Hyung, aku ingin bertemu denganmu.
Temui aku di cafe dekat kampus jam 11 siang.
Ada yang ingin ku bicarakan.
Pagi itu ketika Taehyung sedang membersihkan beberapa map besar dan keperluannya untuk bekerja beberapa hari lagi, Jimin mengiriminya pesan.Semenjak kejadian kemarin, mereka tidak saling menghubungi.
Bahkan Taehyung dan Jimin memutuskan tidak menginap dirumah Ibu.
Jiminpun pergi entah kemana. Menyisakan Jisoo yang tertidur sendiri dirumah ibu.
Dan ibu marah akan hal itu.
Tapi Taehyung menjelaskan beberapa alasan agar ibu tak marah.Taehyung terlalu segan karena ia benar benar paham akan Jimin. Jimin adalah sosok yang tak suka di paksa, apalagi ketika ia marah.
Jadi Taehyung hanya membiarkannya terlebih dahulu. Jika keadaan telah tenang mereka pasti akan menghubungi satu sama lain. Itulah kebiasaan mereka.
Sambil menunggu jam 11 tiba, Taehyung meminum coklat hangat dan memakan sepotong roti.
Coklat hangat mengingatkannya pada Jisoo.
Tiada hari dan tiada waktu tanpa merindukanya, pikir Taehyung. Dan hampir setiap hari pula Taehyung memikirkan bagaimana caranya mulai bertahap mendekati Jisoo.Dan seperti pagi ini, ia berniat mengirim pesan hanya untuk sekedar menyapa dan mengingatkan untuk sarapan. Hal kecil, tapi bisa menjadi skala besar jika rutin di lakukan.
Selamat pagi, Jisoo..
Ingatlah untuk selalu sarapan..
kau harus selalu sehat agar aku selalu bisa melihatmu..
semoga harimu menyenangkan..Taehyung mulai bermain dengan kata dan perasaannya. Ia bahkan tak mengharapkan balasan pesan dari Jisoo.
Dia benar benar sulit menahan rasa itu. Ingin sekali ia mengungkapkan semuanya dan menjadikan Jisoo miliknya saja. Tapi ia takut Jisoo akan bingung, dan bahkan pergi dari Taehyung.
Dia akan berusaha pelan pelan agar Jisoo bisa terbiasa terlebih dahulu dengan semua perhatiannya.Tanpa di harapkan, Jisoo ternyata membalas pesan Taehyung.
Selamat pagi, Taehyung oppa..
terimakasih telah memperhatikanku..
Kau juga harus selalu sehat..
Dan semangat untuk pekerjaanmu beberapa hari lagi.. salam dari ibu untuk oppa.
Aku sedang bersamanya di kedai.Membaca itu Taehyung tersenyum tersipu malu.
Untuk sebagian orang itu adalah kalimat biasa tanpa keistimewaan. Tapi bagi Taehyung, menerima pesan itu dari seseorang yang ia harapkan masuk dalam hidupnya, adalah sesuatu yang membuat dia bahagia sepanjang hari.
Tapi sepertinya tidak termasuk dengan pertemuannya dengan Jimin siang ini.~~
Taehyung menghampiri Jimin yang tengah duduk di cafe itu, sembari sesekali menatap keluar dan terlihat gelisah.
Tanpa berkata ataupun menyapa, Taehyung langsung duduk setelah memesan minuman.
Jimin menatap sang kakak, dan mencoba untuk memulai berbicara sesuatu.
Tapi Taehyung memulainya terlebih dahulu."Maafkan aku Jimin. Aku tak bermaksud lancang. Hanya saja aku ingin tau dan merasa tertarik dengan semua barang yang tampak serupa di laci itu. Aku kembalikan CD ini padamu.
Sekali lagi maafkan aku". sesal Taehyung terlihat.
Ia menundukkan kepalanya dan tak menatap mata Jimin."Sudahlah hyung, akupun minta maaf karena bereaksi terlalu berlebihan. Karena aku menyimpan sesuatu di CD itu. Dan kemarin aku sadar saat melihat ke laci, dan ternyata kau tidak membawanya. Kau membawa CD yang lain.
Dan aku berpikir karena kau sudah tau mengenai semua CD berwarna itu, aku akan menceritakan semuanya yang belum kau ketahui.
Dan ini semua ada hubungannya dengan Jisoo dan juga keluarga kita".Jimin benar benar bicara serius kali ini. Dan ia sama sekali tak ingin kakaknya melewatkan sedikitpun tentang ini karena Jimin tau bahwa Taehyung menyukai Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Im here, J !
Romancemencintai seseorang dengan cara yang sulit memang membuat seorang Taehyung terpuruk. Lebih lagi ia harus menghadapi berbagai konflik keluarga dan rahasia yang tidak ia ketahui sepanjang hidupnya. Dia pikir percintaannya akan semudah jalan karierny...