"Baguslah jika kalian semua mendukung keputusan pensiun ayah. Ayah bukan hanya lelah.. tapi ayah juga ingin mengerjakan sesuatu yang ayah sukai selain bekerja.
Mungkin lebih cepat lebih baik.. Ayah tidak sabar untuk membuka perpustakaan. Membayangkannya saja membuat ayah bahagia."
Ayah merasa lega karena semua anggota keluarga yang hadir termasuk Jisoo malam itu mendukung keputusan Ayah."Jisoo, janganlah sungkan untuk datang ke perpustakaan nanti. Kamu pasti akan menyukainya. Bagaimanapun kau sudah kami anggap sebagai anak."
Ayah berbicara pada Jisoo yang tersenyum sopan pada ayah.Dia memang anak ayah.. aku sudah mengetahuinya.. kenapa aku jadi kesal mendengarnya??
Taehyung bicara dalam hati dan berusaha bersikap biasa saja."Jadi kapan rencananya ayah akan pensiun? Kita harus merayakannya. Sekaligus merayakan pekerjaan baru Tae hyung.. bagaimana?"
Jimin mengusulkan sambil mengunyah daging yang terbungkus daun selada."Kau ini.. mengapa semua harus selalu di rayakan. Kau saja yang merayakannya sendiri. Aku akan sibuk bekerja mulai lusa. Jika akan mengadakan perayaan sekalian menunggu perpustakaan ayah selesai saja.
Bukannya bangunannya tinggal direnovasi??".
Taehyung meledek Jimin.
Diikuti tawa ibu yang meramaikan suasana.Bangunan itu memang tinggal di renovasi saja. Karena bersebelahan dengan kedai ibu, akan lebih mudah menyelaraskan bagian depannya yang memang akan di hiasi banyak kaca seperti kedai.
"Ayah akan mulai pensiun bulan depan. Ayah pikir itu waktu yang tepat untuk mengakhiri sesuatu yang telah lama ayah jalani, dan memulai sesuatu yang baru."
Ayah memang sudah berpikir matang untuk pensiun. Beruntungnya Ayah karena seluruh keluarga mendukung apa yang akan ia mulai."Ngomong-ngomong kenapa anak ayah tidak satupun yang pernah membawa teman kencan ke rumah ini? Apa harus ayah yang mencarikan wanita untuk kalian? Hahahhaa.."
Ayah mulai bercanda kepada Taehyung dan Jimin.
Tp candaan itu membuat ketiga anak itu saling melirik satu sama lain. Terutama Taehyung dan Jimin."Ayah tau sendiri Hyung selalu menyampingkan wanita dan memprioritaskan hal lain.
Aku sendiri belum begitu tertarik untuk mempunyai kekasih. Tapi jika ayah ingin mengenalkan seseorang padaku, dengan senang hati aku akan menerimanya.. hahaha..."
Jimin menjawab dengan cepat guna menutupi kekhawatiran Taehyung.
Karena ia tau pasti kakaknya akan bingung untuk menjawab pertanyaan itu.
Sontak Taehyung langsung menyambar kata-kata Jimin dengan tawa."Kelak kalian pasti ingin mempunyai keluarga.
Jika saat itu tiba ayah harap ayah masih sehat untuk mendampingi pernikahan kalian."
Ayah bicara serius lalu meminum air sampai habis.
Anggota keluarga yang lain hanya saling memandang dan tersenyum."Ayah pasti akan selalu sehat jika selalu merasa bahagia. Jadi kalian sebagai anak laki-laki harus bisa membahagiakan Ayah."
Ibu menambahkan.~~~
"Hyung, kau dengar sendiri ayah berkata apa tadi kan? Jadi sudah sejauh mana kau dengan Jisoo? Tampaknya kau lebih santai kali ini."
Jimin dan Taehyung tengah asik berbicara di ruang tengah. Ibu dan Jisoo seperti biasa berada di belakang. Sedangkan ayah sedang beristirahat karena merasa kelelahan sepulang dari kantor tadi."Aku dan Jisoo sudah melangkah lebih baik dari sebelumnya.
Kurasa Jisoo akan terbiasa dan mulai menerima perhatian tulusku padanya."
Taehyung menjawab datar tanpa melihat wajah Jimin. Karena pikirannya sedang tidak pada letaknya."Aahh jadi kalian sudah berpacaran sekarang? Secepat itu? Perasaan Jisoo memang sehalus itu. Tapi baguslah.. setidaknya kalian lebih cepat juga memikirkan cara untuk bicara pada ayah dan Ibu. Aku tidak akan ikut campur urusan itu."
Jimin menepuk pelan pundak Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Im here, J !
Romancemencintai seseorang dengan cara yang sulit memang membuat seorang Taehyung terpuruk. Lebih lagi ia harus menghadapi berbagai konflik keluarga dan rahasia yang tidak ia ketahui sepanjang hidupnya. Dia pikir percintaannya akan semudah jalan karierny...