|| 38 || RENCANA-NYA

1.2K 122 36
                                    

BANTU TANDAI TYPO YA. BIAR LANGSUNG DI PERBAIKI ^^

...

Ini bukan rencanaku.
Tapi rencana-Nya.
Ternyata benar, rencana-Nya lebih mengejutkan daripada rencanaku, yang hanya manusia biasa.--Fildan Filfazsha

Happy Reading

Pagi ini rasanya ada yang berbeda.

Sikap Fildan pada Lesty sangat berbeda hari ini. Setelah pulang dari pesta pernikahan Pandu, sikap Fildan pada Lesty berubah. Fildan yang selalu menggodanya, kini tidak ada. Hanya ada Fildan yang bersikap dingin pada istrinya sejak semalam, makan malam bersama dengan keluarga.

"Ya Allah, Mas. Aku minta maaf kalau buat kamu marah" ujar Lesty lesu. Sudah di katakan, jika dari kemarin perut Lesty rasanya sakit? Dan sampai saat ini perut Lesty masih sakit, di tambah kepala juga pusing. Hanya saja, Lesty tidak mengatakannya pada Fildan.

Fildan masih diam. Tetap pada sikap dinginnya. Mereka sarapan dalam diam. Tidak ada obrolan hangat yang biasanya tercipta.

"Makan. Nanti sakit" meski bersikap dingin, tapi Fildan masih peduli pada istrinya yang pagi ini terlihat pucat.

"Biarin sakit. Orang Masnya aja gak peduli" lirih Lesty, menundukkan kepalanya. Sarapannya pun belum Lesty makan, sedari tadi Lesty hanya mengaduk-ngaduknya tanpa nafsu. Rasa sakit di perutnya, membuat Lesty tidak nafsu makan. Dan ditambah lagi dengan sikap dingin suaminya, membuat nafsu makan Lesty benar-benar hilang.

Fildan menghela nafas sebelum beranjak dari duduknya. Lalu mengambil jasnya yang tersampir di kursi yang sebelumnya diduduki.

"Saya berangkat. Kamu makan, jangan kekanak-kanakan kayak gini" Lesty mendongak menatap suaminya yang benar-benar berubah. Nada suara Fildan terdengar datar, tidak ada nada khawatir yang Lesty dengar. Bahkan suaminya pun mengganti gaya bahasanya.

"Aku gak mau makan!"

PRANK!

Lesty melempar piring berisi nasi goreng buatannya, saking kesalnya pada suaminya. Piring sudah pecah, beling-beling berserakan di lantai.

Fildan melotot, menatap Lesty tidak percaya.

"Dasar kekanak-kanakan!" nada suara Fildan menaik. Ini kali pertamanya dalam pernikahan mereka terjadi pertengkaran yang serius.

"Iya aku kekanak-kanakan! Puas kamu?!" air mata Lesty luruh. Entah kenapa, Lesty merasa ingin menangis meraung-raung, memberitahu pada semuanya jika perutnya benar-benar sakit.

Tapi kenapa suaminya bersikap, seolah-olah tidak peduli padanya?

"Beresin! Saya gak suka liat lantai kotor gitu"

"Ini rumah aku. Bebas dong--"

"IYA INI RUMAH KAMU! KAMU BEBAS MAU MECAHIN SEGALANYA!" Lesty terkejut. Bahkan Lesty sampai mundur beberapa langkah. Pria di depannya, sungguh marah. Muka Fildan merah padam, entah kerena apa yang pasti bukan karena merona.

"Mas" lirih Lesty, jantungnya berdetak kencang. Dadanya naik turun, badannya bergetar menandakan Lesty benar-benar terkejut. Lesty tidak bermaksud berbicara seperti itu.

"Saya hanya numpang sama kamu. Dan kamu berhak bersikap semaumu! Jadi lakukan apapun yang kamu suka!"

"Gak. Bukan itu maksud aku. Kamu kenapa sih jadi berubah gini? Apa yang membuat Mas marah? Katakan pada aku, biar aku tau" Lesty maju beberapa langkah, mendekati suaminya. Saat Lesty akan memeluk tubuh tegap suaminya, Fildan mundur. Lalu Fildan pergi.

cinta MENGAPA gengsi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang