|| 20 || HAMPIR SAJA

1.4K 139 24
                                    

Sudah beberapa menit Lesty menunggu Fildan dan Rere keluar dari club malam. Namun yang di tunggu-tunggu belum juga menampakkan batang hidungnya.

Hingga kantuk menyerang Lesty.
Ingin tidur, namun takut terjadi sesuatu hal yang tidak Lesty inginkan. Entah kenapa hatinya tiba-tiba resah.

Hingga suara ketukan pada kaca mobilnya menyentak Lesty. Lesty menoleh ke sumber suara, dan ia bisa melihat dua orang pria yang berpenampilan acak-acak. Seperti orang yang mabuk atau preman?

Dengan tubuh yang besar, serta wajah yang menurut Lesty menyeramkan. Mereka terus saja mengetuk kaca mobil Lesty.

Tok. Tok. Tok.

Kaca mobil bagian pengemudi terus saja di ketuk oleh salah satu pria yang berada di luar, dari cara mengetuknya seperti orang yang tidak sabaran. Dan itu, membuat jantung Lesty tiba-tiba berdebar tidak karua, bukan karena cinta melainkan rasa takut yang kini menyelimuti dirinya.

"Aku harus apa ini? Ya Allah tolong hambamu" pinta Lesty dalam hati. Kini Lesty sudah menundukkan kepalanya, berharap dua pria yang mengetuk kaca mobil tidak bisa melihat dirinya.

"Hey keluar! Kita tau ada orang di dalam!" sentaknya seraya mengetuk kaca mobil Lesty lebih kencang dari sebelumnya. Membuat Lesty ingin sekali berteriak meminta bantuan. Namun saat Lesty mengedarkan pandangannya, ia menatap sekeliling club malam yang sangat sepi. Mungkin orang-orang tengah asik berada di dalam club.

Di dalam mobil, Lesty terus merapalkan bacaan istigfarnya. Hanya pada-Nya Lesty meminta pertolongan.

"Keluar! Jika tidak, kaca mobil ini akan kita pecahkan!" ancam dari salah satu mereka membuat Lesty tersentak namun tetap dalam posisinya yaitu menundukkan kepalanya, bahkan hampir berjongkok.

Untung saja kaca mobilnya itu hitam, jadi tidak terlalu jelas dengan keadaan di dalam mobil, dan yang lebih Lesty syukuri adalah lampu mobil yang Lesty sengaja matikan saat menunggu Fildan dan Rere.

Mungkin itu juga membuat kedua pria itu menyerah

"Bos, sepertinya di dalam tidak ada orang" samar-samar Lesty bisa mendengar ucapan dari salah satu pria tersebut.

Tetapi Lesty heran. Kenapa mereka bisa berpikir di dalam ada orang yang jelas-jelas keadaan dalam mobil gelap.

"Tapi tadi gue lihat cahaya dari dalam!" ucap salah satunya lagi yang kini Lesty mengerti. Mungkin yang di maksud cahaya itu adalah saat tadi Lesty memainkan ponselnya.

"Cukup tajam juga penglihatannya" gumam Lesty dalam hati.

"Mungkin Bos salah liat"

"Heh! Mata gue masih normal!" dan ternyata pria yang di sebut bos itu tidak terima di salahkan.

"Terus kita harus apa, Bos? Tuh liat, di dalam mobil gelap gitu" sepertinya anak buah dari bos itu sudah nyerah dan mulai kesal.

"Yaudah, cabut!" dan setelah itu, Lesty bisa bernafas lega.

"Akhirnya" gumam Lesty seraya menghela nafas lega.

"Alhamdulillah Ya Allah"

Saat dua pria itu sudah menjauh dari mobilnya, Lesty dengan hati-hati kembali duduk di kursi pengemudi. Ia akan meninggalkan tempat ini, biar urusan Fildan belakangan. Akan ada saatnya untuk di bahas.

Dengan keyakinan yang di milikinya, Lesty langsung menancap gas meninggal tempat yang Allah benci. Dan saat itu juga, samar-samar Lesty bisa mendengar pekikan dari seorang pria yang tadi menghampiri mobilnya.

"Sialan! Mobil itu jalan!"

"Ternyata benar Bos. Di dalam mobil itu ada orangnya" sahut sang anak buah membuat sang bos mendelik kearahnya.

cinta MENGAPA gengsi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang