Who ?

897 133 4
                                    

"Maaf mengganggumu sepagi ini. Ayahmu menyuruhku mengantarkan berkas ini padamu. Ia ingin kau membacanya sesegera mungkin dan menghubunginya".

Rupanya wanita yang datang sepagi ini adalah Ara, salah satu pegawai Ayah Taehyung.
beberapa kali mereka bertemu di acara kantor, atau sekedar makan malam bersama dengan jajaran komisaris dan direksi.
Taehyung memang selalu di ajak oleh Ayah.
Sedangkan Jimin lebih sering menolak karena selalu bilang bahwa itu adalah acara yang membosankan.
Ayahpun paham karena Jimin memang seperti itu.

"Ayah menyuruhku membaca ini? Sepertinya sesuatu yang serius.
Baiklah aku akan membacanya dan segera menghubungi ayah.
Terimakasih karena mengantarkan ini, Ara.
Apa kau ingin masuk dulu? Kebetulan aku sedang sarapan.."
Ajak Taehyung dengan ramah seperti biasa kepada siapapun.

"Ah, tidak usah.. terimakasih. Aku harus bergegas kembali ke kantor. Mungkin lain kali saja".
Ara bergegas pergi terburu-buru.

Taehyung dan Ara lahir di tahun yang sama. Jadi mereka lebih nyaman bicara tanpa harus menggunakan bahasa formal.

Taehyung kembali ke meja makan dan membuka berkas itu.
"Pegawai ayah mengantarkan ini, dan dia bilang aku harus segera membacanya."
Taehyung memberitahu Jisoo yang saat itu sedang merapikan sisa makanan.

Jisoo membuat coklat hangat dan menyediakan air putih untuk Taehyung.
"Pasti itu sangat penting sampai harus diantar sepagi ini.."
Jisoo merespon tentang berkas itu. Tapi ia tak ingin tau isi dari map berwarna coklat. Ia pikir itu adalah urusan ayah dan Taehyung.

Lama Taehyung membaca lembar demi lembar. Sampai tiba di lembar terakhir, ia menarik nafas panjang.
Lembaran itu tidak banyak, tapi sangat penting bagi ayah.
Bergegas Taehyung mengambil ponsel dan menghubungi Ayah sesuai instruksi.

"Kau sudah membacanya, nak?
Bagaimana menurutmu??"
Tanya ayah di seberang telpon.

"Apa ayah yakin akan pensiun tahun ini?
Jika ayah pikir itu yang terbaik maka lakukanlah. Aku pikir juga ini sangat baik untuk kesehatan ayah. Ayah bisa beristirahat dan juga bisa melakukan hal lain yang ayah sukai.
Bukankah ayah ingin membuka perpustakaan kecil di sebelah kedai ibu? Pasti itu akan sangat menyenangkan bagi ayah".
Taehyung mengetahui benar apa yang ayah inginkan setelah pensiun nanti. Karena seringkali ayah mengatakan hal itu pada Taehyung dan juga Jimin.

Ayah sering mengeluh lelah dan kadang ia jatuh sakit karena terlalu banyak pikiran dan memporsir pekerjaan.
Sang kakek yang hanya memantau perusahaan dari kota lain begitu tegas dan memprioritaskan pekerjaan walaupun ia sudah sangat berumur.

Saudara dari ayah hampir semua bekerja sebagai manager di perusahaan itu. Jadi ayah tak perlu merasa khawatir jika ia lebih cepat pensiun dibandingkan saudaranya yang lain.

"Ayah sudah bicara dengan ibumu tadi malam tentang ini, ia menyuruhku untuk diskusi denganmu, karena ayahpun awalnya ragu untuk pensiun karena khawatir dengan jalannya perusahaan. Tapi mendengarmu bicara tentang perpustakaan itu, membuat ayah yakin dengan keputusan ini.
Ayah sudah tua, nak.. Ayah ingin menikmati masa tua bersama ibumu tanpa harus memikirkan tentang rapat ataupun deadline di esok hari. Ayah lelah..
dan juga sebelum ayah mati, ayah ingin sekali melihatmu menikah dan melihat Jimin menyelesaikan kuliahnya".
Nada bicara ayah perlahan menjadi pelan karena terbawa perasaan.

Ayah tak pernah menyampaikan inginnya seperti ini.
Tapi ia sangat percaya Taehyung sudah dewasa dan bisa mengerti keadaannya.
Jiminpun sebenarnya sama seperti Taehyung, ia pengertian dan perhatian.
Tapi Jimin jarang sekali berkomunikasi dengan ayah tentang pekerjaan.

Im here, J ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang