Special Edition 100k V

4K 177 21
                                    

"Actually macam mana you tahu rumah I dekat sini?" soal Alif Muhaimin Kepada Irdina.

"I tanya Aswad. But I tak tanya detail sebab mungkin dia tak tahu. Then I terserempak dengan Johan. So dialah yang bagi alamat rumah you," matanya memandang Zillqayyim yang sedang kusyuk menikmati ayam KFC yang dibawa Irdina.

"Aswad?"

Irdina mengangguk, "Aswad, your designer. Dia adik I,"

Alif Muhaimin mengangguk tanda faham.

"Sedapnya tengok dia makan," ujar Irdina. Tersenyum melihat Zillqayyim yang berselera menikmati makanan itu.

Alif Muhaimin ketawa kecil, "Dia memang nak ayam goreng pun tadi
Budak-budak punya favorite, kan? Kebetulan you datang bawak KFC untuk dia. Suka la tu,"

Irdina mengangguk, "Betul la tu. I kecil-kecil suka makan ayam goreng. Almost everyday my mom will cook ayam goreng. Kalau tak I tak nak makan nasi," cerita Irdina.

"Wah, memilih eh,"

"Mana ada. Dah memang favorite," tiba-tiba Irdina memandang sekeliling rumah itu, "Sunyi rumah you. Fatima tak balik lagi?"

Alif Muhaimin mengangkat wajah, "What do you mean?"

"Fatima kan pergi Indonesia. Ni tak ada pun dia. That why I ask, dia tak balik lagi ke?"

"Macam mana you tahu dia pergi Indon?"

"Alif, kerja I flight attendant kut. Hari tu I jumpa dia. Tiga hari lepas rasanya. Kitorang naik fligh yang sama," beritahu Irdina.

"Dia cakap dia pergi Indon buat apa? And you tahu dia pergi dengan siapa?" soal Alif Muhaimin. Betul-betul ingin tahu.

"Dia kata sebab business. And masa I jumpa dia tu, dia ada kawan. Muka macam mix arab sikit," ujar Irdina yang maksudkan Naziha.

Alif Muhaimin mengangguk. Sudah tentu dia ke Indonesia untuk membatalkan apa yang telah dimulakan.

"You okay ke?"

Alif Muhaimin mengangguk laju, "Ya I'm okay,"

Irdina minum air yang terhidang, "Sorry for asking but, you dengan Fatima bergaduh ke?"

"Kenapa you tanya macam tu?"

Irdina ketawa kecil, "Alif, kalau I tahu my brother in law biarkan my sister naik flight dengan keadaan dia pregnant memang I mengamuk tau. I know you are very care with your family. Alif Muhaimin yang I kenal dulu family oriented even he is workaholic. So I rasa mesti ada benda yanh jadi sampai you sanggup biarkan Fatima pergi Indon with her friend,"

Alif Muhaimin menunduk. Dia rasa serba salah untuk bercerita. Irdina seperti sudah dapat mengagak apa yang berlaku.

"Come on Alif. Fatima merajuk dengan you ke?"

Perlahan-lahan Alif Muhaimin mengangguk, "Actually yes,"

"Why? Sebab you kerja kuat sangat. Am I right?"

Sekali lagi dia mengangguk, "I terlalu kejarkan apa yang I nak sampai I lupakak dia, lupakan anak I. Thats why dia pergi and maybe tunaikan janji,"

"Janji apa?"

"Janji yang dia akan batalkan projek dekat Indonesia if I broke our promise,"

"And seem like, you are already broke your promise,"

"Of course. I leka. I Ingatkan dia main-main,"

Irdina menggeleng mendengar cerita Alif Muhaimin.

"It's okay. I hope nanti you pujuk la dia. Dia wife you,"

Alif Muhaimin senyum nipis, "Thats my plan,"

[C]Peluang Kedua: Fatima Az-ZahraWhere stories live. Discover now