|| 39 || BAHAGIA ATAU SEDIH?

1.4K 127 28
                                    

Semuanya sudah menjadi kehendak Tuhan. Nikmati, syukuri, dan jalani apapun itu yang Tuhan berikan untuk kita.

...

Sesampainya Fildan di rumah, Fildan langsung memasukan mobilnya ke pekarangan rumah, karena memang pagarnya belum di tutup sedari pagi.

Tanpa memakirkan mobilnya dengan benar, Fildan tergesa, langsung keluar dari mobil dan berlari membuka pintu rumah, yang untungnya tidak di kunci.

BRAK!

Bahkan Fildan menendang pintu, yang menurutnya sudah membuang waktunya untuk bertemu dengan sang istri.

Tidak tahukah jika perasaannya saat ini tengah kalut?!

Perasaan Fildan kalut. Rasa cemas dan khawatir akan keadaan istrinya, membuat Fildan tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Bahkan kepalanya sekarang terasa sangat sakit.

"LESTY" panggilan Fildan menggema di ruang tamu. Namun tidak ada sahutan dari sang pemilik nama.

Di carinya lesty ke dapur, namun Fildan tidak menemukan keberadaan istrinya, Fildan hanya melihat keadaan dapur yang masih berantakan dan di tambah lagi dengan pecahan piring di mana mana.

Lagi-lagi rasa bersalah menghampirinya.

Jantungnya berdetak bertambah kencang. Memikirkan hal-hal yang buruk yang menimpa Lesty.

"SAYANG. MAS PULANG" teriak Fildan lagi, namun sekarang suaranya terdengar bergetar, menahan rasa sesak yang menjalar ke ulu hatinya.

Kakinya membawa dirinya menelusuri semua ruangan. Hingga hasilnya nihil.

Setelahnya, Fildan dengan segera langsung menaiki anak tangga. Di bukanya pintu kamar dirinya dan Lesty dengan kasar.

BRAK.

Matanya menjelajahi sudut ruangan namun masih tidak menemukan keberadaan Lesty. Hingga netra mata Fildan, menatap pintu kamar mandi yang terbuka setengah. Langsung saja Fildan berlari ke sana dengan seiring detak jantung yang kian kencang.

Mata Fildan terbelalak. Hatinya sakit, tubuhnya lemas seketika, jantungnya seakan berhenti berdetak saat melihat kondisi Lesty yang tidak sadarkan diri di dalam kamar mandi dan noda darah pada gamis yang dikenakan.

"ASTAGFIRULLAH LESTY!" pekik Fildan terkulai lemas di samping tubuh Lesty.

"Sayang bangun. Maafkan Mas yang sudah bertingkah seenaknya" diraihnya tubuh rapuh sang istri kedalam pelukkannya, Fildan tidak bisa berpikir saat ini.

Hatinya benar-benar sakit, apalagi melihat darah yang keluar dari balik gamis istrinya, membuat Fildan takut. Namun tidak lama, Fildan segera membawa tubuh Lesty keluar dari kamar. Di letakkannya tubuh Lesty di kasur mereka. Sekarang Fildan bingung harus apa.

Rasa bersalah semakin membuncah didalam dirinya. Rasanya Fildan ingin membunuh dirinya sendiri, yang begitu bodohnya telah melukai hati istrinya. Apalagi saat kulitnya bersentuhan dengan kulih Lesty. Rasa panas-dingin menjelar di kulit Fildan.

Seketika Fildan merasa bodoh. Kenapa dalam situasi genting seperti ini, otak cerdasnya tidak berfungsi?

Menenangkan hatinya. Beristighfar, memohon ampun dan pertolongan pada Allah SWT., agar bisa berpikir jernih, apa yang harus dirinya lakukan? Seraya mengusap-ngusap telapak tangan Lesty yang terasa dingin. Hingga dirinya terpekik tertahan.

"Rumah sakit! Kenapa saya bodoh sekali?!" runtuknya. Lalu mengangkat tubuh Lesty yang sekarang sudah di baluti oleh selimut, memberikan kehangatan untuk Lesty.

cinta MENGAPA gengsi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang