Setelah pertempuran antara batin dan pikiran, aku sudah memutuskan alur ceritanya. Semoga kalian suka dengan alur yang ini :)
Kasih tau, kalau ada kesalahan ya. Biar nanti aku perbaiki ^^
Happy Reading
Lesty, Lita, Zilva dan Jodan malam ini langsung berangkat ke rumah sakit yang di beritahu oleh orang suruhan Lita.
Di dalam perjalanan Lesty terus saja menangis, bahkan Lita kewalahan menenangkannya.
Mereka berangkat tidak menggunakan supir, Jodan sendiri yang menyetir.
Memakai waktu satu jam lebih agar bisa sampai di rumah sakit. Sesampai di parkiran rumah sakit, Lesty langsung keluar lebih dulu, tidak memedulikan panggilan Lita.
"Lesty, tunggu!" teriak Lita namun di hiraukan oleh Lesty.
"Ayok, kita susul" Lita mengajak Jodan dan Zilva berlari agar bisa menyusul Lesty yang sudah jauh di hadapannya.
Lesty sudah sampai di depan resepsionis. Dia langsung menanyakan pasien atas nama suaminya.
"Maaf, Sus. Pasien bernama Fildan Filfazsha, ada di ruangan mana?"
"Bentar, Mbak" ujar suster. Lalu suster tersebut mengecek kamar mana yang Fildan tempati.
Setelah di cari, suster tersebut langsung memberitahu di mana kamar pasien bernama Fildan. Tanpa membuang waktu lagi, Lesty langsung berlari ke ruang inap Fildan.
"Kak! Tunggu" ucap Jodan yang berhasil meraih tangan Lesty.
"Kak. Tenangkan diri Kakak dulu" ujar Jodan lagi. Lalu Lesty menghembuskan napasnya, untuk menenangkan pikirannya.
"Ayok kita sama-sama ke kamar inap Kak Fildan" ajak Jodan lalu merangkul Lesty dengan di ikuti Lita dan Zilva di belakangnya.
Setelah berhasil menemukan kamar inap Fildan. Semuanya terdiam.
"Siapa yang mau masuk duluan?" tanya Lita.
Awalnya Lesty ingin langsung masuk, namun niatnya Lesty urungkan karena mendengar suara perempuan di dalam kamar tersebut.
"Gantengnya. Gak salah nikah sama kamu, hihihi"
"Kira-kira ada siapa di dalam, Bun?" tanya Zilva yang mendapatkan gelengan kepala dari Lita.
"Suster mungkin. Ayok" Jodan lebih dulu membuka pintu kamar tersebut.
"Mana mungkin suster cekikikan" ujar Zilva terheran-heran.
Seketika mata Jodan melotot melihat Fildan di dalam sana yang tengah berbaring dengan seorang perempuan yang berdiri di sampingnya.
"Mas Fildan!" seru Lesty lalu menerobos masuk melewati Jodan yang menatap bingung wanita yang menemani kakak iparnya.
"Eh! Ngapain?" tanya wanita yang menemani Fildan menahan Lesty agar tidak mendekati Fildan.
"Siapa kamu?" tanya Lesty langsung. Perempuan di hadapan Lesty, kira-kira seumuran dengan Rere-sahabat suaminya. Perempuan itu tersenyum aneh. Lalu dengan angkuhnya, dia mengulurkan tangannya.
"Farah. Istri dia, Hihihi" ujar wanita bernama Farah cekikan seraya menunjuk Fildan yang belum sadarkan diri.
Lesty menatap wanita di depannya, aneh. Tanpa membalas uluran tangan wanita bernama Farah, Lesty langsung menghampiri suaminya yang terbaring.
Namun, Lesty ingin menegaskan sesuatu.
"Tapi maaf, Mbak. Dia suami saya, bukan suami Mbak" ujar Lesty yang mendapatkan gelengan dari Farah.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta MENGAPA gengsi (Completed)
Ficção GeralJudul awal "MENGAPA" "Mengapa harus dia yang aku cintai?" "Mengapa aku bertemu dengan lelaki seperti dia?" --- Pertemuan yang terjadi pada dua insan yang berbeda sifat. Perbedaan itulah, yang membuat mereka merasa saling membutuhkan. Lelaki dengan...