Dont worry..

987 124 1
                                    

Pagi itu Taehyung di bangunkan oleh jilatan anjing kesayangannya yang sudah berada diatas kasur.
Sang tuan pun terbangun dan sedikit bermain dengan anjingnya, Coco.
Coco memang di biarkan berkeliaran jika malam tiba, karena setiap pagi pasti coco akan membangunkan Taehyung, dan juga pintu kamar di biarkan terbuka sedikit.

Dilihatnya Jisoo msh terlelap tidur di lengan Taehyung yang ia jadikan bantal.

Tak menyangka ketika aku membuka mata, aku sudah melihatmu tak berjarak denganku..
Aku mohon tetaplah seperti ini..

Di kecup lembut kepala Jisoo yang sedikit terusik dan bergerak. Kemudian Taehyung menggeser pelan lengan, dan menggantikannya dengan bantal yang nyaman.
Jisoo terlelap kembali.

Anjing Taehyung sudah menggerakkan ekornya, mengetahui ia akan di berikan makanan pagi ini.
Taehyung pun beranjak keluar kamar dan menikmati pagi itu bersama coco si anjing kesayangan.

Tengah asik bermain dan bergulat bersama coco, Taehyung melihat layar ponsel Jisoo menyala tepat di meja sebelah sofa.
Taehyung sedikit melihat ke layar ponsel Jisoo.
Dilihatnya nama Nana, teman 1 apartemen Jisoo.

Jisoo tidak mengatur pesannya agar tak terlihat.
Ia sengaja, agar bisa membaca pesan tanpa harus membuka kunci ponselnya.
Dan kebetulan ponsel Jisoo tidak menggunakan kunci sandi. Taehyung terlalu ingin mengetahui kelanjutan pesan nana yang terpotong di layar utama.

Jisoo, maaf sepertinya kau harus pindah secepatnya. Aku dan yongjae akan tinggal bersama.
Aku akan membantumu merapikan barang. Karena 3 hari lagi yongjae akan memasukan barangnya. Sekali lagi maafkan aku. Semoga kamu mendapatkan tempat yang baru.
Aku tunggu kabarmu.

Membaca itu Taehyung langsung merasa iba.
Mengapa seberat ini hidup Jisoo?
Ia harus tetap bekerja dengan ibu untuk uang tambahan, sekarang ia harus segera pindah.
Dia pasti tak punya uang untuk menyewa tempat tinggal baru, pikir Taehyung. Ponsel Jisoo'pun di taruh kembali.

Tak lama kemudian Taehyung melihat Jisoo keluar dari kamar dengan wajah masih mengantuk.
Ia terbangun karena mendengar suara coco.
Sambil merapikan rambut dan menggosok matanya, Jisoo tersenyum pada Taehyung yang tengah duduk di sofa bersama Coco.

"Ah, oppa.. rupanya kau sudah bangun lebih dulu. Aku akan buatkan kau coklat hangat dan sarapan setelah aku mencuci muka."
Jisoo bergegas kembali masuk ke kamar dan menuju kamar mandi.

Taehyung hanya menatap Jisoo sampai sosok itu masuk kedalam dan tak terlihat lagi.

Apa yang harus ku lakukan mengenai hal ini?
Dia pasti bingung ketika membaca pesan dari Nana.

~~~

"Aku biasanya hanya memakan roti dan mentega saja untuk sarapan. Tapi sekarang rotinya diolah menjadi lebih lezat. Di tambah dengan hidangan lainnya seperti ini pasti akan membuatku kenyang sampai sore hari.
Terimakasih Jisoo... ".
Taehyung mengelus rambut Jisoo yang duduk di sebelahnya bersiap untuk sarapan bersama.

"Oppa, kau harus makan yang banyak. Dan jangan sering membuat makanan instan, itu tidak baik untukmu. Aku akan sering memasak untukmu..".
Jisoo memberikan telur dadar ke piring Taehyung.

Jisoo memang pandai memasak, dan juga membersihkan rumah. Ia seperti seorang ibu.
Ya, dan itu semua ibu yang mengajarkannya.
Tiba-tiba muncul suatu ide di benak Taehyung.

"Jisoo.. maukah kah kau tinggal bersamaku disini?
Aku pikir akan lebih baik kau disini.
Aku bisa selalu menikmati masakanmu,
Dan juga kau bisa menjadikan ruangan kosong itu sebagai studiomu. Aku mendengar dari ceritamu, kupikir Nana sering membawa kekasihnya, dan itu pasti sangat tidak nyaman untuk kalian berdua."

Taehyung mengatakan itu sambil makan.
Seolah ia tak mengetahui tentang pesan Nana.
Taehyung memang membaca pesan itu, tp Taehyung mengaturnya agar pesan itu seolah belum terbaca.

Mendengar itu Jisoo sempat terdiam sejenak.
Ia berpikir dan mengiyakan perkataan Taehyung tentang Nana. Lagipula mereka sekarang bisa disebut sedang berpacaran. Tapi Jisoo ragu jika suatu saat Jimin dan orang tua Taehyung akan tau.

"Nana memang menanyakan beberapa kali padaku untuk mencari tempat tinggal baru. Tapi aku selalu bilang belum memiliki cukup uang. mungkin dia kasihan padaku dan membiarkanku tetap tinggal. Ah aku lupa menghubunginya tadi malam. Aku akan mengambil ponselku dulu."
Jisoo beranjak dari kursi makan dan segera mengambil ponselnya.
Ia pun kembali duduk di sisi Taehyung.

Lama Jisoo memandang ponselnya.
Ia terdiam, raut wajahnya pun mulai berubah kebingungan. Taehyung berpikir pasti Jisoo sudah membaca pesan dari Nana.

"Sepertinya aku tidak usah menghubungi Nana. Mungkin dia sedang dengan Yongjae.
Oppa, nanti aku akan keluar sebentar untuk bertemu Nana. Kau akan membeli perlengkapan kerjamu kan siang nanti?"
Jisoo berpura-pura biasa saja. Padahal ia bingung dan sedih karena ia tak punya uang untuk menyewa tempat baru. Walaupun Taehyung menawarinya tinggal bersama, tapi Jisoo masih sangat meragukan hal itu.

"Iya, aku akan pergi siang ini.
Apa aku harus mengantarmu?"
Taehyung menawarkan bantuannya lagi.

"Tidak usah. Aku pergi sendiri saja. Nanti setelah itu kita bertemu di kedai ibu saja ya"
Jisoo menjawab dengan senyum hampanya.
Jisoo melanjutkan sarapannya walaupun matanya menerawang dengan pandangan kosong.

Taehyung paham benar perasaan Jisoo. Ia pun memberanikan diri menawarinya lagi untuk tinggal bersama. Taehyung benar-benar tak ingin Jisoo terlalu banyak pikiran tentang apapun.
Ia tak akan membiarkan Jisoo'nya merasa khawatir akan sesuatu.

"Lusa aku sudah mulai bekerja. Nanti tidak ada yang mengurus rumah ini dan juga Coco ketika aku bekerja. Aku berharap setiap aku pulang kerja kau ada disini dan memasak untukku setiap hari. Nanti akan ku buat studio pribadimu lebih nyaman agar kau bisa membuat lagu tanpa gangguan.
Tinggallah bersamaku Jisoo..
Aku ingin melihatmu setiap hari.."
Taehyung membujuk dan merengek pada Jisoo.

Taehyung tak ingin Jisoo tau jika tawarannya ini berawal dari pesan Nana.
Taehyung tak ingin Jisoo merasa di kasihani.
Dan mungkin ini adalah keuntungan bagi Taehyung agar selalu bisa bertemu Jisoo tiap hari.

Jisoo benar-benar tak punya pilihan.
Ia berpikir mengapa harus selalu dengan Taehyung ia menghadapi kesulitan ?
Hal apa lagi yang akan merepotkan Taehyung nantinya? Jisoo khawatir akan selalu merepotkan Taehyung.

"Hmmmm baiklah... aku akan tinggal disini asalkan hanya untuk sementara saja sampai aku dapatkan tempat tinggal, aku harus menabung dulu.
Tapi bagaimana dengan Jimin, dan juga ayah ibu? Suatu saat mereka pasti akan berkunjung kemari, kan?" Jisoo sangat khawatir akan hal itu.

"Jimin akan kuberitahu tentang ini, dia mungkin bisa mengerti keadaanmu.
Tapi ayah dan Ibu, kita harus merahasiakan ini dan juga harus mencari cara jika suatu saat mereka akan berkunjung.
Untuk saat ini yang paling penting adalah kau harus membereskan barangmu dan bergegas pindah.
Kau tidak perlu khawatir tentang apapun.
Aku akan mengurus semuanya."
Taehyung menenangkan Jisoo dengan mengelus lembut rambutnya.

Merekapun melanjutkan sarapan pagi itu, sebelum beraktivitas masing-masing.

Di tengah asiknya mereka bercerita sembari menghabiskan sarapan, suara bel pintu Taehyung terdengar.
Taehyung terheran karena biasanya tidak ada yang datang selama ini ke apartemennya.
Terlebih lagi ini masih pagi.

Pun dengan Jisoo, ia sedikit panik karena melihat Taehyung heran dengan suara bel pintu itu.

Siapakah yang datang kemari sepagi ini ?

Taehyung bergegas menuju pintu, sebelum itu ia mengintip dari lubang door viewer pintunya.
Taehyung pun terkejut dengan adanya sosok perempuan di depan pintunya....



^_^ 💜
~bersambung~

Im here, J ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang