Sweet as cake

630 95 9
                                    

Jimin, bisakah kau membantuku??
Setelah menjalani tes rupanya Jisoo mengirim pesan pada Jimin yang sedang tak ada di rumah sakit.
Mereka merencakan sesuatu.

~~

Taehyung, Jisoo dan Ibu saling memeluk satu sama lain setelah berbicara mengenai hubungan mereka.
Ibu sangat mengerti perasaan anak-anaknya. Tapi dengan kelembutan hati ibu, Taehyung menahan egonya untuk bisa bicara pada Ayah.

"Kau makanlah dulu nak.. Jisoo gantilah bajumu, ibu akan membantumu selagi Taehyung makan."
Ibupun segera menutup tirai yang mengelilingi tempat tidur Jisoo.
Taehyung makan di meja dan sofa rendah khas rumah sakit.
Percuma ibu menutupnya, aku sudah melihat semuanya bu...
Taehyung terkekeh sendiri mengingat itu.

"Ahhh.. rasanya lama sekali menunggu hasil tesnya. Beruntung hari ini hari liburku. Jadi aku bisa menjagamu seharian disini.
Ku harap walaupun kau harus menjalani tranplantasi, itu tidak akan membuatmu patah semangat.. banyak orang baik diluar sana. Akupun akan mengikuti tes untuk menjadi pendonor.."
Taehyung mengetuk-ngetuk selang infus Jisoo yang tersendat agar bisa mengalir lagi.

"Taehyung... kau jangan khawatirkan itu.
Ayah tau apa yang akan di lakukannya.
Ia akan mencarikan donor terbaik untuk Jisoo. Percayalah pada Ibu. Kaupun tak usah khawatir dan merasa tak enak pada kami, Jisoo. Kami semua menyayangimu..."
Ibu menyuapi Jisoo buah yang dikupas tadi.

"Aku benar-benar merasa beruntung, terimakasih ibu... aduh.. perutku sedikit sakit. Mungkin karena tadi aku sedikit menekannya ketika ganti baju."
Jisoo memegang perut bawahnya.
Ibu membantunya untuk bersandar dengan nyaman.
Taehyung tersenyum sambil dudu di sofa.

Tak lama, ada suara dari luar ruangan.
Seperti orang sedang berdebat.
Taehyung beranjak berdiri, Jisoo dan ibu pun ikut menoleh ke arah pintu.
Belum sampai Taehyung ke arah pintu, ternyata Jimin dan ayah sudah membukanya.
Membawa kue tart coklat lengkap dengan lilin.

"saengil chukha hamnida...
saengil chukha hamnida...
saranghaneun Taehyung-i
saengil chukha hamnida..."

Seluruh anggota keluarga bernyanyi untuk Taehyung.
Rupanya kemarin hari ulang tahunnya.
Jisoo membuat kue itu pada malam hari, ketika Taehyung kesal.
Ya, Jisoo mengerjakannya ketika Taehyung sudah tertidur.

"Selamat ulang tahun,hyung..."
"Selamat ulang tahun, Nak.."

Jimin dan ayah bergantian mengucapkan selamat pada Taehyung yang kaget bercampur bahagia.
"Tiuplah lilinnya. Dan buatlah permintaan..."
Jisoo menambahi.

Taehyung melihat sekelilingnya,
Ia mempunyai segalanya yang ia inginkan di dalam ruangan ini.
Tuhan.. aku mohon.. biarkan aku tetap seperti ini bersama mereka. Bahagia bersama mereka..

Taehyung pun meniup lilin itu dengan rasa bahagia luar biasa.
Rupanya pagi ini Jisoo meminta Jimin untuk mengambil kue di apartemen.
Dan memberitahu ayah dan ibu tentang kejutan ini.
Ayah dan ibu tentu saja tak tau mengenai kue itu. Jimin berkata pada mereka bahwa Ia membelinya.

"Ah.. aku saja lupa kemarin hari ulang tahunku.
Terimakasih... jujur aku kaget sekali.
Kalian hadiah terindah di hidupku.
Tetaplah seperti ini.."
Taehyung mencium Ayah ibu, memeluk Jimin dan Jiaoo layaknya saudara. Ya mereka memang bersaudara, bukan?

~

Dokter spesialis penyakit dalam akhirnya tiba siang itu bersama perawat dan membawa hasil pemeriksaan Jisoo.
Semua yang berada di ruangan cukup tegang untuk mendengarnya, walaupun mereka sudah tau tentang transplantasi itu, tapi setidaknya apakah ada harapan agar tidak melakukan pendonoran dan menjalani pengobatan biasa saja.

Im here, J ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang