pengakuan

1K 147 11
                                    

Malam itu belum terlalu larut.
Taehyung dan Jisoo memutuskan meminum coklat hangat agar bisa tertidur pulas.
Semenjak mengenal Jisoo, Taehyung menjadi penyuka coklat hangat.
Mereka berdua meminum di ruang santai dengan televisi Taehyung yang sangat besar.

Jisoo duduk di sofa tunggal besar itu.
Sedangkan Taehyung menikmati coklat hangatnya sambil melihat indahnya kota dari sudut jendelanya. Taehyung menyukai sudut itu. Ia menyukai posisi setengah duduknya di jendela itu. Kakinya yang panjang terlipat di hadapan jendela, kaki yang lain terinjak ke lantai menumpu tubuhnya yang tinggi. Ia terlihat Seperti tokoh dalam komik saja.

"Terimakasih telah memperbolehkanku menginap disini.. aku tidak akan melupakan kebaikan Taehyung oppa.." Jisoo berkata memecah keheningan. Sambil memegang gelas dengan kedua tangannya.

Taehyung terlalu hanyut akan suasana malam itu.
Ia terlalu menikmati kesempurnaan malam itu. Coklat hangat, indahnya pemadangan malam, dan Jisoo pastinya. Dengan mencoba mengabaikan masalah yang ia hadapi.

"Jisoo, apakah kau menyukai pemandangan malam hari. Lihatlah kemari! Lampu kendaraan dan gedung itu seolah sangat kecil dari atas sini, tampak seperti kunang-kunang". Taehyung mengabaikan ucapan terimakasih Jisoo karena tak ingin seperti ada hutang jasa.

Taehyung mengajak Jisoo untuk melihat apa yang dilihatnya. Ia lalu menaruh coklat hangatnya di meja.

Jisoo perlahan mendekati Taehyung.
Jujur saja Jisoo tak terlalu suka malam hari, karena terlalu trauma mengingat dulu ia adalah pekerja seks yang keluar di malam hari.
Tapi ia mencoba menghampiri Taehyung karena rasa tak enak menolak permintaannya.

Jisoo mendekat ke arah jendela yang tidak begitu besar, tapi bisa memperlihatkan kecilnya kota dari sudut atas. Jisoo meninggikan tubuh dengan menjinjitkan kakinya, agar bisa melihat lebih jelas. Karena ia terhalang oleh undakan jendela yang di gunakan taehyung duduk saat ini.

"Kau menyukainya? Apa kau bisa melihatnya dengan jelas?".
Taehyung berkata sambil melihat Jisoo yang berusaha meninggikan tubuhnya agar bisa menatap ke arah luar.

Terlihat sangat lucu dan manis bagi si pria yang memiringkan kepalanya dan tersenyum menatap sang wanita.

"aku tak bisa begitu melihatnya dengan jelas, karena tubuhku terlalu pendek...."
Jisoo tertawa malu.

Tiba-tiba Taehyung menarik tubuh Jisoo masuk diantara dua kakinya. dan lengan panjang Taehyung melingkar di bahu Jisoo. Membuat tubuh mereka berdua menjadi tak berjarak.

Jisoo terdiam, menghadap jendela yang di bahas sedari tadi. Sedangkan wajah dan tubuh Taehyung sudah menempel di sisi tubuhnya. Wajah Taehyung berasa tepat di sisi tubuh kecilnya.

Jisoo menelan ludahnya karena terlalu kaget. Ia merasakan detak jantung Taehyung bergerak cepat. Bahkan hembusan nafas Taehyung bisa ia rasakan di atas kepalanya.

"Jangan berkata apapun, aku hanya ingin menikmati ini bersamamu..
Maafkan aku jika mengatakan ini tiba-tiba.
Aku tak bisa menahannya lagi.
Maaf aku lancang menyentuhmu.
Tolong jangan berkata apapun. Aku hanya ingin kau tau bahwa aku dengan segenap kemampuanku, akan mencintaimu dengan cara yang baik.
Aku mencintaimu Jisoo.."

Taehyung tak bisa menahan rasa itu.
Suaranya terdengar bergetar, ia menahan tangis karena tau dengan keadaan yang sebenarnya ia hadapi jika perasaannya di teruskan.

Jisoo tak berkata apa-apa.
Mulai dari perhatian, perilaku, bahkan kali ini dengan sentuhan dan pengakuan Taehyung yang tiba-tiba membuat Jisoo tak bisa berpikir jernih. Yang disadari kini adalah Jisoo menikmati perasaan itu.

Rasa bahagia saat di perhatikan, rasa nyaman saat Taehyung berusaha melindunginya, bahkan rasa itu kini terasa sangat nyata ketika mendengar sebuah pengakuan dari seorang yang selama ini ia anggap kakak.
Terlalu cepat, tapi begitu tepat..

Im here, J ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang