|| 10 || CALON

1.6K 142 20
                                    

Sudah tiga hari Lesty tidak melihat batang hidung bosnya. Kemana dia? Batinnya terus bertanya. Bahkan dirinya yang notebenenya sekretaris pun tidak tahu kemana bosnya pergi.

Pertemuan dengan para client pun dirinya yang hadiri. Meski tidak Lesty sendiri, ia di bantu oleh staf yang lainnya. Fildan benar-benar seperti di telan bumi.

Yang lebih menyesalkannya. Dirinya di buat baper oleh Fildan. Dan sekarang? Fildan malah pergi meninggalkan luka di hatinya.

Lesty tidak memiliki riwayat sakit telinga. Telinganya sehat-sehat saja. Dirinya dengar dengan jelasnya, saat Fildan menyatakan cinta. Lalu tiga hari yang lalu memintanya untuk menjadi pacarnya. Lesty dengar! Tapi kenapa? Saat dirinya bertanya kembali, bosnya malah bersikap acuh. Lesty merasa bahwa Fildan sedang mempermainkan perasaannya.

Di terbangkan lalu di jatuhkan.

Terlalu berharap. Terlalu halu. Dan kebanyakan khayal.

+62 895 3544 6325 is calling~

Saat Lesty tengah meratapi nasib hatinya. Ponsel yang Lesty simpan di samping laptop pun berdering.

"Siapa?" gumam Lesty saat melihat nomor yang menelepon dirinya.

"Apa client yang komplen?" Lesty terus menerka siapa dan mau apa? Tanpa sadar ponselnya sudah tidak berdering lagi. Saat ponselnya akan di letakkan kembali, nomor tersebut meneleponnya lagi.

"Assalamualaikum" lebik baik Lesty langsung bertanya. Terdengar helaan nafas di seberang sana.

"Waalaikumsalam. Syukurlah. Kamu mengangkat panggilan Tante"

Tante? Siapa beliau?

"Maaf dengan siapa ini?"

"Les. Lesty Rakisyi? Anaknya Isyi Rakisyi dan Raga Rakisyi?" tebaknya membuat Lesty bertambah bingung.

"Ini tante, Les. Sahabat orangtuamu" ujar orang tersebut di seberang telepon. Merasa kesal karena Lesty tidak kunjung menjawabnya.

Dari suaranya, Lesty merasa tidak asing. Sepertinya Lesty pernah mendengar suara ini. Tapi dimana? Dan siapa dia?

"Tapi-"

"Nanti malam kita ketemu di restomu. Ada yang ingin tante sampaikan, Les" potong orang tersebut. Membuat Lesty tanpa sadar mendengus.

"Apa kita sebelumnya pernah bertemu, Tan?" tanya Lesty ragu. Bagaimana pun juga Lesty takut jika ini hanyalah tipuan.

"Iya, Les" balasnya membuat otak Lesty terus berputar mengingat siapa orang tersebut.

"Ah! Tante yang waktu itu kita ketemu kan? Tante-" pekik Lesty saat dirinya mengingatkan siapa pemilik suara yang menelepon dirinya.

"Iya sayang. Sudah ya tante tutup dulu. Besok jam makan siang kita ketemu. Sekalian tante akan mengenalkan calonmu" potong orang tersebut.

"Dunia memang sempit" batin Lesty, tidak menyangka. Lesty tersenyum senang, namun saat mendengar kata 'calon' tiba-tiba perasaan menjadi tidak enak.

"Calon apa, Tan?"

"Suami"

Tut. Tut.

Setelah mengatakan itu, orang yang menelepon Lesty langsung mematikan sambungan teleponnya.

Argh!

Lesty bingung apa yang beliau maksud? Calon? Calon suami? Apa-apaan ini? Calon pacar saja Lesty tidak punya. Yang Lesty punya hanya gebetan namun sudah pergi setelah membaperi dirinya.

cinta MENGAPA gengsi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang