"Maaf Oppa.. tadinya aku akan mengirim pesan padamu dan memberitahu bahwa Jimin datang kemari. Tapi dia melarang karena takut akan terjadi salah paham denganmu.."
Jisoo menunduk sambil memegang lengan Taehyung."Hmmm.. lalu ?"
Taehyung masih menunggu jawaban lain selain itu saja."Dia memberitahuku, bahwa ayah mengetahui tentang CD yang aku kirim pada Jimin.
Ayah melihat semuanya."
Jisoo hanya berani mengatakan itu saja.
Ia takut melukai Taehyung jika memberitahu yang sebenarnya."Hah? Benarkah? Jangan bercanda..
Tapi semalam aku melihat ayah tampak biasa saja...."
Taehyung merasa aneh."Oppa... ayah marah pada Jimin.
Dan...
Ayah menampar Jimin.. aku merasa bersalah.."
Jisoo makin menunduk mengingat kejadian yang Jimin ceritakan.
"Ayah bilang jangan sampai kakek mengetahuinya, karena..."
Jisoo terhenti. Ia lupa bahwa hal itu jangan sampai di ketahui Taehyung. Tapi ia benar-benar sulit berbohong tentang itu sekarang karena memikirkan ayah."Karena apa????"
Taehyung mulai bernafas cepat mendengar nama kakek, karena baru saja dia bertemu dengan sosok itu."Karena.. karena kakek masih sering memukuli ayah jika ada sesuatu yang salah dengan keluarganya..
maafkan aku oppa..."
Jisoo memeluk Taehyung yang terdiam dan menggertakan rahangnya pertanda sangat marah."Ini semua salahku...
seharusnya aku tidak muncul di hadapan ayah.. seharusnya aku tidak bersama kalian saat ini..
Aku.. aku hanya pembawa sial.."
Jisoo terisak.Taehyung memegang kedua pipi Jisoo. Di naikkannya perlahan dan di tatapnya dalam-dalam.
"Hey.. jangan berkata seperti itu. Kau bukan Tuhan.
Ini semua sudah takdir. Jangan salahkan dirimu sendiri. Masalah ini akan segera berlalu.
Aku berjanji padamu..."
Taehyung mengecup kening Jisoo dan memeluknya.
Tangis Jisoo semakin menjadi."Kau harus fokus pada kesehatanmu.
Malam ini aku harus pergi bertemu klien.
Besok siang kita akan kerumah sakit untuk mengecek kondisimu, dan juga kita harus berkonsultasi mengenai donor ginjal."Taehyung mengalihkan pembicaraan agar Jisoo tidak terlalu banyak pikiran.
Padahal di dalam kepala Taehyung terlalu banyak pertanyaan yang menggantung dengan rangkaian kejadian hari ini.
Ditambah lagi ia benar-benar memikirkan bagaimana perasaan Jimin.
Membayangkan ia di tampar ayah saja membuat Taehyung pilu..
Taehyung selalu tak ingin orang terdekatnya tersakiti.~~~
Sudah sekitar 1 jam lebih Taehyung dan timnya membicarakan tentang kontrak iklan dan design dengan klien.
Sampai pada akhirnya selesai juga pertemuan mereka. Dan sang klien pun meninggalkan restoran yang cukup mewah itu."Ahh lega sekali.. aku pikir akan memakan waktu beberapa jam. Rupanya mereka bukan type klien yang cerewet. Semoga secepatnya kita akan mendapat kabar baik dari mereka."
Taehyung meminum kembali sisa winenya bersama teman-temannya dan bergegas berpamitan untuk pulang.Ketika selesai mengurus tagihan konsumsi mereka tadi, Taehyung di kejutkan oleh sosok Ara di belakangnya saat ia membalikkan tubuhnya.
Astaga.. kenapa dia selalu ada dimana-mana? Membuatku kaget saja.."Ara? Kebetulan sekali.."
Taehyung hanya menyapa basa basi."Kita selalu saja bertemu tanpa di duga..
Aku kemari untuk memesan beberapa tempat VIP untuk pertemuan perusahaan kami.
Bagaimana dengamu?
Oh ya, apakah Jisoo sudah sehat kembali?"
Ara memberikan selembar kertas catatan pada petugas restoran untuk pesanan tempat VIP.
KAMU SEDANG MEMBACA
Im here, J !
Romancemencintai seseorang dengan cara yang sulit memang membuat seorang Taehyung terpuruk. Lebih lagi ia harus menghadapi berbagai konflik keluarga dan rahasia yang tidak ia ketahui sepanjang hidupnya. Dia pikir percintaannya akan semudah jalan karierny...