai, memakai hiasan kepala dari bunga putih yang cantik.
Aku tidak bisa membedakan antara bunga dan dirimu..
Kau begitu cantik.."
Perawat di sekitar sudah mulai terbiasa dengan Taehyung yang seperti itu.

Terlihat kehilangan akal sehat memang.
Tapi sebenarnya tidak. Taehyung sengaja sering mengajak Jisoo untuk berinteraksi, agar merangsang sarafnya untuk merespon.

Di pandanginya cincin bermata biru itu di jari Jisoo yang terlihat sedikit sesak.

"Ini cincin pertama yang ku beli untuk seorang wanita.
Ku harap kau tau itu...
Tak ada yang lebih istimewa selain mencintaimu,Jisoo..
Aku tak lelah menunggumu membuka mata.."
Lagi-lagi lirih kata kata Taehyung mengurai kesedihan yang begitu dalam.

Taehyung menumpahkan air mata yang kesekian kalinya ditangan Jisoo.
Taehyung merasakan gerakan.
Perlahan tapi sangat nyata.
Ia terkesiap. Dan menatap wajah Jisoo.
Taehyung sungguh merasakan gerakan itu di jemari Jisoo.
Ini bukan ilusi atau imajinasi Taehyung.
Sungguh...

"Jisoo... apa kau mendengarku?
Bangunlah sayang.."
Isak Taehyung masih sangat jelas.
Tapi Taehyung merasa panik dan juga senang dalam waktu bersamaan.
Tak ada suara jawaban, hanya ritme yang mengulang ngulang saja yang menghiasi ruangan itu.

Dan pada akhirnya gerakan itu datang lagi.
Taehyung menatap jemari Jisoo yang bergerak perlahan.
Gerakan itu terus ada, hingga Taehyung memanggil seorang perawat yang berjaga di dekat situ.
Sang perawat bersiap membawa beberapa alat untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan.
Karena biasanya akan ada serangan panik jika pasien bangun dari koma. Jadi harus selalu waspada akan hal itu dan juga antisipasi terhadap adaptasi pasien setelah menyadari bahwa dirinya koma beberapa hari.

Perawat mendekati Jisoo.
Tangan Jisoo memang bergerak keduanya.
Tapi matanya belum terbuka.
Taehyung mundur beberapa langkah mempersilahkan agar perawat leluasa.
Dalam hati Taehyung bergemuruh.
Semoga ini pertanda baik.
Ia segera menghubungi Jimin.

Tapi Suara detak jantung Jisoo tiba-tiba melemah.
Melemah- lalu perlahan terdengar suara satu nada tanpa putus dari mesin pendeteksi detak jantung itu.

Itu bukan pertanda baik.

Jantung Jisoo berhenti berdetak!!

Perawat menyuruh Taehyung mundur beberapa langkah agar mereka bisa melakukan tindakan defibrillasi.

Im here, J ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang