Pure

719 97 8
                                    

"Selamat ya .. kau sudah mendapatkan kontrak pertamamu.. aku saja harus menunggu sekitar 6-7 bulan untuk mendapatkan kontrak dengan klien. Ku akui kau memang hebat.."
Yuta, teman sekantor Taehyung memberi selamat padanya di sela-sela jam kerja.
"Ah iyaa terima kasih Yuta..
aku tidak sehebat itu.. Haha..
Ini hanya keberuntunganku saja.."
Mereka sedang berada di cafetaria kantor.
Taehyung tak lagi menyeduh kopi untuk membantunya bekerja.
Kini ia lebih suka meminum coklat hangat.
Ia membuat coklat hangat untuk mengistirahatkan pikirannya setelah beberapa jam bekerja.

Ponsel Taehyung berbunyi.
Dirogohnya saku kanannya, dan ia melihat nama Ara tertera.
Taehyung membuka pesan itu.
"Terimakasih atas traktiran sarapan pagi ini. Lain kali aku yang mentraktirmu."
Membaca itu wajah Taehyung datar saja.
Tanpa ekspresi apapun.
Ia memasukan ponselnya kembali tanpa membalas pesan Ara.

Hari ini ia merasa kosong, apa mungkin karena Jisoo tak memberi kabar padanya. Padahal tadi pagi Jisoo bilang akan ke kampus jam 9.
Ia merogoh kembali ponselnya dan menghubungi Jisoo.
Suara sambungan terdengar berkali-kali tanpa ada jawaban dari Jisoo.
Taehyung kembali menghubunginya.
Tapi tetap tak diangkat oleh Jisoo.
Ia mulai khawatir. Taehyung takut jika Jisoo sakit atau terjadi sesuatu dengannya.

Taehyung kembali menghubungi Jisoo dan mengabaikan Yuta yang sedang berbicara.
Taehyung memberi isyarat dengan jarinya bahwa ia sedang menelpon seseorang. Yuta pun mengerti dan segera meninggalkan Taehyung.

"Yaa.. ada apa oppa?"
Jisoo akhirnya menjawab telpon.
Dengan suara yang sangat lemah tentunya.

"Kau dimana? Apa kau baik-baik saja? Kenapa suaramu seperti itu? Apa kau sakit?"
Taehyung melempar banyak pertanyaan pada Jisoo dengan cepatnya.

"Hmmmm oppa.. pertanyaanmu banyak sekali. Aku pusing. Aku tidak kemana-mana, aku sedang tidak enak badan. Jadi aku hanya berbaring saja daritadi. Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Kembalilah bekerja." Jisoo menenangkan Taehyung.

"Kenapa kau tidak bilang padaku? Apa kau sudah makan? Tunggu sampai aku istirahat ya.. aku akan pulang di jam istirahat nanti. Makanlah sesuatu sebelum aku pulang." Taehyung benar-benar cemas. Karena ia ingat Jisoo pernah mengeluh sakit perut ketika ia menginap di kampus.

"Iya.. kembalilah bekerja. Jangan khawatir. Aku akan menunggu oppa pulang. Aku beristirahat dulu.." Jisoo pun mengakhiri sambungan telponnya.

Taehyung tak karuan. Ia khawatir karena Jisoo sendirian di apartemennya. Sedangkan jam istirahat masih sekitar 2 jam lagi.
Ia bingung, jika ia meminta izin untuk keluar lebih dulu, akan sangat tidak sopan karena ia pegawai baru.
Sampai akhirnya ia menghubungi Jimin.
Taehyungpun sampai lupa bahwa kemarin mereka bertengkar hebat.

"Eoohh? Ada apa?" Suara dingin Jimin menjawab di seberang telpon.

"Jimin, maaf mengganggumu. Apa kau sedang sibuk? Aku ingin meminta bantuanmu sekarang.."
Taehyung mengabaikan kejadian kemarin saat mereka saling emosi satu sama lain.

"Aku sedang di kampus. Dan akan ke perpustakaan ayah. Bantuan apa?" Jimin masih menjawab dingin.

"Bisakah kau ke apartemenku untuk melihat keadaan Jisoo? Dia sedang sakit. Sedangkan aku baru bisa pulang kurang lebih 2 jam lagi. Aku khawatir.." Taehyung melemahkan suaranya karena ia benar-benar khawatir dengan keadaan Jisoo.

"Jisoo sakit apa? Perutnya sakit lagi??
Dan Kenapa Jisoo ada di apartemenmu?
Hmm ah sudahlah, aku akan kesana sekarang. Cepatlah pulang. Aku masih banyak urusan."
Jimin terdengar agak panik dan masih menjawab dingin.

Im here, J ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang