E P I L O G

2K 104 5
                                    

"Anak Ayah, kok cantik banget sih" dengan gemasnya Fildan mencubit pipi Putrinya, membuat si bayi cantik nan imut tersebut menangis kencang, karena tidur siangnya terganggu akibat ulah jail Ayahnya.

"Astagfirullah, Ayah! Kenapa Dek Rara-nya nangis sih" ujar seorang wanita yang baru selesai merias dirinya. Fildan menoleh, menatap wanita yang sudah menjadi bidadari dunianya, dan insaAllah akan menjadi bidadari syurganya, dengan tampang tanpa bersalah.

"Bukan 'Dek'! Tapi 'Kak'. Kak Rara, iya kan sayang?" larat Fildan lalu bertanya pada bayi mungil yang kini sudah berada di gendongan Bundanya.

Tanpa Fildan sadari pipi wanita yang Fildan sebut bidadari itu memanas. Karena mengerti maksud dari kata 'kak', yang berarti putri mereka akan menjadi kakak untuk adiknya kelak.

"Liat Kak. Pipi Bunda kamu merah" ucap Fildan pada putrinya untuk menggoda bidadarinya.

"Apaan sih!" karena malu dan kesal, wanita yang di sebut bidadari yang tidak lain adalah Lesty Rakisyi itu langsung mencubit pinggang Fildan.

"Aduh! Sakit" pekik Fildan kembali membuat putri mereka menangis. Karena Fildan memekik hampir di dekat telinga si bayi.

"Tuhkan nangis lagi, ish!" Lesty kembali menyusui putrinya agar kembali tidur dengan botol yang sudah di isi ASI-nya. Tidur siang putrinya di hari weekend tidak akan tenang seperti hari-hari biasanya. Tentu saja itu karena Ayahnya akan selalu mengganggunya.

"Cantik ya Putri kita" gumam Fildan dengan mata yang penuh binar kebahagiaan. Lesty mengangguk, membenarkan ucapan suaminya.

Satu bulan yang lalu adalah pengalaman yang tidak akan terlupakan. Bagaimana pengorbanan istrinya untuk melahirkan putri mereka dan mimpi buruk yang Fildan alami. Semuanya tersimpan jelas dalam ingatan mereka.

Satu bulan yang lalu Lesty berhasil melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik dan menggemaskan, bayi tersebut di beri nama Naura Hasna Annida Fazsha, yang berarti 'Anak Perempuan Yang Mempesona Bagai Bunga Yang Indah dari keluarga Fazsha'. Dengan nama panggilan sayang 'Rara' sesuai keinginan ibu negara.

Keluarga kecil mereka kini lengkap dengan kehadiran Baby Naura.

...

"Makasih atas semuanya, Sayang" ucap Fildan lalu mencium kening Lesty penuh kasih sayang. Semenjak kejadian satu bulan yang lalu, Fildan tanpa gengsi selalu mengatakan terimakasih pada Lesty.

"Udah gak gengsi lagi nih? Sering amat bilang makasih" Lesty dengan jailnya menggoda suaminya, kapan lagi suaminya akan bersikap manis seperti ini.

Wajah Fildan seketika datar saat mendengar balasan dari ucapan terimakasihnya.

"Aku dari dulu gak pernah gengsi buat bilang makasih, ya!" ucap Fildan mengelak pada kenyataan bahwa dirinya adalah lelaki yang menjunjung tinggi rasa gengsi.

Lesty dalam hati tertawa mendengarnya, semua orang juga tahu bahwa suaminya itu lelaki penuh gengsi. Jadi ya sudahlah.

Fildan maha gengsi, selalu ingin menang sendiri.

"Ya ya... Suami aku kan gak gengsian, cuman sok cool" ucap Lesty dengan tangan yang mencolek dagu suaminya. Seketika Fildan memalingkan wajahnya, telinganya tanpa bisa di cegah sudah memerah.

Jangan harap itu karena Fildan salah tingkah, Fildan memalingkan wajahnya karena geli. Ingat geli! Seorang Fildan Filfazsha tidak akan salah tingkah di depan wanita, meski itu istrinya sendiri.

Pada dasarnya gengsi, akan tetap gengsi.

"Jadi foto gak?" tanya Fildan mengalihkan pembicara, Fildan tidak mau tingkah istrinya semakin menjadi.

Jadi siang menjelang sore di weekend kali ini, mereka akan melakukan foto keluarga di rumah mereka dengan tim fotografer yang datang kerumah. Inginnya Fildan, mereka akan foto nanti saat liburan pertama bersama Baby Naura, bermaksud untuk mengabadikan momen indah itu. Tapi ibu negara keukeuh ingin hari ini. Karena--kata ibu negara--putri mereka masih lama untuk bisa di ajak jalan-jalan ke luar kota apalagi keluar negeri.

Jadi, sebagai suami yang baik, Fildan memilih untuk mengalah, daripada urusannya berujung panjang.

Mereka-Fildan, Lesty dan Baby Naura-sudah memakai baju couple. Dengan Lesty memakai gaun yang simpel namun elegan berwarna silver, lalu Baby Naura yang juga ikut memakai gaun yang sama dengan Bundanya, dan Fildan memakai setelan jas yang senada dengan gaun istri dan putrinya.

Mereka berfoto sesuai instruksi fotografer. Fotografer menyuruh Lesty menggendong Baby Naura, dengan posisi Baby Naura menghadap kamera, lalu Fildan berdiri di samping Lesty dengan tangan yang melingkar di pinggang Lesty dan tangan satunya ikut memegang Baby Naura. Mata Fildan dan Lesty bertemu, mereka saling tatap, menunjukkan pada dunia, bahwa mereka adalah sepasang kekasih halal yang tengah berbahagia dan akan selalu bahagia.

"Aku sangat mencintaimu dan Naura" bisik Fildan lembut lalu mencium kening Lesty, seakan peka fotografer langsung memotret adegan romantis mereka.

"Mas dan Naura adalah kebahagiaan aku" balas Lesty tersenyum manis. Lalu mereka tanpa di komando langsung mencium pipi Baby Naura yang berada di gendongan Lesty.

Lagi-lagi fotografer langsung memotretnya.

"Terimakasih Tuhan, Kau masih memberikanku kesempatan untuk membahagiakan istri dan anakku" -Fildan Filfazsha.

"Terimakasih Tuhan, kau telah mengizinkanku untuk menikmati kebahagiaan bersama suami dan anakku" -Lesty Rakisyi.

#####

•revisi

Alhamdulillah. Aku bisa ngetik epilog cerita ini. Maaf ya, kalau kalian merasa gak puas.

PENDEK? Namanya juga epilog, hehe. Prolognya aja pendek banget, jadi gak heran kalau epilognya juga pendek.


By. Aninuraeni
05 Desember 2020

cinta MENGAPA gengsi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang